HUBUNGAN JURUSAN TIGA ANGKA DALAM MATEMATIKA
DENGAN ILMU ASTRONOMI
Karlina Ratnasari
Jurusan Matematika Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
E-mail: char.liena@yahoo.com
Abstrak : Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui (1) ilmu astronomi secara singkat, (2) definisi
matematika dan jurusan tiga angka, dan
(3) hubungan antara ilmu astronomi dan ilmu matematika. Hasil penelitian ini
(1) ilmu astronomi secara singkat adalah ilmu alam, ilmu bintang, dan astronomi
teoritis, (2) matematika dan jurusan
tiga angka adalah ilmu hitung dan alat bidang dalam berbagi bidang, (3)
hubungan antara ilmu astronomi dan ilmu matematika dalam pengukuran jarak
matahari ke bumi, menentukan letak sutu posisiatau kapal di sutu pelbuhan atau
kota.
Kata kunci:
ilmu astronomi, matematika, jurusan tiga angka
Pendahuluan
Astronomi secara
etimologi berarti ‘ilmu bintang’, ilmu bintang adalah ilmu yang
melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan
atmosfernya. Selama sebagian abad ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi
astrometri, mekanika langit, dan astrofisika. Astronomi adalah salah satu di
antara sedikit ilmu pengetahuan di mana amatir masih memainkan peran aktif,
khususnya dalam hal penemuan dan pengamatan fenomena sementara.
Matematika
adalah ilmu alam yang digunakan di setiap ilmu. Matematika mampu dikemukakan
dalam bidang apapun seperti ekonomi, arsitek, biologi, dan sebagainya. Di dalam
ilmu matematika, terdapat ilmu jurusan tiga angka. Jurusan tiga angka ini
digunakan sebagai salah satu cara mengetahui lokasi (sebuah kapal) ditinjau
dari sebuah tempat (pelabuhan/kota).
Tulisan
ini akan membahas lebih detail tentang ilmu astronomi, matematika khususnya
jurusan tiga angka dan tentang hubungan keduanya (ilmu astronomi dan ilmu
matematika).
PEMBAHASAN
Sebelumnya,
harus diketahui bahwa ilmu astronomi memegang erat akan arah mata angin
(berhubungan). Sebelum masuk kedalam pembahasan yang lebih meluas akan ilmu
matematika dan ilmu astronomi hendaknya mempelajari dasar-dasar yang
berhubungan dengan keduanya.
Mata angin merupakan panduan yang digunakan untuk menentukan arah.
Jumlah mata angin utama adalah empat, yakni utara, selatan, timur, dan barat.
Tetapi, untuk jumlahnya ada delapan arah, yakni sebagai berikut :
- Utara (0°)
- Timur laut (45°): Terletak di antara utara dan timur
- Timur (90°)
- Tenggara (135°): Terletak di antara timur dan selatan
- Selatan (180°)
- Barat daya (225°): Terletak di antara selatan dan barat
- Barat (270°)
- Barat laut (315°): Terletak di antara barat dan utara
Untuk menentukan arah mata angin
dapat menggunakan kompas. “Kompas
adalah alat navigasi
untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet
bumi
secara akurat” (wikipedia : 2013). Arah mata angin dapat digunakan dalam
navigasi, kompas, dan peta. Untuk arah utara dan selatan menggambarkan kutub
bumi, sedangkan timur dan barat menentukan arah putarannya (bumi).
1.
Astronomi
“Astronomi
mempelajari tentang sesuatu seperti planet, bintang, kelompok galaksi, black
holes, dan sampai batas tak terhingga alam semesta (M. Ikbal Arifiyanto:2010).
Bumi dan kehidupan yang ada di dalamnya hanyalah sebuah ‘titik’ saja di
alam semesta. Aktivitas bumi dan kehidupan di dalamnya dipengaruhi oleh
bagaimana alam semesta ‘bekerja’. Sehingga pengetahuan tentang astronomi
menjadi bagian penting dalam memberikan pandangan yang benar terhadap kehidupan
di bumi” (M. Ikbal Arifiyanto dalam Zainal Abidin, 2013 ).
Astronomi,
artinya secara etimologi adalah ilmu bintang. Ilmu bintang adalah ilmu yang
mempelajari tentang kejadian diluar bumi dan atmosfernya. Cabang-cabang ilmu
yang pernah turut disertakan sebagai bagian dari astronomi, dan dari
macam-macam cabang ini mempunyai sifat yang sangat beragam seperti dari astrometri,
pelayaran berbasis
angkasa, astronomi observasional, sampai dengan penyusunan kalender
dan astrologi.
Selama
sebagian abad ke-20, astronomi dianggap terpilah-pilah menjadi astrometri,
mekanika langit, dan astrofisika. Banyak universitas baru yang lebih
menambahkan astrofisika di dalam namanya dan menekankan astronomi sebagai ilmu
penelitian. Untuk penelitian astrofisika, khsususnya astofisika teoritis, dapat
dilakukan oleh orang yang berlatar belakang ilmu fisika dan matematika,
daripada ilmu astronominya sendiri. Meski demikian, dewasa ini astronomi
profesional dianggap identik dengan astrofisika.
Pengukuran letak benda-benda langit, seperti disebutkan, adalah salah satu
cabang astronomi (dan bahkan sains) yang paling tua. Kegiatan-kegiatan seperti pelayaran
atau penyusunan kalender
memang sangat membutuhkan pengetahuan yang akurat mengenai letak Matahari,
Bulan, planet-planet, serta bintang-bintang di langit. Dari proses pengukuran
seperti ini dihasilkan pemahaman yang baik sekali tentang usikan gravitasi
dan pada akhirnya astronom-astronom dapat menentukan letak benda-benda langit
dengan tepat pada masa lalu dan masa depan — cabang astronomi yang mendalami
bidang ini dikenal sebagai mekanika benda langit. Dewasa ini
penjejakan atas benda-benda yang dekat dengan Bumi juga memungkinkan
prediksi-prediksi akan pertemuan dekat, atau bahkan benturan.
"terdapat
banyak jenis-jenis metode dan peralatan yang bisa dimanfaatkan oleh seorang
astronom teoretis, antara lain model-model analitik
(misalnya politrop
untuk memperkirakan perilaku sebuah bintang)
dan simulasi-simulasi numerik
komputasional.
Model-model analitik umumnya lebih baik apabila peneliti hendak mengetahui
pokok-pokok persoalan dan mengamati apa yang terjadi secara garis besar
sedangkan model-model numerik mengungkap
keberadaan fenomena-fenomena serta efek-efek yang tidak mudah terlihat.
Topik-topik yang dipelajari oleh astronom-astronom teoretis antara lain: dinamika
dan evolusi bintang-bintang, formasi galaksi,
struktur skala besar materi
di alam semesta, asal-usul sinar kosmik,
relativitas umum, dan kosmologi fisik
(termasuk kosmologi dawai dan fisika astropartikel)" (wikipedia : 2013)
2. Matematika
Matematika
( berasal dari bahasa Yunani) adalah studi besaran,
struktur,
ruang,
dan perubahan.
Para matematikawan selalu mencari berbagai pola,
untuk merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi
dari aksioma-aksioma
dan definisi-definisi
yang bersesuaian.
“Benjamin Peirce
menyebut bahwa matematika sebagai ‘ilmu
yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting’. Sedangkan di pihak lain, Albert Einstein
menyatakan bahwa ‘sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan,
mereka tidaklah pasti, dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada
kenyataan’. matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di
berbagai bidang, termasuk ilmu alam,
teknik,
kedokteran/medis,
dan ilmu sosial seperti ekonomi,
dan psikologi.
Matematika terapan, cabang matematika
yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain,
mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan
kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya
baru, seperti statistika dan teori permainan”
(wikipedia : 2013).
Pengertian
matematika sangat sulit untuk didefinisikan. Tetapi, kebanyakan orang hanya
akrab dengan sebutan aritmatika atau ilmu hitung yang secara informal dapat
didefinisikan sebagai bilangan yang diperoleh dari bilangan bulat 0, 1, 2, 3,
4, …, dan seterusnya. Dan dengan melalui beberapa operasi dasar yaitu tambah,
kurang, kali, dan bagi. Topik dalam matematika, mencangkup berbagai hal yakni kuantitas, perubahan, struktur, ruang,
matematika diskrit, matematika terapan, konjektur dan teori-teori yang
terkenal, teori dan konjektur penting, dasar dan metode, sejarah dunia para
matematikawan, matematika dan bidang lainnya, kejadian kebetulan matematika,
peralatan matematika.
Akan tetapi, disini akan
dibahas tentang jurusan tiga angka yang tidak keluar dari trigonometri
(matematika). Untuk pengertiannya sendiri, jurusan tiga angka adalah suatu
letak atau posisi yang berkaitan dengan navigasi yang berkaitan juga dengan
satuan ukurab sudut. Hal ini digunakan untuk mengetahui lokasi kapal yang
ditinjau sebuah (pelabuhan/kota). Misalnya, kapal tangker X berada pada jarak
50 mil dengan arah 037° dari Tanjung Priok. 037° menyatakan ukuran sudut,
dengan ketetapan bahwa arah Utara dari suatu tempat yang digunakan sebagai
tempat mengetahui lokasi kapal dinyatakan sebagai arah 000°
"Disebut
jurusan tiga angka, karena ukuran sudut untuk menentukan arah suatu benda atau
tempat dari tempat tertentu selalu menggunakan tiga angka. Arah Timur dari
suatu tempat dinyatakan arah 090°, Selatan dinyatakan arah 180°, dan arah Barat
dinyatakan arah 270° " menurut Endang Mulyana, 2005.
"betapa
mungkin bahwa matematika, di samping yang lain tentunya, menjadi ciptaan
pemikiran manusia yang terbebas dari pengalaman, begitu luar biasa bersesuaian
dengan objek-objek kenyataan?"
(Albert Einstein)
matematikawan
Yunani, abad ke-3 SM
Seorang
matematikawan yang terbanyak menghasilkan temuan sepanjang masa
(Leonhard Euler)
Akulah "pangerannya para matematikawan",
dan matematika sebagai "Ratunya Ilmu Pengetahuan".
3. Hubungan Ilmu
Astronomi dengan Matematika
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Untuk
itu, hubungan matematika dengan ilmu astronomi bisa digambarkan dengan contoh
diatas. Tetapi, ada juga teori yang lebih jelas dari hungungan ilmu astronomi
dengan ilmu matematika. Karena banyak yang mengatakan dengan menyukai astronomi
akan lebih memudahkan belajar matematika (sains).Ternyata pembahasan tentang
topik lingkaran dalam matematika ataupun gravitasi dalam fisika dapat menjadi
lebih menarik dan menggugah rasa penasaran manakala disertai dengan sentuhan
yang mengulik emosi keingintahuan sebagai pembawaan alamiah manusia. Untuk
pembahasan gravitasi misalnya, tantangan pikiran dapat berupa pencarian bobot
tubuh seandainya ditimbang di planet-planet lain atau pengaruh yang dapat
timbul pada orbit planet-planet seandainya massa Matahari bertambah atau
berkurang sekian kali dari nilainya yang sekarang.
Lebih jauh lagi, astronomi yang futuristik telah
menjadi keilmuan yang berada di garda terdepan pengetahuan umat manusia melalui
laboratorium alam semestanya yang mampu menyediakan lingkungan ekstrem lebih
dari apapun yang terdapat di Bumi. Astronomi telah pula memperluas khasanah
pengetahuan geologi manusia dengan tersedianya beraneka contoh planet dan
satelit alam di dalam jangkauan, masing-masing dengan kondisi lingkungan yang
beragam. Di sini astronomi bersinggungan dengan biologi luar angkasa .Astronomi
juga memacu perkembangan cabang matematika seperti trigonometri, logaritma, dan
kalkulus yang kita tahu saat ini mengendalikan perkembangan superkomputer.
Kaitannya dengan pendidikan, astronomi menyediakan alternatif pendekatan di
dalam metode ilmiah, yaitu melalui kegiatan observasi – simulasi – teori melengkapi eksperimen – teori yang sudah lazim
kita kenal. Tidak ketinggalan pula perannya dalam memberikan pengalaman
berpikir secara abstrak sebagaimana dikemukakan dalam contoh sebelum ini
mengenai ukuran relatif dan jarak serta usia benda-benda langit.
Dari
Aleksandria dapat diamati jarak sudut Matahari dari arah zenit (disebut sebagai
jarak zenit) saat tengah hari tersebut, dan didapatkan besarnya 1/50 kali sudut
lingkaran atau sebesar 7,2 derajat. Dengan mengetahui jarak antara Syene –
Aleksandria sebesar 840 km, dengan perhitungan yang tidak sulit untuk
memperoleh besarnya keliling bumi. Dengan menganggap sinar Matahari tiba di
Bumi secara sejajar, jarak zenit yang diperoleh tidak lain menyatakan jarak
sudut kedua kota tersebut diukur dari pusat Bumi yang dianggap berbentuk bulat
sempurna. Dengan menggunakan perbandingan antara bukan sudut yang diketahui
(yaitu jarak sudut Syene – Aleksandria) dengan panjang busur lingkaran (yaitu
jarak pisah kedua kota), akhirnya diperoleh keliling Bumi sebesar 42.000 km (=
360 derajat x 840 km / 7,2 derajat). Perhitungan yang dilakukan pada lebih dari
2000 tahun yang lalu ini hanya mempunyai kesalahan kurang dari 10% dari hasil
yang diperoleh perhitungan modern.
Pada zaman dahulu tidak terbayangkan bagaimana
caranya untuk mengulur tali dari Bumi menuju Bulan. Dengan berpikir kreatif,
dapat diatasi tantangan ini. Bagaimana caranya? Yang diperlukan hanyalah
hadirnya peristiwa gerhana. Karena pada masa itu, pengetahuan tentang periode
sideris dan sinodis Bulan serta gerak regresi garis simpul (garis hubung kedua
titik potong bidang orbit Bulan dengan bidang orbit Bumi atau ekliptika) sudah
diketahui. Artinya, kapan akan terjadi momen gerhana yang dapat diamati dari
lokasi, hal ini diketahui dari kemampuan memprediksi peristiwa gerhana.
Digunakan momen Gerhana Bulan Total (GBT) untuk pengamatan. Karena paada
peristiwa gerhana Bulan jenis ini, seluruh bundaran Bulan akan diselimuti oleh
bayang-bayang gelap Bumi yang disebut umbra.
Dengan menganggap orbit Bulan berupa lingkaran
(lingkaran memiliki ukuran kelonjongan 0; sebenarnya orbit Bulan berupa elips
dengan ukuran kelonjongan 0,055), dihitung terlebih dahulu besarnya kecepatan
gerak Bulan di dalam orbit. Dengan mengetahui periode sideris Bulan (selang
waktu yang diperlukan Bulan untuk satu kali mengitari Bumi) sebesar 27 1/3
hari, besarnya kecepatan gerak Bulan di dalam orbit yang dinyatakan dalam
satuan derajat per jam dapat dihitung dari hubungan (Seminar Nasional
“Cakrawala untuk Negeri”) besar sudut lingkaran (= 360 derajat) dibagi
dengan 656 jam (= 27 1/3 hari x 24 jam/hari), yaitu 0,55 derajat per jam.
Untuk menyederhanakan kasus, dapat dianggap bahwa Bulan melintas tepat di
tengah-tengah umbra selama GBT berlangsung. Dengan demikian, dalam kurun waktu
3 jam tersebut lebar bayang-bayang Bumi yang jatuh di Bulan dinyatakan dalam
satuan derajat adalah 1,65 derajat (= 0,55 derajat/jam x 3 jam).
Langkah terakhir adalah menentukan jarak Bumi –
Bulan dengan menggunakan angka-angka yang telah diperoleh sebelumnya. Dengan
menganggap Matahari terletak sangat jauh sehingga sinarnya yang mencapai
tepi-tepi Bumi sejajar dengan sempurna, maka lebar total bayang-bayang Bumi
adalah sebesar garis tengah Bumi, yaitu sebesar 13.364 km menurut
perhitungan yang diperoleh. Akhirnya, cukup dengan menggunakan kesebandingan,
diperoleh jarak Bumi – Bulan sebesar 463.874 km (= [360 derajat / 1,65
derajat] x [13.364 km / [2xpi]] dengan pi = 22/7). Hasil yang diperoleh ini
terlihat berbeda jauh dengan nilai rata-rata jarak Bumi – Bulan yang diakui
saat ini, yaitu 384.400 km atau sekitar 60x jari-jari Bumi. Hal ini dapat
dimengerti karena hadirnya sejumlah pengandaian di dalam perhitungan, di
samping penggunaan nilai garis tengah Bumi yang tidak luput dari kesalahan.
Terlepas dari hal di atas, diperoleh gambaran atas kekuatan intuisi tentang
pengetahuan mengenai ukuran dan jarak .
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapatlah
disimpulkan bahwa matematika membangun jembatan dengan astronomi, fisika,
biologi, geologi, kimia, ekologi, dan beragam bidang ilmu lainnya termasuk
bidang rekayasa (engineering). Meskipun demikian, tidakberarti bahwa
pengajaran matematika cukup dilakukan melalui masing-masing disiplin ilmu
tersebut. Keterkaitan ilmu matematika dengan berbagai disiplin ilmu memang
tidak dapat dihindari. Namun sebagai ilmu, matematika tetap berbeda dengan
lainnya dan merupakan queen of sains yang independen. Dikaitkan dengan judul
tulisan ini, menjadi cukup beralasan menjadikan jurusan tiga angka dalam ilmu
matematika berhubungan dengan ilmu astronomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar