Senin, 23 Juli 2012

Fun Fiction berada dimana ??

Berada dimanakah cinta sejati untukku






“ Ini adalah milik ku, jangan pernah engkau mencoba untuk memilikinya”





“Ku perkenalkan diriku sebelum kalian mendengarkan cerita hidupku yang pahit ini”.

Aku bernama Lena William (nama asliku sejak kecil.penjelasan.red). Sekarang aku menginjak umur 15 tahun, tetapi sampai sebesar ini aku sama sekali tidak pernah bertemu dengan orang tuaku. Jujur saja aku anak yang sengaja dibuang oleh orang tua ku. Entah bisa disebut apa perlakuan mereka kepada ku tapi aku menyebutnya demikian.

Selama balita aku hanya dibesarkan oleh kakek nenek ku, mereka sangat menyayangiku. Tapi, semenjak aku beumur 10 tahun aku diasuh oleh kedua kakakku. Oh ya mereka bernama Reno William dan Ade  William. Selama ini aku sangat disayang oleh mereka, tak pernah sedikit saja mereka membentakku dengan kata yang bernada keras dan kasar atau sampai memukul ku bila aku membuat kesalaanku. Aku merasa terlalu dimanjakkan oleh mereka berdua. Tapi entah kenapa?, aku merasa bahwa mereka terlalu lunak kepadaku dan aku meraa bahwa semua itu bisa membuatku menjadi anak yang nakal. Jadi selama ini aku selalu berusaha untuk membuang jati diriku dari keluarga William, walaupun aku tahu betapa besar kekayaan yang dimiliki oleh keluargaku kini.

Aku juga mempunyai adik perempuan bisa disebut adik kembaranku sih. Tapi, bagiku dia sudah lama meninggal walupun kenyataanya dia baik-baik saja dan sedang nyaman tinggal di New York dengan orang tua ku, dia bernama Niken William.

Diantara semua saudaraku aku yang meninggalkan marga mama ku “William” itu dikarenakan aku benci dengan dia. Aku merengek kepada kakekku untuk mau mengganti marga di namaku dengan  nama kakekku yaitu “Soeharjo”. Dan sampai sekarang ini aku bernama Lina Soeharjo.
-Dan inilah kisah hidupku-

“Lena? Cepat nanti keburu telat !” kata kak Ade
“ Aku Lina bukan Lena” Jawabku sinis
“ Ah sudahlah cepat masuk kedalam mobil keburu telat nanti !” perintahnya
“iya, iya”

Memang selama lima tahun berturut-turut kedua kakakku tak pernah ada yang bisa memanggilku Lina, kalau tidak Lena aku biasa dipanggil dengan sebutan adek, sebutan yang aneh bukan?
Sungguh aku merasa ingin melihat orang tuaku walaupun hanya dalam foto, bukan cerita tapi kenyataan.

Kedua kakakku selalu menceritakan kepadaku tentang mereka, tetapi  saat aku meminta foto atau no handphone mereka selalu saja banyak alasan dari mulut mereka yang keluar. Dari mereka orang sibuklah, foto mereka yang terbaru tidak punya dan yang lama mereka tak bawa kemari. Dan kini aku hanya bisa meratapi nasib ku.

“Aku merindukannya” kataku pelan
“Apa? Siapa?” Tanya kak Ade
“Oh,, apa? Apa kata kakak Barusan?” tanyaku
“ kok jadi balik tanya? Tadi kamu bilang aku merindukannya, merindukan siapa, hayoo?”
 “ Enggak, kakak iseng a?”
“ Cowokmu yah? Kenalin ke kakak dong !”
“ Apa sih kakak ini, aneh ! aku hanya pingin kerumah nenek aku  kangen ma nenek kak. Boleh yah?” 
“ Belum liburan gitu ya entar kalau waktu liburan”.
“ Kakak aneh, mulai sabtu besok kan uda waktunya liburan kak. Kesana ya?”
“oh gitu ya? Ya gampang deh, sekarang kamu sekolah dulu ok!”
“Onyo n_n”

Memang walaupun diasuh, dimanja oleh kakak tetap saja aku gak pernah lupa dengan nenek dan kakekku karena mereka yang berjasa bagiku karena telah mau menerima kehadiran ku di dunia ini tidak seperti orang tuaku yang sudah membuangku.

Tapi, sebenarnya bukan mereka yang sedang kurindukan tetapi seorang yang telah menepati ruang rinduku. Memang sejak kecil aku suka dengan dia, dia juga sempat berjanji akan melamar aku jika sudah besar nanti, hehehe. Tapi, ternyata beneran aku percaya dengan kata-kata kecil yang pernah terucap di mulut kecilnya itu.

Tapi, entah kenapa dia tidak kembali-kembali dari Jepang padahal dia hanya bilang sebentar tapi kenapa sampai enam tahun terlewat.

 “Kak Andre aku merindukanmu, cepat pulanglah sebelum aku dibawa oleh yang lain”.

Jika nanti dia pulang apa yang akan dia bawakan kepadaku? Sebuah cincin? Atau yang lain ya? Sumpah aku sungguh sangat-sangat merindukannya. Dan apa yang akan kulakukan kepadanya, jika aku bertemu dengannya nanti? Apa aku memelukknya atau menagis tersedu didepannya sambil mengatakan “jangan pergi meninggalkannku lagi, aku tak kuasa menahan rindu yang berlebihan” tapi apakah gak berlebihan? Tapi, mungkinkah dia merasakan hal yang sama yang aku rasakan. Tapi jika tidak, apakah aku tidak akan merasakan malu yang sangat besar? Karena telah percaya dengan janji kecilnya, hehehe pasti malu nya bukan kepayang.

“Lina? Kenapa melamun saja dari tadi ada yang dipikirkan ya? Tanya Amel (sahabatku.penjelasan.red)
“Kapan Mel kamu gak lihat anak ini melamun, pasti aku yakin kalau barusan pikirannya ke cowok yang berada di Tokyo itu. Aduh Lin, aku harus mengingatkan berapa kali ke kamu? Dia gak akan balik ataupun nempatin janjinya yang aneh itu, percaya gih ma aku. Aku itu sudah bergabung dengan anggota cowok-cowok jadi aku tahu seluk beluk cowok yang jadi idaman mu itu seperti apa? Percaya sama aku deh, daripada kamu kecewa di belakang?” nasehat Chacha (sahabatku.penjelasan.red)
“Aduh yang merasakan kan aku, aku percaya kalau dia pasti kembali kepadaku, dan dia pasti menempati janjinya itu” jawabku
“Aduh, daripada gitu, mending kamu pacarin aja Vero (kapten tim basket di sekolahku.penjelesan.red), dia kan udah suka kamu dari kelas satu, lagian dia juga orang terpopuler di sekolah, pasti namamu juga akan terpopuler juga seperti dia, setelah itu kami berdua, hehehehe” kata Amel
“Gak mau, kalau kamu mau pacarin aja sendiri”jawabku ketus
“Lagian kamu kok tega amat sih, makanin temen sendiri demi kepopuleran” jawab Chacha juga
“Maaf-maaf ya teman, qw gk maksud kok,bercanda”jawab Amel

Walaupun rasanya sangat aneh ya mungkin memang aneh, aku tetap saja sampai sekarang masih percaya dengan janji kecilnya. Dan aku masih saja menunggu kehadirannya. Walaupun banyak yang mengatri pasti jawabnya adalah  “you number one in my heart” yakni kak Andre, hehehe.

Sabtu besok,yakni tanggal 14 Januari sudah hampir genap 7 tahun dia tinggal di Jepang, lalu kapan kamu akan menjemputku kak? Apa kamu tidak merindukanku seperti aku merindukanmu? Kakak bilang hanya sebentar tapi kenapa gak pernah pulang.

Aku disini selalu menunggumu, hanya kamu seorang yang berada di hatiku. Tujuan terakhirku untuk hidup hanya untukmu, bukan untuk orang lain, jika sampai kau melangar janji yang kau buat maka matilah aku.

“Apa? Gak boleh kerumah nenek? Tapi kenapa kak? Aku kan gak pernah buat salah dan gak pernah nakal kalau tinggal disana?”tanyaku
“Kalau gak boleh ya gak boleh” jawab kak Reno

Memang di rumah yang paling tak akrab hanya aku dan kak Reno. Tapi, aku tahu kalau dia sebenarnya sayang sama aku. Hanya saja caranya lebih berbeda dengan kak Ade, kalau kak Ade selalu bersifat keibu-ibuan tapi kalua kak Reno selalu seperti seorang yang tak bisa dikalahkan jadi kita dirumah harus selalu mengalah tetapi kak Reno selalu baik dimasalah uang. Bayangkan siapa yang gak mau diberi uang sebesar Rp.100.000,- setiap harinya, itu untuk jajan satu hariku kalau ditotal untukku satu bulan saja bisa dapat Rp.3.500.000,- tapi ya tentu saja aku harus punya tabungan, aku mempunyai 3 tabungan tapi, yang masing-masing mempunyai kegunaan tersendiri, yang satu untuk untuk transfer bulanan ku, yang satu lagi untuk tabunganku (yang diketahui oleh kedua kakakku.penjelasan.red), dan yang satu lagi ku simpan untuk ku sendiri tak ada yang tahu tentang berapa uang didalamnya kecuali aku, rahasia, hehehehhe.

Walaupun sepertinya banyak, tapi aku yakin kalau seorang disana mendapatkan lebih dari apa yang aku dapatkan (adikku.penjelasan.red), tapi mau gimana lagi aku arus bersyukur dengan apa yang telah kudapatkan karena diluar sana pasti masih banyak orang yang kurang mampu disbanding aku.

Abc                                                      09/01/09

Minggu depan ulang tahunmu kan?
Dirayakan dimana?
Jangan lupa undang aku ya !


                                                            Vero

“Vero ? untuk apa dia sms aku dan kenapa dia bisa tahu tentang ulang tahunku? Pasti meerka berdua? Tapi mana mungkin mereka kasih nomer ku ke Vero padahal mereka tahu kalau aku benci banget ma Vero? Biarlah sudah ngapain juga harus dipikir daripada mbuat kepala punyeng aja”.

Betul juga minggu depan aku ulang tahun, tepat sekali sehari setelah ulang tahunku kak Andre pergi ke Tokyo.

“Ya Tuhan aku terlalu mengharapkannya, sampai seperti ini. Dosa apa yang akan kubuat? Kenapa dia susah sekali untuk dilupakan, tapi untuk apa dilupakan kan aku menunggu kepulangannya? Hehehe”

Pokoknya jika nanti dia pulang aku akan memeluknya sampai sepuasnya, dan tak akan kubiarkan dia meninggalkan aku lagi. Tak akan lagi, daisuki.

Akhir-akhir ini aku merasa kalau ada yang aneh dari kak Reno. Setiap hari dia memandangiku sebegitu aneh dan itu membuat aku menjadi tak nyaman. Lagipula aku juga merasa kalau tatapan matanya itu mempunyai maksud yang tersmbunyi. Tapi, setiap aku ingin Tanya ke kak Reno selalu saja dia menghindar, memang selain hubungan kami tidak terlalu akrab dia juga mempunyai sifat cuek yang sangat tinggi. Banyak cewek ingin mendekat tapi, selalu saja dibuat nya nangis. Apa dia tidak sadar kalau dia juga mempunyai adik perempuan?atau jangan-jangan dia guy? hahaha

Dilain sebaliknya aku merasa kak Ade sangat senang dan bangga. Setiap ketemu aku dia gak pernah lupa untuk menguncapkan kata “sayang” aneh bukan? Tapi, tidak mengapa aku malah senang berarti dia sudah menunjukkan rasa suka dan sayangnya kepada ku, hehehehe n_n

Aku merasa kalu kedua kakakku itu sedang menyimpan sesuatu dari aku. Akhir-akhir ini aku selalu mendapat miscall dari seorang tapi sayangnya no dari handphonenya disembunyikan aku jadi bingung. Memang dalam dua hari lagi aku akan ulang tahun yang ke 16 tahun. Dan aku ingin seorang yang kunanti datang dengan senyuman manisnya.

Tapi, apakah itu akan nyata? Aku hanya bisa membuktikan bila aku ke ladang bunga di balik gunung di rumah nenekku. Jadi, bagaimanapun aku harus bisa kesana. Memang dari kecil hingga umurku yang ke 15 ini aku tak pernah menghilangkan kesepatan merayakan ulang tahunku disana, memang tidak ada kue ataupun hadiah yang kudapat tapi, ada satu kenangan yang tak bisa ku hapus dari memori ingatan di dalam otakku.
“Kak pokoknya besok aku kerumah nenek?” tanyaku
“Kalau aku katakan gak boleh ya gak boleh, gak bisa dibilangi a? lagian ngapain kesana? Gak penting, setiap ulang tahun kesana gak bosan apa kamu? Lagipula sapa yang akan kamu kunjungi heh, kakek sudah lama meninggal. Jadi sudah gak ada yang bisa memanjakanmu lagi disana, nenek dia sudah tua dan gak mungkin menemanimu jalan-jalan seperti dulu lagi” kata kak Reno
“ bagi kakak memang tidak penting, tapi bagiku, mereka adalah orang tua ku, daripada menunggu yang tak mungkin datang, mending aku kesana, walaupun kakek sudah tidak ada, setidaknya aku masih punya nenek yang akan menyayangiku. Dan kakak tahu disana lebih menyenangkan daripada disini, walaupun tak dapat kasih sayang sekalian, aku rela, daripada mendapat kasih sayang  tetapi aku selalu tidak bisa merasa senang” jawabku sambil menangis
“sudah-sudah kalian tidak usah bertengkar kakak adik harus saling perhatian dan menyayangi, bukan seperti ini” lerai kak Ade
“ diam kamu, tahu apa kamu? Niken akan pulang tahu? Apa kamu sudah pikun?” jawab kak Reno tak sadar
“Niken…………………??? Siapa dia? Pulang kemana?”tanyaku heran
“ah adek dia bu…………..” jawab kak Ade
“dia adek yang paling ku sayang, lebih penurut lebih anggun dan lebih-lebih segalanya di banding kamu” sela kak reno
“aku masih mempunyai saudara lagi? Dan dia cewek begitu maksud kakak?”
“ iya dia kembaranmu, dia adikmu, tapi sekarang dia tinggal dirumah bersama papa dan mama
“………………….
Begitu ya? Pasti cantik sekali dia? Jadi dia datang besok ya, tepat ulang tahunku dong? Hehehehe kakak kalau bercanda jangan berlebihan dong, aku kan menjadi merasa aneh!”
“ keliatan bercanda tha? Heh
Liat saja besok kamu pasti akan menangis terdiam melihat dia karena kamu akan segera keluar dari rumah ini!”jawabnya
“kalian sudahlah, reno tak sebaiknya kamu bicara seperti itu, dan kamu adek, gak usah kamu dengar omongan nya anggap saja angin lewat.” Pinta kak Ade
“ makasih kak,” jawaku singkat

Dari sinilah aku tahu kalau sebenarnya aku memang sengaja dibuang dan tak ingin dimiliki buktinya kakak Reno bilang seperti itu. Dan aku tahu kalau sebenarnya aku mempunyai adik perempuan bisa dibilang juga kalau dia beneran kembaranku.

Kak Reno tadi bilang, kalau ingin tahu bagaimana dia, aku disuruh menunggu besok. Tentu saja aku ingin tahu, tapi bagaimana dengan ladang bungaku? Aku tak mungkin ketinggalan untuk yang satu ini. Tapi, dia berapa lama disini? Dan apakah dia baik kalau saja ternyata jawabannya biasa, percuma aku menuggunya dan membuat kak Andre patah hati bagaimana ini aku harus bagaimana? Aku sunguh bingung tapi, aku juga harus memilih yang mana? Menunggu dia atau kabur ke rumah nenek?

“ Jangan melamun sehari setelah ulang tahunmu pergi beliburlah ke rumah nenek. Kakak akan ijinkan tapi kakak mohon untuk kali ini saja rayakan ulang tahunmu dirumah bersama Niken, kakak mohon kamu mau? Please!” pinta kak Ade
“ memang bagaimana dia? Kumohon kakak mau menceritakan sedikit tentang dia,”
“ kakak gak begitu akrab yang tahu semua hanya lah kak Reno karena dia yang selalu chattingan dengan nya, sudahlah bagaimanapun dia di mata kak Reno, tetap saja kamu yang menempati ruang pertama di hati kakak, percaya deh!”
“ kakak aku suka sama kata kakak barusan, aku juga sayang sama kakak, saranghae. n_n”
“Saranghae, daisuki, wo ai ni, you love me?”
“hai, I love you full, hehhehhe”

Memang diantara kedua kakakku yang paling sayang aku adalah kak Ade, walaupun aku bagaimanapun dia pasti akan membelaku tak sedikit dia marah ataupun nyakiti aku, berbeda dengan kak Reno. Besok, besok aku akan bertemu dengannya, kembar pasti mirip hanya sifat kami saja yang mungkin berbeda, ya pasti hanya itu yang pasti berbeda. Ku yakin itu?, tapi yang membuat ku menjadi serba bingung kenapa dia harus tinggal dengan orang tuaku? sedangkan aku? Kenapa terdengar isu bahwa aku dibuang, aku hanya ingin tahu satu hal, alasanya itu saja! Kenapa, kenapa harus aku?

“Enak sekali hidupnya kenapa bukan aku ya?”

Dari sinilah mungkin aku akan menjadi berbeda yang dari yang sebelumnya, ya aku akan merubah semua, supaya kak Reno tahu kalu aku bisa diandalkan dan aku akan berjuang untuk mendapatkan kasih sayangnya itu, aku tak akan menyerah begitu saja, ya aku akan mendapatkanya aku yakin itu.

Semua kegiatan cewek kujalani penuh dalam satu hari ini, mulai kesalon sampai shopping, dan merias diri. Aku sudah menjadi seorang anggun bisa dibilang sangat anggun malahan, aku lebih yakin kalau kakak akan menyukai penampilan aku kali ini.

            “ benarkah, hahahhaha”
            “ketawa sapa itu? kok aku gak pernah dengar, aku pulang” kataku
            “ eh uda pulang, mbuuuuuuuuuurrrrrrrrrrr………………………
(menyemburkan air minum nya)
Kenapa dengan kamu? Berpenampilan kayak orang tua, dandanan mu sangat aneh, hhahahhaaha” ledek kak Reno
“jadi ini yang namanya lina, feminim sekali ya? Malahan terlihat terlalu cewek, ku kira dia tomboy seperti kata kakak saat di chat?”
Tanya anak cewek yang muka nya bisa dibilang denganku
“bener kok, dia itu gak bisa pakai rok atupun jalan pakai high girls, pasti jatuh, aneh kamu kesambet setan dimana kamu, hahahaaha, sayang ade gak ada kalau ada pasti kamu tambah menjadi bahan leluconan”jawab kak Reno
“ hehehehhehe, oh ya aku niken”
“ heh mau kemana kamu? Niken minta kenalan lho? Hati-ati jatuh ya, tangganya panjang dan jauh dari kamarmu, jadi pelan-pelan saja atau kamu lepas saja high girlsmu hahahhaha”ledek kak reno
“kakak, jahat a? tapi lucu juga, hehehehe”ledek niken juga
“katanya besok kesini? Kok sekarang sudah datang?” gumamku

Memang apa yang salah sama tampilan ku, bukankah aku lebih baik di banding dia, lebih sopan pakaianku daripada dia, gitu bilang aku kayak mak-mak gak salah adik kesayangannya itu yang mak-mak pakai hem tapi kancing sampai dada gak di kancingkan kelihatan kacamatanya gak malu apa dia?  Apa itu yang disebut feminim, idih tambah menjijikan, ahh uang jajanku habis hanya untuk kepentingan yang ternyata sia-sia seperti ini. Menyebalkan  aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh

Percuma aku menunggunya kalau sudah begini mending kemarin aku pergi saja ke rumah nenek, kalau tahu akan jadi seperti ini? Pasti jika sekarang aku dirumah nenek aku akan senang sambil menikmati angin yang dingin dengan ditemani pemandangan di sore hari dan bau bunga yang berteberan di sekitar ladang bunga, wah manisnya.

Tapi, tak apa besok lusa aku juga akan  segera pergi kesana dan menikmati itu semua, besok ulang tahunku yang ke 16 aku make a wish apa ya? Oh ya aku tahu satu hal. Yang harus ingin ku dapatkan dalam ulang tahunku kali ini.

“Dalam ulang tahun ku yang ke 16 tahun ini aku mau kak Andre pulang dan aku bisa melihat mama dan papaku walaupun sekejab saja.
Amin”

Make a wish kali ini pasti tidak akan meleset seperti tahun-tahun kemarin aku yakin itu, hahahaha. Aku yakin di umurku kali ini semua akan menjadi kejutan.

-------------------------------------n_n----------------------------------------

“pagi, sayang bangun sudah pagi, waktunya untuk bangun princess” sapa kak Ade
“kakak, iya iya aku bangun”
"happy birthday, wish you all the best?"
"Really? all of them?"
"yes, of course, you want to ask for what?"
"what?"
"what if we hang out, then eat at the Japanese restaurant, then eat ice cream and brother’s who pays, how?"
"um, how yee? Ok”
"we go to the world of fantasy,now!?"
"OK"

Aku berusaha menjadi diri sendiri dan selalu berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik untuk semuanya. Aku pasti akan mendapatkan semua yang ku inginkan dan aku percaya keajaiban akan datang suatu saat nanti.

Memang kak Reno sangat membenciku tapi, apa bisa dia membenciku selamanya? Akan ku buktikan kalau aku juga manusia yang harus dia perhatikan karena kau adalah adiknya. Aku yakin suatu saat nanti kak reno akan menyayangiku seperti kak Ade. Karena dia juga adalah kakakku.

Seharian penuh ini aku akan menghabiskan waktu dengan kak Ade, tapi kak Reno malah pergi sendiri dengan Niken, dan itu membuatku sakit hati. Entah kenapa aku merasa tersingkirkan di hati  kak Reno. Tapi, aku gak boleh berpikiran jahat, mungkin dia hanya ingin menghabiskan liburan bersama Niken. Kan wajar saja, dia sudah tidak bertemu selama lima tahun ini.  Jadi aku harus tetap positif thinking akan semuanya.

Ulang tahun yang kali ini aku sangat senang di banding tahun-tahun yang kemarin, bagaimana tidak? Kali ini aku ditemani oleh kakak ku, sedangkan tahun-tahun sebelumnya aku hanya ditemani oleh hembusan angin yang menerpa bau wanginya bunga-bunga yang berada di ladang bunga dengan menghabiskan waktu untuk penantian yang sia-sia.

Seharian penuh aku habiskan waktu bersama kak Ade. Tak satu detik pun terlewat untuk kami habiskan. Semuanya kami habiskan dengan penuh suka cita. Dan yang membuat ku terkesan aku mendapat satu kecupan manis di dahi ku dari kak Ade, dan itu diberikan dalam bentuk kasih sayang seorang kakak yang benar-benar sayang kepada adiknya. Tapi, juga ada sayangnya karena kak Reno tak ada disini ikut dengan kami.

“wahahaha, kakak lucu deh” candaku kepada kak Ade
“Lho serius dek, kakak gak lagi menjadi comedian, serius kakak”jawabnya
“iya, deh. Iya, percaya dibanding kakak nanti nangis”
“ye, kalau kakak, ya gak akan nangis, kalau kamu kakak percaya” 
“kakak,jahat”
“lho kan ngambek, bentar lagi pasti nangis,”
“gak ya, tapi aku senang dengan hari ini, makasih ya kak, aku sayang ma kakak, love you”
“Love you too”
“jadi Cuma sayang sama satu orang……” Sela Kak Reno dan Niken
“enggak aku sayang kalian semua”  Jawab kami berdua
“gombal, cepat masuk kedalam dan langsung tidur,” suruh kak Reno 
“iya kak” jawabku singkat

Lho kan terbukti kalau kakak-kakakku tidak ada yang jahat sam aku. Yang cuek saja begitu perhatian kepada ku apalagi yang begitu sayang sama aku, hehehehe.

Memang miracle akan datang tanpa terduga, dan pasti akan datang di setiap orang. Kalau kita yakin dan sabar untuk menunggu pasti miracle akan segera datang pada kita, ya kan?

Sehari ini adalah hari terakhirku untuk meninggalkan rumah karena besok aku akan pulang kampung. Sungguh tak sabar aku menunggu besok lalu ke ladang bunga dengan menghirup bunga-bunga yang sedang bermekaran, wah pasti wanginya bukan main. Aku akan ambil foto untuk yang ke 16. Memang dari umurku 1 tahun setiap ulang tahun aku selalu diajak kakek dan nenekku ke ladang bunga dan diambil foto sehingga sampai sekarang koleksi foto ku ada 15 dan besok sudah menjadi 16 tahun. Wah senang sekali rasanya, hehehe.

Hari ini aku gunakan waktuku untuk beres-beres, karena siapa tahu selama di kampung nanti kamarku kotor dan aku capek lalu sapa yang akan bantu. Tapi, kalau sekarang dicicil mungkin nanti tidak akan berat-berat membersihkannya, ya gak?

Aku sudah sangat-sangat menunggu besok karena aku yakin kalau besok aku pasti akan bertemu dengan kak Andre, ya pasti itu karena aku sudah yakin 100%. Kalau sekarang dia sedang menungguku di ladang bunga. Seperti yang di film-film ya pasti seperti itu, hehehhe.

“ kamu sedang apa?” Tanya Niken
“ sedang beres-beres”jawabku
“tahu, maksudku kenapa barangmu semua nya dimasukan ke koper? Kamu mau pergi?”
“aku mau kerumah nenek besok, dan aku berniat akan menginap disana sampai liburan ku habis”
“oh” jawabya singkat sambil meninggalkan kamarku

Besok aku akan pergi dan belibur di sana selam 10 hari wah pasti senangnya, aku gak sabar untuk pergi. Sampai-sampai aku malam ini gak bisa tidur hanya karena aku ingin cepat-cepat pagi dan segera berangkat, lalu sampai disana langsung pergi ke ladang bunga.

“Kak, aku pergi dulu ya,” pamitku ke ada kak Ade ma Kak Reno
“ mau kemana kamu?” Tanya kak Reno
“kerumah nenek”
“kalau gak boleh, ya gak boleh susah banget sih kalau dibilangin”
“tapi, kata kak Ade aku diijini kok”
“iya kak, aku juga pingin liburan disana sudah lama kan aku gak kesana?” sela Niken
“kapan? Dan apa pernah kamu menginjakan kakimu di Indonesia kecuali sekarang ini?” canda kak Reno
“ gak pernah, maka dari itu aku pingin kesana soalnya aku kan belum pernah kesana, aku kan juga ingin tahu muka nenekku, pasti dia cantik seperti aku cucunya, ya kan? Hehehehe” jawabya riang
“jadi, kamu beneran ingin kesana ya sudah ku ijinkan tapi jangan nakal ya disana, maaf kakak gak bisa antar kamu karena kakak lagi ada ujian. Kamu kesana ditenami sama pak Agus saja ya?”
“maaf menyela, daripada pak agus mending aku aja yang menemani mereka, gimana-gimana aku kakak mereka, jadi aku harus tanggung jawab akan keselamatan mereka” kata kak Ade
“teserah kamu aja, tapi kalau saran ku ajak lah juga pak agus buat gentian nyetir mobil” jawab kak Reno
“kakak, so sweet deh. Aku jadi suka sama kakak” jawab Niken juga
“Ayo dek kakak bantu bawain kopernya!” kata kak Ade padaku sambil mengajak ku keluar menuju mobil
“ kok punya lina aja? Punyamu gimana?” jawab Niken manja
“sini biar kakak bawain, kakak kan juga bisa ngangkatin kopermu. Memangnya Cuma Ade saja yang bisa kamu mintai bantuan, kak Reno juga  bisa lho” jawab kak Reno

Mungkin tadi kak Ade mengetahui sekejab tentang perasaan ku, Karena dari tadi aku hanya diam tak berkutik, aku merasa jengkel dengan sikap manja yang dilakukan dengan Niken kepada kedua kakakku. Dan kak reno juga dia gak pernah memandangku walaupun sekejab saja. Tapi, pada Niken dia berbeda. Dia selalu menunjukan betapa sayangnya dia kepada Niken.

Andai saja aku juga dilihat dengannya seperti dia melihat Niken dengan penuh kasih sayangnya. Aku merasa Niken telah merebut kak Reno dari ku. Tapi, tak apa aku akan berusaha supaya kak Reno tidak lebih jauh dariku. Tapi, aku juga jadi takut kalau kak Ade, lalu siapa, dan siapa lagi yang akan diambil olehnya, karena sekarang saja Kak Reno dia rebut dariku. kalau ketakutan ku itu sampai terwujud matilah aku.

Selama di perjalanan aku tidur, bagaimana tidak, aku sangat capek karena semalam aku gak tidur sama sekali. Habis aku hanya terfokus dengan rumah nenek, nenek, dan nenek. Bangun-bangun aku kaget karena aku tidur selama perjalanan. Dan gak satu detik pun aku bisa membuka mata.

“ sudah bangun non?”,Tanya seseorang di sampingku
“eheeeeeeeee, siapa kamu?”tanyaku
“ aku Danang non, non lina apa kabar?”
“Danang ……….,, Oh danang anaknya mbok Sari itu ta?”
“injih non,”
“Aku kangen sama kamu, sungguh aku rindu kamu” jawabku sambil memeluknya
“non, non jangan kayak gini gak enak dilihat e”
“maaf ya kebawa rindu heheheehe”
…………………………
“iya, hahahahaha” candaku dengan danang (anak pengurus rumah di rumah nenekku.penjelasan.red)
“nenek ………….. aku rindu sama nenek” kataku sambil memeluk nenekku,  akupun tak sadar sampai meneteskan air mata
“sayang, nenek juga kangen sama kamu, apa kabar mu?”
“aku suangat buaek nek, kalau nenek? Pasti buaeeek kan?”
“iya sayang, ayo makan dulu langsung mandi,  langsung………”
“langsung tidur,” selaku
“ya cepat sana”
“iya nek”
“ayo danang” sapaku
“iya non”jawabnya singkat

Aku dan nenekku memang sangat akrab, bisa dibilang kalau kami keluarga paling kompak dan humoris. Memang bisa dibilang seperti itu, nenek dan aku sangat suka bercanda, apalagi kalau sudah bercanda gak bisa berhenti kalau gak ada yang nangis, hehehehe

Memang ya, kalau sudah punya ikatan apapun yang terjadi pasti bisa sama-sama merasakan. Lagi pula aku juga sudah dianggap sama nenek ku seperti anaknya sendiri. Wajar saja nenek seperti itu kepadaku habisnya anak-anak nenek sudah pergi menghidupi keluarganya sendiri. Padahal kalau lagi kumpul banyak lho saudara ku itu. Hanya saja sekarang ini yang tinggal sama nenek Cuma bude lastri anak pertama nenek.  Bude lastri uda nemenin nenek sejak suami nya meninggal, bude juga punya satu anak yang sebaya denganku. Dia bernama kevin, kevin soeharjo marganya sama dengan punyaku, dia sangat baik juga sangat tampan. Banyak anak gadis di kampung ini yang tergila-gila dengannya tapi, tak satupun ia perhatikan karena di dalam hatinya sudah ada gadis yang menempati.

“Non, non lina” suara danang bisik-bisik memnggiku
“wuhh (jawabku kaget) danang ada apa?”
“ini dari kak Andre”
“kak ANDRE. Terima kasih ya danang” jawabku sepontan
“iya non, saya pergi dulu”
“iya”

Tak kusangka aku mendapat surat dari kak Andre, sudah lama aku menantikan datangnya surat ini. Dan akhirnya  kini aku dapatkan surat dari dia. Dan inilah isi dari suratnya..............
[Tak akan lama lagi kita akan bisa bertemu. Bulan januari  ini aku akan pulang, dan  jika kamu mau menunggu sebentar lagi kamu pasti bisa bertemu dengan ku.  Aku merindukanmu. Andre]
-------------------------------------n_n--------------------------------------------
Sangking senangnya, aku sambil berlari menuju ladang bunga. Disana aku bertemu dengan Danang dan ternyata danang memberiku sepucuk surat lagi yaitu dari Andre, bukan main rasanya senang dalam hatiku. Tapi, tenyata isinya tentang penantian yang tersia-sia.


Aku menangis tak terhenti di dalam dekapan bunga-bunga yang berada di lading tersebut. Sungguh sakit bukan main, aku menunggu hari ini supaya bisa cepat bertemu, ternyata aku tak datang di hari H yang telah nanti. Tapi, sekarang aku yang telah menghancurkan semua. Sungguh sakit, sakitnya membuat aku sampai tak bisa bernafas.

Non sudahlah kak Andre masih akan datang lagi kok tahun depan, sudahlah non” kata Danang untuk menenangkanku.
“Tapi apa tahun depan aku masih bisa bertemu dengan kakak?” jawabku sedu
“ Tenanglah non, non lina pasti bisa bertemu kok, oh ya non, Kak Andre juga ngasih hadiah ini buat non Lina”
“Apa ini Danang?”
“saya gak tahu non, tapi bisa kok non dilihat sekarang, soalnya saya juga penasaran”
“boleh juga”

Dan setelah ku melihat isinya, aku tambah tak bisa menahan tangisanku. Rasanya hatiku tambah sakit, karena yang telah dikadokan kepadaku adalah gaun pesta khas jepang ya juga bisa dibilang yukata, dan sebuah jepit rambut yang lucu sekali. Memang dari dulu aku sangat menginginkannya. Tapi, baru kali ini aku bisa mendapatkannya. Di dalam kotak itu ada satu kertas ternyata tulisan nya menyatakan seperti ini……………..
[oh ya kuucapkan selamat ulang tahun semoga harimu kedepannya semakin baik, aku mendoakanmu disini]


Rasanya semakin sakit hatiku saat membaca surat dari kak Andre barusan. Seperti tak bisa aku bernafas sehembus saja. Tangisan ku berhenti sekejab saat aku melihat kak Ade datang menghampiriku. Dia menanyaiku kenapa aku menangis seperti itu, dan kenapa aku bersandar di bahu Danang si pembantu rumah tangga di rumah nenekku.

Dan hampir saja dia memukul Danang karena telah salah paham. Dikira Danang lah yang membuatku menangis seperti itu. Tapi, setelah ku jelaskan dari awal kakak mengerti dan kakak meminta maaf kepadaku karena tidak mengijinkan ku pergi kerumah nenek dari hari sebelum hari ulang tahunku.

Tapi, bagaimana pun sudahlah terlanjur nasi sudah menjadi bubur.jadi, biarlah aku yang menangis dan merasakan sambil menangis. Kakak pun hanya bisa merangkulku sambil meminta maaf. Aku hanya bisa menangis sesedu karena kak Andre datang di saat aku tak hadir.

------------------------------------------n_*------------------------------------------

Tak kusangka, kak Peno menyusul kami ke rumah nenek dengan segera, betapa senangnya waktu itu perasaanku, karena kakakku semuanya berkumpul disebelah ku. Tapi, sesampai di rumah rasanya hatiku berubah menjadi sedih. Karena aku dimarahi habis-habisan oleh kak Reno. Soalnya aku tidak pamitan kepadanya kalau mau pergi ke luar. Tak ada yang membelaku, kak Ade hanya bisa berkata “sudahlah yang penting sekarang adik sudah pulang”. Tapi, bagaimana pun aku tak bisa mengelak kak Reno apalagi sekarang ini kak Reno sedang murka kepadaku.

Aku hanya bisa menahan tangisanku, yang inin menyeruak untuk keluar. Sesekali aku pergi ke kamar nenek untuk menangis tapi, selalu saja Niken mengikutiku. Seperti buronan aku saat ini karena dimana-mana selalu ada orang yang mengawasiku, hingga pada suatu hari Niken yang menemuiku sedang bertemu dengan Danang di ladang bunga. Tak sadarpun aku memarahinya sampai habis-habisan.

“Oh ternyata ini yang membuat Lina sering kesini, ada kamu. Ternyata? Sadar gak sih kamu itu siapa? Tahu diri dong! Gimana-gimana dia itu majikanmu, apa pantas seorang pembantu mendekati majikannya sendiri, heh? Dan kamu lin, kamu ini bego atau sudah di perdaya sih sama dia? Kalau kak Reno sampai tahu, maka matilah kalian berdua? Hahaha” gertak Niken kepada kami berdua.
“Maaf non, ini salah saya mohon jangan adukan non Lina kepada den Reno, saya akan berusaha untuk menjahui non Lina” jawab Danang
“Apa-apaan sih ka…..” gertakku kepada Danang
“Akan berusaha? Maksudmu apa hah? Jadi kalian mempunyai hubungan khusus begitu maksudmu?” gertak Niken
“bukan non, kami………” jawab Danang
“aku dan dia memng punya ikatan yaitu persahabatan” jawabku
“sahabat? Eh, Lin kamu sudah ngaca hari ini, heh? Apa pantas orang seperti dia bersahabat dengan orang kaya seperti kita? Dia itu udik, dan pekerjaannya juga kotor” ledek Niken
“HEEEEHHHHH, Jaga omonganmu, aku tidak suka mendengarnya, omongan terlalu kasar seperti itu apa bisa dikatakan seperti wanita yang katanya anggun hah?” bentakku kepada Niken
“ kau berani membentakku, hah?”
“kenapa tidak? Cewek kayak kamu perlu diberlakukan seperti itu supaya tahu tata cara dalam berbicara, dan satu hal lagi, tanpa orang yang seperti Danang, orang seperti kau pasti akan cepat mati. Karena orang-orang pemalas seperti kau tak akan bisa hidup didunia seperti ini sendirian, dan melakukan pekerjaan berat seperti yang dilakukan seperti Danang, mengerti ?” bentakku
“Kau akan menyesal menghinaku seperti itu?”
“non sepertinya non dalam masalah besar kali ini?” kata Danang menegasiku
“tidak, aku tidak akan kenapa-napa tenang saja, hehehe n_n”

Tapi, setelah sampai di rumah, menyesalah sudah aku tidak mendengarkan nasehat Danang, aku tak habis pikir karena aku langsung diajak pulang oleh kak Reno sendirian tanpa mengajak seorang lagi untuk menemani. Memang, di dalam mobil sehuruf saja tak keluar dari mulut kak reno. Tapi, setiba dirumah. Belum sampai aku masuk kedalam rumah, kak Reno lansung menamparku.

“ Aku pula……..”
“PLASSHHH………(kak Reno langsung menamparku.penjelasan.red)”
“Apa kak?”jawabku
“apa pantas seorang kakak mengatai adikknya seperti itu? Hah”
“aku gak mengatainya, ku hanya menasehatinya”
“nasehat katamu, kamu akan mati, apa itu tidak mengatai namanya, hah?”
“kak, aku gak cuman ngomong gitu, kakakkan uda tinggal sama aku selama enam tahun seenggaknya kakak kan bisa tahu kalau aku gak mungkin nglakuin itu semua apa lagi itu adalah saudara ku ndiri”
“tapi, lebih lama aku mengenal Niken dibanding kamu, dan aku tahu dia gak akan nangis kalau gak benar-benar hatinya tersakiti, ngerti gak kamu?”
Tapi, kak beneran aku gak berkata dia akan mati, aku bicara jika...
“aku gak mau mendengar alasan, dasar munafik..”
“ok, kalau kakak gak percaya, apa yang harus kulakukan supaya kakak percaya padaku?”
“minta maaf”
“tapi, aku gak salah”
“begitu?”
“hem,, maafkan aku kak”
“Jangan ke aku, tapi ke Niken. Tapi kalau kamu melakukan kesalahan yang kedua, maka aku tidak akan mengampuni perbuatanmu,  mengertikah kamu?”

Dari sini lah aku mulai mempunyai rasa benci ke adikku sendiri, apalagi dia sudah merebut tiga orang yang kumiliki, dan jika nanti dia sampai merebut satu orang lagi dariku, aku tak akan mengampuninya.

{Dilain cerita}

“ dimana Lina sama Reno?” Tanya kak Ade bingung
“ Tadi den Reno bawa mobil sama membawa kopernya dan koper milik Non Lina,” jawab tukang kebun disana
“ kenapa kamu? “Tanya kak Ade ke Niken
“Aku habis dimarahi sama Lina”
“dan kamu ngadu ke Reno, begitu kah?”
“habis dia keterlaluan, menyuruhku untuk mati”
“tidak mungkin, aku kenal betul ke adikku yang satu ini. Dia tidak akan mengatai orang bila orang itu tidak memulainya. Dan apa kamu gak ngerti kalau Reno begitu membenci Lina”
“hah?, sebegitunya kamu ke Lina, kak, aku juga adikmu, tapi, kenapa yang kamu perhatiin cuma Lina? Aku juga menginkannya kak, dan kenapa kak reno membenci lina? Apa karena lina adalah anak penyakitan, hah?. Ya, benar, Lina kan penyakitan dan itu yang membuat keluarga kita berantakan, karena orang tua kita gak mau ada yang membawa sial dirumah makanya kita dicerai-berai, dan kak Reno gak setuju jika harus pisah dari mereka, makanya dia menyalahkan semuanya pada anak pembawa sial itu kan, hah?”
“jaga omonganmu, lina tidak penyakitan dan dia bukan anak pembawa sial. Dibanding lina, kamu lebih menyedihkan karena kamu mempunyai mulut yang harus diajari lagi supaya bisa berkata lebih sopan, mengerti kamu. Dan satu hal lagi, jika terjadi apa-apa kamu yang akan menanggung semuanya. Ingat itu!” gertak kak Ade ke Niken

{kembali ke padaku}
                                 
Aku sangat bingung mencari yukata ku ntah tadi kutaruh dimana. Aku hanya membawa tiga surat dan lupa menaruh dimana pakaian dan jepitan rambut ku tadi. Ingin menangis saja aku merasa sakit hati pada hari ini, mungkin ini adalah hari sialku.

Dan aku tak menyangka, saat kak Ade sampai dirumah dan Niken. Aku kaget gak kepayang, karena Niken memakai yukata ku. Rasanya aku ingin meledak-ledak, aku sudah sangat marah kali ini.

“ kenapa kamu pakai yukata ku?”tanyaku ke Niken
“maaf, tadi bajuku terkena kopi,”jawabnya singkat

{dengan tak sadar aku meneteskan air mata}

“lalu sekarang dimana jepitan rambut ku?”
“tadi terinjak dan rusak, lalu ku buang saja di pinggir jalan”
“haeehhhh, kamu ini punya hati atau tidak sih, ini dari kak Andre, kamu benar-benar sudah membuatku jengkel?”teriakku
“lina?” Tanya kak Ade
“Apa sih,…………??” Tanya kak Reno juga
“dia seperti orang gila” jawab Niken
“heehhh, jaga mulutmu.” Bentak kak Ade ke Niken

Aku menangis tak henti-henti. Aku merasa semuanya telah diambil dari ku. Sekarang aku tak punya apa-apa lagi, hanya bola kaca yang ada gadis kecil didalamnya. Hanya itu satu-satunya yang ada, hanya itu yang kumiliki dari kak Andre.

Sudah dua hari ini aku dikamar saja tak bisa sedetik saja aku keluar dari kamar, kak Ade sering mengetuk pintu kamarku untuk menyuruhku keluar dari kamar dan makan, tapi, tak pernah aku perhatikan. Aku hanya diam saja melihat semua nya terjadi di sekitarku.

Tapi, akhirnya aku keluar saja dari kamar karena aku harus sekolah kembali. Di sekolah aku hanya diam saja tak sekali saja aku mengobrol dengan temanku. Vero pun datang menemuiku tapi, aku tetap saja diam. Dan mungkin dia gak nyerah, karena hanya dia yang bertahan untuk menemaniku, meskipun aku gak pernah sekali saja mengucapkan satu kata tapi dia tetap saja disisiku untuk menemaniku, dan satu kata akhirnya keluar dari mulutnya

“ jika kamu lagi ada masalah ntah kamu mau cerita atau tidak, aku siap kok jadi sandaran buat kamu, karena aku ingin menjadi seorang yang terpenting di hatimu, meskipun bukan kekasih ataupun apa yang lebih dari itu, aku hanya ingin menjadi temanmu, teman yang selalu ada di kalau temannya sedang perih atau senang”

Tapi, tetap saja aku hanya diam mau bagaimana lagi. Ini adalah masalah pribadiku. Jadi ya mau tidak mau aku harus menutupinya. Dan akan kuusahakan itu, semua temanku berusaha untuk mengajakku bicara, mungkin mereka tahu kalau aku sedang ada masalah. Memang aku tak begitu giat atau semangat seperti biasanya. Makanya aku, diam saja dan mencoba untuk menyembunyikan semuanya, supaya tak membuat teman-temanku khawatir.

Sehari ini membuat ku lumayan sedikit tenang, dari sebelumnya, sesempat teman-temanku membuat ku lelucon akhirnya ku tersenyum juga. Walaupun perih rasanya menyembunyikan perasaan, tak sengaja pun aku menangis dan ini membuat teman-temanku pada heran padaku, karena aku dikenal sebagai gadis yang periang dan mudah bergaul. Tapi, kali ini aku menangis disaat teman-temanku bercanda. Aku sudah tak kuat menahan semuanya, sakit hatiku yang kusimpan sejak aku kecil rasanya meruak-ruak ingin kutunjukkan. Sakit sekali rasanya, sampai-sampai selama satu jam pelajaran aku tak mengikuti sama sekali, mau gimana lagi mataku merah habis aku menangis.

Karena setelah ini tak ada pelajaran lagi aku berniat untuk pulang, dan ijin kesekolah. Dan akhirnya sekolah mengijinkannya, setelah itu aku tak langsung pulang melainkan ke puncak, aku paling ingat, saat dulu aku masih dirumah nenek, kalau aku saat lagi sedih selalu ke puncak dan kak Andre langsung menghampiriku. Tapi, kini aku hanya sendiri, dan menangis tersedak-sedak.

“kresek,kresek,kresek”
“siapa itu?”tanyaku heran
“kresek,…..(suaranya semakin mendekat)”
“siapa?”
“wahhhhh”seorang mengagetiku
“hah,……………….siapa kamu?”
“heh, dasar cewek ternyata cengeng ya?”katanya
“siapa kamu, berhak apa kamu bicara seperti itu hah,”
“hemhemhem,…………………..(dia hanya tersenyum sambil meninggalkanku)”
“siapa dia?”

Karena takut akhirnya kuputuskan untuk pulang dan saat sampai dirumah aku kaget ternyata ada seorang dikamarku, dan saat kulihat ternyata Niken. Tak kusangka baju-bajuku berantakan di ranjangku dan aku lihat dia sedang menyetuh benda kesayanganku (bola kaca dari kak andre.penjelasan.red) dan memakai baju kesayanganku pula yang dari kak Joe (teman akrab kak Ade.penjelasan.red).
                                 
“ngapain kamu dikamarku? Lepas dan taruh semua barang yang kamu pegang. Aku gag mau barang yang kusukai semuanya kamu sentuh!” pinta ku
“ ini ? …..” bola kaca nya langsung dilepas dari tangannya
“ ah tidak, jang….!!!
Prekkk,,
ahh,,” bolanya pecah dan tanganku terkena pecahan gelas waktu mau menyelamatkan bolanya
“rasain!!” jawabnya
heh anjing…” bentakku saat itu karena sangat meledak
“PLASHH…, ngomong apa kamu? Ngomong apa?” Tanya kak Reno
“ kenapa harus aku yang selalu mendapat tamparan ini?, apa salahku kak? “ tanyaku
“lalu kamu mau Niken yang kena tamparan padahal kamu yang ngomong kasar? Kok enak kamu? Gag punya etika, gag diajari apa di sekolah?”
“rasain..!!”kata Niken pelan
                                 

Aku hanya bisa menangisi kenyataan ku ini, ingin bercanda tapi dengan siapa? Semua yang kupunya sudah diamil olehnya, kak Andre kumohon pulang dan temani aku, aku kesepian, aku ingin kakak disini. Kak Ade dimana kakak, cepat pulang kak, aku takut sendirian!

Akhirnya, akupun pergi keluar rumah. Aku tahu kalau mereka tak akan mengejarku, maka dari itu aku pergi tanpa mengambil semua barang milikku. Sambil menangis, aku menuju keluar rumah. Dan tak disangka aku melihat ada kak Ade dan Kak Joe, berada di depanku. Mereka menanyaiku, aku pun hanya melihatku yang sedang menangis, dn akhirnya mereka membawa ku pergi kesebuah tempat yang jauh dari rumah dan bisa di bilang daerah puncak. Lalu disana aku pun disuruh menceritakan semuanya yang telah terjadi denganku. Dan dengan lugu dan polosnya kau menceritakan semua, tak habis pikir kak Ade pun kaget saat aku mengucap kata anjing.

“maaf kak, aku kesal sekali sama dia” kataku
“tapi, pantaskah kamu ngucap kayak gitu, pantas saja Reno menamparmu”
“jadi, kakak juga menyalahkanku?”
“aku gak salahin kamu, tapi, apa pernah kakak marahin kamu mpe bilang kayak gitu?”
“ok, aku salah maafin aku, memang aku anak yang gak diharapin lahir ke dunia ini” kata ku sambil lari meninggalkan mereka berdua
“lina!!!.. kamu mau kemana?”

Dan tak sadar aku berada di daerah yang gak aku kenal, aku dimana? Tapi, itu ada rumah! Mereka benar tak mengejarku kan? Mereka benar-benar gak sayang aku. Aku pun bangun dari tidurku dan... eits tidur, eh aku dimana ini? Kenapa aku ditengah-tengah hutan? Dimana ini? Kenapa hanya ada aku disini? Sambil memegang kepalaku yang sakit, aku pun sadar saat aku lari tadi, aku terpeleset dan masuk kedalam jurang. Astaga dimana ini? Aku pun berjalan dan mengikuti jalan yang ada. Sepertinya bukan hutan yang lebat melainkan hutan yang di huni oleh orang. Buktinya jalanan yang ini aku tempuh, seperti menunjukkan ke sebuah tempat. Hampir sejam aku jalan dan lho ini kan tempat yang kemarin aku kunjungi? Dan aku bertemu dengan seorang laki-laki disini bukan? Dan kalau gak salah, hp? Dimana hp ku? Aduh baterainya habis pula. Lalu dimana orang laki-laki kemarin?

 Aku harus jalan sejam lebih untuk menuju ke jalan raya. Itu pun aku masih harus jalan cukup jauh untuk naik ke bis. Astaga, aku sudah tak kuat lagi, aku lelah, aku haus. Walaupun aku mati disini mungkin tak akan ada yang cari, karena mereka tak peduli lagi dengan aku.

Dan setelah aku bangun, kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 18.46. astaga ini kan sudah malam, bagaimana aku pulangnya. Tapi, tunggu, sekarang aku dimana ini. Kenapa sepertinya berada di gubuk? Aku pun langsung berlari menuju gubuk itu, dan ternyata ada sekeluarga berada di luar sini.

“eh nona sudah bangun?” tanya pemuda yang waktu itu menganggetiku.
“kamu?” tanyaku pada pemuda itu
“hendra, nama saya hend ....” kata pemuda itu di penggal
“nama dia agus, non” kata ibu-ibu disebelahnya
“hendra? Agus?” kataku bingung
“panggil saja agus !” katanya
“aku lina”
“kenapa non bisa sampai ke sini?” tanya seorang bapak
“tolong jangan panggil saya non, panggil saja saya lina!”
“lalu nak lina bagaimana bisa kesini? Padahal ini jauh dari jalan raya”
“aku terpeleset dari puncak di sana, dan aku pun jalan sampai sana” jelasku
“kamu lucu ya?” tanya Agus
“kakak suka ya?” tanya anak gadis kecil, kira-kira lebih muda dariku
“apaan sih?” jawabnya
“aku belum mengenal kalian” kataku pelan
“aku am.. eh ningsih, ini kakakku hen.. agus, agus namanya, dan ini ibu sama ayahku”
“kalian sepertinya bukan keluarga asli sini? Dan sepertinya kalian orang kota?” tanyaku
“ehm iy,, bukan kami memang tinggal disini memang” kata ningsih
Aku hanya diam ada yang disembunyikan dari keluarga ini, tapi, aku pun disuruh tidur dengan ibu dan ningsih bersama mereka, sedangkan ayah dan agus tidur diluar. Setelah pagi pun aku pergi ke jalan raya karena aku sudah tak ada tenaga untuk berjalan akhirnya agus menggendongku, bukan kak Andre, Kak Joe , ataupun Vero melainkan orang yang baru aku kenal. Setelah sampai di jalan raya, aku pun berpamitan ke agus, aku pun mengucap suatu hari akan kembali lagi, untuk berkunjung dan mereka pun tersenyum. Saat aku akan naik bis, mobil dengan kecepatan laju yang sangat kencang menabrakku.

“aduh, kakiku” isakku
“Niken, honey. You ok?” tanya wanita itu, yang dilihat mirip dengan Niken memang
“niken?’” tanyaku
“tanpa menghiraukan lelaki dewasa itu, dia menggendongku dan masuk di mobilnya”
“kau tidak apa-apa honey?” tanya wanita itu
“maaf ya honey papa sudah menabrakmu” tanya lelaki itu
“what papa? Aduh sakit” gumamku sambil memegang kepalaku

Sadar sambil pusing aku pun bingung dimana aku ini? Rumah, iya ini rumah sakit. Tapi, rumah sakit? Apa? rumah sakit, dan ini infus?

“kamu sudah sadar?” tanya kak Ade
“kakak.. aku kok di rumah sakit, dan bagaimana kakak bisa tahu kalau aku disini”
“mama yang telp ke kami, dia pikir dia menabrak niken. Saking bingungnya sampai begitu”
“mama? jadi wanita dan laki-laki tadi orang tuaku” gumamku
“kamu gak papa lina?” tanya kak Ade
“kak, dimana mama papa kak?”
“menemui dokter”
“aku mau kesana”
“dek, tapi kamu kan masih “
“sudah ayo bantu aku”

Dan belum sampai aku keluar aku mendengar mama, papa, kak Reno sedang berdiskusi. Sedikit aku mendengar                                 

“mama kan sudah bilang, dia pasti akan seperti ini, tapi, syukurlah dia masih bisa hidup sampai sekarang!” kata mamaku
“ma, maafkan Reno karena tak bisa menempati janji Reno untuk jaga Lina dengan baik, reno malah bersikap acuh tak acuh pada Lina. Maafin Reno ma!” kata kak Reno
“sudahlah Ren, itu gk penting, sekarang bagaimana untuk mengobatinya. Kalau dia bisa bertahan sampai 16 tahun. Berarti penyakitnya masih bisa di sembuhkan, bukan?” kata papa
“tapi, pa, sel-sel dari penyakitnya sudah menyebar pa. Dan itu pun sudah tak mungkin untuk di obati. Di obati pun sudah terlambat” kata kak Reno
“sudah, sudah mama pokok gak mau dengar”

“aku sakit, aku sakit apa kak?” tanya ku ke Ade
“lina, kamu kan Cuma sakit gara-gara jatuh kemarin dan tadi” jawabnya

Aku masih tak percaya, aku pun berdiri dari kursi roda yang ku pakai dan akhirnya aku pun membuka pintu kamar ku untuk memberanikan diri menemui dan meminta penjelasan dari mereka. Aku gak tahu apa yang akan mereka katakan padaku tapi yang jelas aku pun ingin menemui mereka

“kakak,” kataku lirih yang membuat kaget mereka
“lina? Sedang apa kau disini? Seharusnya kau tidur”jawab kak Reno
“aku sakit apa? dan apakah mereka orangtuaku? Benarkah begitu?” tanyaku
“lina, de bawa dia ke kamar, dia harus istirahat” kata kak Reno
“jangan pergi, apa kalian tak ingin memelukku, walaupun tersenyum saja aku pun mau menerimanya asal kalian ikhlas” kata ku sambil mengejar orng tuaku yang ingin pergi meninggalkanku
“dek, kamu harus balik ke kamar!” kata kak Reno
“walaupun hanya sekali tolong kembalilah, aku merindukan kalian,, brukk” kataku sambil menangis dan terjatuh karena kakiku belum kuat untuk dibuat berjalan
“adik, ayo bangun”kata kak Reno
“kalian orang tua macam apa? anakmu merindukan malah kalian pergi seperti itu” bentakku
“dek ayo” kata kak Reno
“he...he...hee.... sakit,, kak dadaku sakit, tak bisa bernafas. Kakak tolong aku!”
“adik..” Ade pun langsung menggendongku

Dan setelah itu aku gak tahu apa yang terjadi denganku. Saat sadar aku melihat di sekujur tubuhku, penuh dengan tempelan bulat tipis yang rasanya mempunyai aliran listrik. Aku elihat kak Ade dan Kak Reno berada di sebelahku. Kak Reno menangis tanpa henti. Aku bertanya kenapa dia menangis? Dia pun hanya menjawab maaf dan selalu minta maaf. Semakin aneh rasanya.

Disisi lain, aku merasa diriku sangat senang, entah kenapa, tapi, aku merasa bahwa diriku tak ingin merasakan sedih lagi. Aku minta tolong ke kakak, untuk mengambilkan ponselku. Dan saat aku nyalakan ponsel, aku melihat bahwa ada pesan dari, ini no kak Andre, dan berisikan

Abc                                                      23/02/09

Lina ini tante, mamanya kak Andre. Maaf
Karena tante baru bisa kirim kabar duka ini
Ke kamu sekarang. Andre telah meninggal
dalam kecelakaan mobil seminggu lalu.
Maaf lina Jika, mendadak mengabarimu
Maafkan semua kesalahannya Andre ya.
Terima kasih Lina. Terima kasih.

Aku pun langsung teriak histeris setelah membaca surat itu. kak Reno pun langsung melihat hp ku dan mungkin karena tak percaya dia pun langsung menelpon no andre dan ternyata surat itu benar adanya. Kak Andre meninggal, dan sebelum meninggal dia pun sudah memaketkan surat ke padaku. Dan surat itu belum sampai ketanganku.

Seminggu sudah berlalu, aku sudah mulai membaik. Aku minta kak Ade untuk mengambilkan buku diary ku, untuk membawanya kemari. Sudah berapa minggu aku tak menulis di buku diary ku itu, dan Kak Ade pun membawakannya untukku.

“kak, aku boleh minta tolong lagi?” tanyaku
“tolong berikan jepit ini, ke ningsih. Dia gadis kecil yang berada di tempat dimana aku terjatuh saat berada di puncak”
“ada-ada saja kamu ini” jawabnya meringis
“serius kak, mereka adalah keluarga kecil tepatnya ada empat orang disana”
“ah, ngaco kamu”
“ih dibilangi kok,,”
“iya nanti ya”
“pokoknya dikasi ya”
“iya”

Sedikit aku melihat bayangan kak Reno dan Niken di balik pintu. Dan setelah kupastikan ternyata benar itu mereka, aku pun minta maaf kepada Niken atas semua salahku kepadanya dan berterima kasih karena dia mau menjenguk aku yang sudah jahat ke dia. Tapi, belum aku mengucap terima kasih Niken pun menangis dan memelukku.

“maaf saudaraku, aku sudah bertindak seperti itu, maafkan aku. Ku kira jika kau kuusil sampai begitu, kau tak akan mengingatku. Ternyata aku salah dengan pendapatku. Aku merasa kecewa telah berbuat seperti itu. sebetulnya ini, aku menyimpannya “ kata Niken sambil menyodorkan jepit yang dibawakan oleh kak Andre waktu itu.
“ini,, Niken maaf ya, aku sudah jahat sama kamu!” isak tangisku
“kakak juga minta maaf sama kamu karena sudah salah paham sama kamu” kata kak Reno
“tak papa kak, aku tahu ini mungkin supaya aku tidak menjadi manusia kasar dan jahat iya kan?” kataku

 Kak Reno maupun Kak Ade pun hanya tersenyum. Sekarang aku sungguh merasakan damai bersama di dalam hatiku. Aku tak pernah membayangkan bila ini semua akan terjadi padaku. Aku sungguh sangat senang. Dan di saat dadaku terasa sesak masih ingin rasanya aku tersenyum untuk membuktikan bahwa diriku baik-baik saja, tapi, rasanya sakit ku pun sudah tidak bisa ditoleransi.

Aku dimana? Kenapa tempat ini sungguh indah, hawa disini juga sangat sejuk, coba di rumah seperti ini pasti semua orang akan betah. Tapi, siapa disana? Kak, kak Andre? Dia pun menoleh kearahku, sambil tersenyum. Bukan, pasti bukan, ini hanya mimpi, kak Andre sudah tiada mana mungkin aku bertemu dengannya. Karena mencoba kenyataan aku pun langsung terbangun. Aku melihat semua menangis ke arahku. Kenapa kalian menangis? Tanyaku coba menghilangkan situasi gundah ini, tapi mulutku terasa tak mau menuruti keinginanku.Aku hanya meneteskan air mata, kenapa aku seperti ini? Tanganku di pegang oleh kak Ade yang juga ikut menangis. Setelah aku paksa mulutku pun mengucap kalimat demi kalimat dengan lirih.

“kenapa kalian?” tanyaku
“tidak apa-apa” jawab Niken
“lalu kenapa menangis?”
“kau harus sembuh” kata kak Reno
“iya, aku pasti sembuh”
“kau janji kan?” kata Kak Ade
“apa aku pernah mengingkari omonganku?”
“baiklah, jika kamu sembuh nanti kita akan pergi jalan bersama-sama setiap hari” kata kak Reno
“iya, niken bisa minta tolong ambilkan diary ku itu!” kataku
“ini”

Aku pun menuliskan yang sedang terjadi dengan diriku, tapi sungguh rasanya sangat tenang di hati. Melihat kedua kakakku yang mengharapkan aku sembuh, niken yang selalu disampingku. Serta mimpi bertemu dengan kak Andre, walalupun mimpi yang aneh tapi aku senang karena bisa bertemu dengannya.

Aku sungguh merasa sangat damai, sakit ku kini sungguh tak ada rasanya lagi, dan aku melihat kedua orang tua ku menghampiriku. Ya Tuhan ini sungguh keajaiban, jika yang kuimpikan adalah sebuah surga, maka bawalah keluarga ku serta kedalamnya. Aku sangat ingin merasakan pelukan seorang ibu. Jika beliau bersedia, sudah terobati sakit hati ku ini.

“kak, nanti tolong lanjutkan tulisan ku ini ya, kenapa semua mereka lakukan kepadaku?” pintaku sambil menyodorkan buku diary ku ke kak Ade
“apa? apanya?” tanyanya
“kau ini, jangan dibuka sekarang, nanti saja ya! Sekalian jika surat dari andre sudah datang sisipkan di buku itu ya!” kataku
“kau ini, aneh saja minta nya?” kata niken
“hehe, mama, aku ingin sekali dipeluk sama mama. Tapi, jika mama gak keberatan sih!” pintaku

Tanpa berkata mama pun langsung memelukku. Begitu pula dengan perasaanku yang sangat damai di hati, rasanya sungguh menyenangkan. Dan kini aku tahu bahwa cinta sejati selalu menemani kita walaupun kita tidak mengerti keberadaannya.


Scent of Story :

Aku pun Meninggal di pelukan mamaku. Teman-temanku sangat shock dengan kepergianku yang sangat mengejutkan, terutama chacha sama Amel. Vero pun sempat kaget dengan apa yang terjadi denganku tapi kini dia sudah lupa denganku dan menjadi kekasih Amel sahabatku, aku memang tahu kalau selama ini Amel lah yang suka sama Vero.

Danang dia juga sudah menikah, dia sangat sedih saat kabarku meninggal sampai terdengar olehnya. Tapi, dengan bantuan istrinya yang lebih cantik, baik daripada aku membuat danang lebih mudah merelakanku pergi.

Sekeluarga yang berada di hutan, ternyata adalah keluarga yang hilang karena kecelakaan mobil di jurang itu. Tapi, mereka tak mau keluar hutan untuk menyelamatkan diri mereka dari pembunuhan sadis yang akan dilakukan oleh saudara mereka dalam pembagian warisan. Jepit yang ku titipkan kak Ade sudah diberikan kepada Ningsi yang bernamakan asli Amelia. Tapi, tidak juga itu, karena chacha dalam membantu kak Ade menemukan keluarga itu, dia pun kin jadian dengan agus yang bernamakan asli Hendra.

Dan setelah aku meninggal, nenek sangat terpukul. Nenek marah besar kepada mama karena tak bisa menjagaku. Malah menjaga niken yang baik-baik saja. Ternyata aku mempunyai penyakit dari aku masih bayi, karena stress ringan mama pun ingin meninggalkan aku di rumah sakit waktu itu, tapi, karena nenek yang baik hati dia pun menghidupiku. Dia bertekad jika aku diurus dengan baik pasti penyakit itu akan pergi.

Dan sampai aku dibesarkan kedua kakakku, sifat kak Reno selalu cuek terhadapku. Padahal jika saat aku tertidur yang selalu menemaniku adalah kak reno. Dia sengaja menyembunyikan rasa sayangnya kepadaku agar aku tidak mengkhawatirkan dia. Padahal aku merasa kalau aku malah butuh dia(soalnya aku gak tahu penyakitku).

Niken juga sudah berubah, dia saat itu begitu padaku hanya merasa iri karena kau memiliki banyak orang yang sangat sayang sama aku dan selalu memberikan hadiah pada aku. Soalnya disana dia hanya mempunyai mama, papa, dan pembantu. Teman saja tidak bisa dipercaya. Tapi, tak apa lah dia kan sudah minta maaf kepadaku.

Oh ya, karena aku sudah meninggal sebelum melihat surat dari kak Andre jadi aku perlihatkan saja kepada kalian ya, ini suratnya
Oh ya, maaf jika di terakhir ceritaku ini, tulisannya berbeda, karena ini tulisanku Kak Ade, lin tak papa kan, jangan marah karena tulisanku lebih baik ya...!!! hehehe. Semoga kau mendapat sisi yang terbaik dari-Nya, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar