Kamis, 18 April 2013

artikel Aplikasi Vektor dalam Rancang Bangun Dasar Arsitektur Perosotan pada Arena Permainan Anak



Aplikasi Vektor dalam Rancang Bangun Dasar Arsitektur Perosotan pada Arena Permainan Anak


Diah Maghfirroh Wahyuni
Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi,

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrak
Besaran yang berarah disebut sebagai vektor. Vektor  sering digunakan dalam penghitungan panjang dan sudut pada rancang bangun arsitektur.  Pada dasarnya, arsitektur tidak hanya memperhatikan unsur estetika, tetapi lebih ditekankan pada konsep-konsep yang matematis. Arsitektur di masa lalu dianggap sebagai sebuah topik dan satu disiplin matematika yang hingga saat ini masih ada hubungan dekat. Banyak unsur matematika yang diterapkan dalam arsitektur seperti konsep geometri, integral, transformasi, dan termasuk vektor. Artikel ini akan membahas tentang aplikasi konsep-konsep dasar matematika dalam rancang bangun dasar arsitektur. Bahasan artikel ini yaitu konsep vektor dengan ilmu arsitektur pada arena permainan yang biasa kita temui. Metode yang digunakan adalah metode kepustakaan dan penalaran. Kepustakaan yaitu memberikan gambaran tentang materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan melalui literatur buku-buku yang tersedia dan  media massa/internet sedangkan penalaran dilakukan dengan mengaitkan masalah yang terjadi dengan kajian-kajian teori yang ada. Dari pembahasan ini diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan vektor, dapat ditentukan besar sudut, besar usaha, dan panjang proyeksi vektor.  
Kata kunci : Vektor, arsitektur, panjang proyeksi, besar sudut ( ), besar usaha (w).
Pendahuluan
Dalam kehidupan dan dalam kegiatan ilmiah kita sering terlibat menggunakan besaran dalam pengukuran, misalnya panjang, waktu, luas, volume, suhu, panas, yang tidak memerlukan arah untuk membedakanya. Besaran yang tidak berarah dinamakan sebagai skalar. Ini berbeda dengan besaran seperti kecepatan sepeda motor, untuk membedakannya selain melihat besaran yang ditunjukkan pada speedometer, juga ditentukan oleh arah gerak dari sepeda motor itu. Mungkin ketika dilihat jarum pada speedometer tampak sama, misalnya 60 km/jam tetapi ketika arahnya berbeda hasil akhirnya juga berbeda. Besaran yang berarah disebut sebagai vektor. Jadi sebagai komponen vektor, selain besaran juga arah. Masih banyak contoh-contoh vektor lainnya, seperti percepatan, gaya, berat (bukan masa).
Pada aplikasinya, vektor digunakan untuk menghitung besaran yang berarah. Selain contoh diatas, vektor juga sering digunakan dalam penghitungan panjang dan sudut pada rancang bangun arsitektur. Pada dasarnya, arsitektur tidak hanya memperhatikan unsur estetika, tetapi lebih ditekankan pada konsep-konsep yang matematis. Arsitektur di masa lalu dianggap sebagai sebuah topik dan satu disiplin matematika yang hingga saat ini masih ada hubungan dekat. Arsitektur membutuhkan kemampuan lebih dalam hal matematika.
Arsitektur adalah holak, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Vitruvius (1981) mengatakan, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk.
Vitruvius (1981) juga menyatakan bahwa arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan/ Estetika, Kekuatan, dan Kegunaan / Fungsi. Arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya.
Banyak unsur matematika yang diterapkan dalam arsitektur seperti konsep geometri, integral, transformasi, dan termasuk vektor. Konsep-konsep matematika ini telah lama menjadi elemen desain di arsitektur, pengaruhnya seperti pada Menara Pisa, Monticello, Astrodome, Gedung Opera Sydney dan Pantheon. Selain itu, konsep-konsep matematika digunakan pada banyak desain rencana dasar dari bangunan seperti desain elemen bangunan (pintu, jendela dan ornamen).
Tidak hanya seni bangunan, pembuatan bentuk arena permainan juga termasuk dalam kajian arsitektur, seperti desain arena pemainan anak, komponen-komponen dasar di dalam arena permainan tersebut, dan lain-lain. Dalam pembuatannya, dibutuhkan analisis yang matematis mengenai penerapan beberapa konsep fisika dan matematika termasuk konsep vektor di dalamnya.
Oleh karena itu, artikel ini akan membahas tentang aplikasi konsep-konsep dasar matematika dalam rancang bangun dasar arsitektur. Bahasan artikel ini yaitu konsep vektor dengan rancang bangun dasar arsitektur pada arena permainan yang biasa kita temui.
PEMBAHASAN
Vektor
Berdasarkan tinjauannya dalam geometri, secara umum suatu vektor dapat digambarkan dengan menggunakan ruas garis berarah atau panah. Pangkal panah disebut sebagai titik awal vektor dan ujung panah disebut sebagai titik terminal vektor. Besar vektor ditentukan oleh jarak antara pangkal dan ujung. Sedangkan arahnya ditentukan oleh besarnya sudut yang terbentuk oleh vektor terhadap sumbu mendatar sebagai awal perhitungan sudut dengan arah putar berlawanan dengan arah jarum jam.
Sebagai contoh, vektor yang dinyatakan dalam ruas garis berarah OA pada gambar 2.1 panjangnya 3 satuan dan arahnya membentuk sudut 450 terhadap sumbu-X positif. (Wirodikromo, 2007 :125)
A
Gambar 2.1  Vektor baris
450
O

Turmudi (2013: 70) dalam bukunya menyatakan :
“Untuk menentukan posisi suatu titik pada bidang digunakan sistem koordinat siku-siku, posisi suatu titik didasarkan pada sumbu tertentu. Sumbu ini kita namakan ‘sumbu koordinat’, terdiri dari dua sumbu yaitu sumbu X dan sumbu Y. Sistem koordinat dengan dua sumbu koordinat tegak lurus ini dinakamakan sistem kordinat kartesius dan membentuk ruang berdimensi dua yang dinamakan ‘Ruang Euklides R2’. Bidang yang terbentuk dari perpotongan tegak lurus sumbu X dan Y disebut bidang koordinat.”

Vektor  menyatakan posisi titik P(x,y), oleh karena itu dinamakan vektor posisi titik P. Kita nyatakan vektor ). Dan besarnya kita tulis  dapat kita hitung
Sesungguhnya banyak vektor yang sama dengan vektor  dalam R2. Hal ini mengarahkan bahwa secara umum setiap u vektor yang sama dengan  dapat dinyatakan dengan
 dan
Hal ini tidak mengharuskan bahwa pangkal u berada di titik asal 0, tetapi mengindikasikan suatu pegeseran (translasi) sejauh x mendatar (positif kekanan, dan negatif kekiri) dilanjutkan sejauh y tegak (positif ke atas dan negatif kebawah).
Secara grafis, jika vektor u digambarkan sebagai ruas garis bearah, arah vektor ditentukan oleh arah anak panah pada ujung vektor. Namun, penentuan arah oleh anak panah tidak menentukan ketetapan dan keberlakuan secara umum kemana arah vektor u. Oleh karena itu ditetapkan dasar penetapan arah suatu vektor. Pada bidang koordinat dimensi dua, , ditetapkan sumbu X positip sebagai dasar penetapan arah vektor, Arah ditentukan oleh berapa besarnya sudut yang dibentuk oleh vektor posisi terhadap sumbu X positip, dengan menggunakan perputaran berlawanan arah jarum jam (Anwar, 2008 : 100).
Pada gambar sudut yang dibentuk vektor   adalah , dan sudut ini disebut sudut arah. Sedangkan  , disebut cosinus arah.
Dari gambar diatas, dapat diperoleh cosinus arah yaitu
Vektor  disebut proyeksi ortogonal u pada a atau komponen vektor u pada a, ditulis  , sedangkan  adalah  proyeksi ortogonal u atau komponen vektor u pada b atau  vektor yang tegak lurus a. 
Untuk memudahkan analisis kita pindah vektor-vektor tersebut sedemikian hinggga pangkal vektor berimpit pada titik asal 0. Perpindahan ini tidak mengubah kesamaan vektor, karena kesamaan vektor tidak bergantung pada titik pangkal vektor, tetapi bergantung pada besar dan arah vektor ( Turmudi          , 2013 : 87).
Karena  atau , maka proyeksi u pada vektor yang tegak lurus a dapat ditulis .
 dan vektor satuan a adalah  , dengan demikian kita dapat menghitung bahwa  
Jadi,
Kita dapat menghitung besarnya proyeksi vektor u pada a yaitu
Jadi besarnya proyeksi u pada a adalah

Vektor dalam Arsitektur
Telah disebutkan diatas bahwa arsitektur harus memiliki tiga aspek yaitu keindahan, kekuatan, dan kegunaan. Yang akan dibahas pada artikel ini yaitu mengenai matematika vektor dalam arsitektur khususnya pada aspek kekuatan. Tidak hanya rancang bangun bentuk bangunan rumah, gedung, dan penataan kota. Komponen-komponen dasar bangun juga menjadi kajian arsitektur. Sebagai contoh produk dari arsitektur yakni bentuk arena permainan yang  berkelok-kelok seperti rel kereta anak, seluncur kolam renang pada arena bermain di tempat wisata, dan arena bermain anak beserta komponen di dalamnya.
Vektor digunakan untuk menentukan besar gaya dan usaha pada bangun tersebut. Contoh sederhana lihat pada gambar.





Gambar tersebut sebagai bentuk awal dari rancang bangun arena permainan yang biasa digunakan untuk anak-anak yang berupa perosotan. Penerapan vektor pada bangun ini yaitu penentuan besar sudut bangun, kecepatan anak  saat berada di puncak, di tengah, atau pada saat berada di tanah serta besar usaha yang dibutuhkan untuk sampai di tanah. Penjelasan mengenai besar kecepatan lebih lengkap dijelaskan pada materi vektor dan gerak pada fisika. Berikut analisisnya.
u






1.                  Penjelasan mengenai proyeksi vektor, bahwa  atau , maka proyeksi u pada vektor yang tegak lurus a dapat ditulis  atau .
Jadi, tinggi ua dapat diketahui dari pengurangan vektor oa terhadap ou.
2.                  Besar sudut diyatakan dengan simbol . Besar sudut bangun  ditentukan dengan  
Sebenarnya ukuran sudut  dapat diketahui dari aturan sinus yaitu dengan membandingkan sinus sudut  dengan panjang sisi di hadapannya yakni |ua| yang kemudian disamadengankan dengan sinus sudut di hadapan sisi u banding panjang u.  Tetapi jika menggunakan aturan sinus sudut yang baru saja dijelaskan, akan mengalami kesulitan karena panjang vektor  |ua| belum diketahui. Oleh karena itu, penghitungan cosinus arah lah yang  digunakan.
3.                  Besarnya usaha = (besarnya gaya dalam arah gerak)(panjang lintasan yang ditempuh)
Karena f membentuk sudut  dengan vektor lintasan s dimana s=u , berarti besarnya komponen vektor gaya f pada arah s adalah  , sehingga besarnya usaha adalah
Dengan analisis yang sama, vektor dapat digunakan dalam rancang bangun elemen dasar arsitektur yang lain.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa vektor dapat digunakan untuk pengukuran dan penghitungan besar gaya yang bekerja, mengukur panjang vektor dihadapan sudut, mengukur besar sudut, dan mengukur besarnya usaha. Dengan analisis yang sama, vektor dapat digunakan dalam rancang bangun elemen dasar arsitektur yang lain.