Senin, 23 Juli 2012

Fun Fiction my girlfriend

 Cewek gue super dupperrr....

  1. Perasaan yang terpendam
Hari rabu ini, gue mulai masuk kesekolah baru gue, bisa dibilang sekolah lama sih, tapi karena habis libuaran panjang jadinya... ya gak usah dibahas. Bertemu mereka teman-temanku, temen cowok-cewek di kelas gue sama aja, gak ada yang berbeda. Namun, ada ya ada sedikit yang berbeda anak tkj, anak tkj itu kenapa makin cantik ya? Ud ada yang punya apa belum ya? Hehehe
Hari demi hari kujalani, seperti biasa aku mendapat surat atau sms dari para penggemar ku yang sangat ngefans berat ke aku, hahaha. Kalau gak minta kencan ya minta supaya hubungan diantara kami lebih jauh, huh, menyebalkan bukan? Ya, begitu membosankan kehidupanku. Ayahku adalah pimpinan di sebuah perusahaan, ibuku seorang pemilik butik ternama, dan kakak perempuanku seorang desainer. Hidupku setiap hari hanya sendiri, sehingga aku mau apapun tak akan ada yang protes *gak ada yang ngurusi
Mulai masuk sekolah pertama aku gak pernah fokus ma yang namanya pelajaran. Padahal, setahun, tidak, hanya setengah tahun atau delapan bulan aku di sekolah ini. Tapi, penyakit males ku ini gak mau berhenti-henti, malah rasanya malah ketagihan, hahaha.
Seminggu, sebulan, liburan puasa, puasa, lebaran telah terlewati, kini waktu efektifku disekolah tinggal lima bulanan. Aduh, nama dia sapa sih? Aku pingin kenal ma anak tkj itu, Ya Allah.
“ayo mbah ke kantin,,!” ajakku ke temanku rendi yang biasa akrab dipanggil dengan sebutan mbah

Oh ya, aku belum bilang namaku Ferandre Sebastian tapi biasa dipanggil cungkring ma teman-temanku . mungkin , karena aku kecil merngking kali ya? Oh ya, aku terlahir di keluarga Sebastian. Semua yang kumau sekejap akan terwujud karena aku dilahirkan di keluarga Sebastian.
“gak makan ae,ke kantin, buang-buang waktu” jawab mbah
 “ayolah mbah, se-enggaknya kan kita isa ngopi ke mak, hehehehe”
“ngopi aja pekerjaanmu, ingat kamu baru saja masuk rumah sakit!”
“injih,mbah”

aku memang habis pulang dari rumah sakit karena asam lambungku naik, karena kebanyakan ngopi, tidur gak teratur, dan makan sembarangan. Tapi, memang aktifitas ku, kalau tidak ngopi ke kantin ya tidur di kelas, karena menurutku tak ada aktifitas yang bagus selain itu,hehehe. Lagipula kalau aku ke kantin aku bisa melihat, cewek pujaan ku itu, sudah cantik, paling ideal pokoknya kalau diantara teman-temanya.

“moo, jangan a, eh, gimana kalau kita kerjain itu mbok” kata lina ke temanya *moo
“ya pingin kena semprot dari kata-kata pedas mbok apa kamu, chu?” jawab moo ke Lina

saat aku akan pergi ke kantin malah bertemu dengan cewek pujaan ku bersama salah satu temannya, apa dia sudah ke kantin? Pikirku dalam hati. Sambil jalan bergandeng dengan mbah aku melihatinya dan melihat tanda pengenalnya, sekilas dia menatap ke arahku, langsung salting aku. Cantikkkk.. cantik, benar sih dia? Anak siapa dia itu ? tak lamar e sini? Pikirku dalam hati.

Dua bulan berlalu, sifat jahilku tetap saja seperti biasa. Ujian praktek sekolah sudah kulampaui, lalu bolos lagi di rumah. Aku memnag terkenal sebagai prince of sleep di kelasku. Masuk sekolah tapi tidur pekerjaannya, atau dirumah tapi belajar yang kemungkinan akan diujikan di UAN. Aneh bukan aku? Iya memang aneh, gadis-gadisku pun menganggapnya seperti itu.

Hem, kali ini aku mendengar dari bro *Joni kalau cewek yang kusukai baru saja menangis karena dipermainkan oleh seorang kapten futsal di skolah ku. Mendengar seperti itu, aku pun langsung bangun dari tidurku, rasanya aku pingin kesekolah, tapi bagaimana akau kana bolos? Tapi aku tetapa saja ingin melihat wanita ku itu, jadi kuputuskan untuk segera kesekolah untuk memastikan dia tak apa-apa dengan mata kepalaku sendiri.

Jam setengah dua aku langsung meluncur menuju ke sekolahan ku. Dengan motor Vixion putih kesayanganku, aku menggunakan kecepatan yang sangat kencang supaya keburu dengan kepulangan anak-anak sekolah di sekolahanku. Aku meminta bro untuk memperlambat kepulangan wanita ku itu, supaya aku bisa melihatnya, walaupun aku tahu bro dan wanita ku itu beda jurusan. Tapi, karena aku sangat memohon bro pun bolos satu pelajaran demi aku, dia memang teman yang sangat mengerti diriku dari sejak aku masih kecil.

Sampai di sekolah aku baru melihat sms dari bro di ponselku
Kring, loe dimana?
cepatan dikit, nouna nya uda keluar kelas!!

Begitu aku melihat sms itu, aku pun segera menata tampilanku, apa sudah tampan? Ap baju yang kukenakan sudah pas? Sambil bingung melihati tampilanku, aku pun membalas
Iya, gue ud di depan sekolah,
Loe mana cepatan keluar.

“heh,?" sapa mbah
“heh, apa kabar saudara?”  candaku
“ngapain kok gak masuk?” tanya gepeng *Deni
“anak ini, kalu bolos memangnya mau ngapain lagi paling juga tidur dirumah” jawab mbah
“hahahaha,, tumben pinter mbah” jawabku
“kurang ajar, tapi ngapain loe kesini? Tumben bolos tapi mau kesini” tanya mbah
“oh, itu bro gak bawa motor jadi aku jemput dia” jelasku, mana mungkin aku bilang kalau aku hanya ingin melihat wanita ku yang habis menangis itu
“kok manis?”jawab gepeng
“iya ya?” aku jawab ngeles

Tak lama kemudian aku melihat bro keluar dari sekolah, dan di depan bro aku melihat wanita ku berjalan bersama temanya *moo. Kulihat matanya sedikit lebam akibat habis menangis. Aku ingin menghampirinya tapi, gak mungkin. Kalau saja teman-temanku tahu, mati aku. Bukannya pengecut tapi, aku takut wanita ku yang akan terluka akan semua orang dekatku.

“bentar yo rek aku tak ke bro” ijinku ke anak-anak
“ngapain, bentar lagi juga kesini dia, duh kayak pacarmu ae lama-kelamaan anak itu” jawab sinyo *Radit
“hehe, ya enggak lah, ngawur aja kalian itu” bantah ku

Aku tak bisa berkutik hanya diam, seperti patung yang dipajang begitu aku melihat dia sekilas wajah, ehm tidak lebih tepat pipinya yang pink merona menjadi merah menyala karena mungkin panas matahri yang sangat terik dan karena mungkin betapa sedih perasaannya, dan sedikit samar-samar aku mendengar dia berbicara kepada temannya “ aku nggak akan ..., cukup sudah. Cukup untuk aku berharap banyak ke laki-laki ..” tapi apa yang tadi ? aku kurang jelas mendengarnya, bisa kamu ulangi lagi untukku, pliss!

“heh, ngelamun aj!” kata bro
“ehm, enggak,kok” jawabku singkat
“oh ya, anak yang waktu itu ketemu ma kita yang mau kekantin, inget a kamu?”tanya mbah ke aku
“yo banyak ya mbah, sapa seh?” tanyaku
“wes itu, anak berdua itu tadi yang lewat sini (tangan mbah menunjuk ke arah Lina ma temannya), tapi dia yang kiri (sekarang menunjuk ke arah Lina) tadi dia menangis di kantin ya rek!”
“masak seh, mbah lah kenapa?” tanyaku
“lah kenapa? Lah kamu kira aku buapaknya ta, kok tanya aku? Tapi tu anak yang mesti ngeliatin gerombolan kalau ke kantin iya kan?”kata mbah
“itu karena dia suka sama salah satu diantara kita” jawab gepeng
“sapa?” tanya bro
“mbah” jawab mereka serentak
“enak ae,” jawab mbah gak terima

Aku pun pulang bersama bro, disetiap perjalanan aku bercerita dengan bro, kenapa dan bagaimana kejadiannya tadi?. Bro pun menjelaskan begitu tertata dengan perkatan yang sangat aku mengerti. Aku jadi ingin tahu kapten futsal itu siapa, tapi kata bro jangan dicari nanti dia akan datang sendiri ke kita katanya, tapi kapan dan kenapa? Ternyata bro uda membuat scandal yang membuat golonganku bisa bertemu dengan kapten futsal itu.

Seharian aku masih tak percaya, rasanya aku ingin ke sekolah tapi bertemu dengan sapa? Ini kan sudah terlalu malam lagipula kalau aku kesana mungkin yang aku temui malah pak satpam, hahaha.
Aku tak ada pilihan selain menunggu hari esok, dan anehnya seharusnya aku gunakan saja bukan malam ini untuk istirahat tapi malah aku gunakan bergadang untuk memikirkan hari esok yang kemungkinan akan terjadi.

“ehm, bodoh ! kenapa aku tak tidur saja semalam aku kan bisa semangat tuk ketemu dia, kenapa malah aku tak tidur semalam, ehm bodoh..bodoh” teriakku pada diri sendiri
“tuan muda, anda harus sekolah karena sudah be...” kata pembantu ku yang langsung ke stop pembicaraannya
“y” jawabku singkat padat jelas

Berangkat sekolah dengan semangat, ternyata dari sekolah aku melihat wanita ku juga mengendarai motor mio hitamnya, ingin kusapa dia, tapi tak berani. Padahal aku tahu kalau di tempat aku berdiri bersama dia tak ada orang yang kenal aku. Ku kuatkan kaki ini untuk berjalan ke arah wanita itu, lalu aku bilang kalau bagaimana dengan kemarin? Atau mungkin bisa ditambah basa-basi sedikit, selagi aku menata kata-kata untuknya, aku malah melihat empat temannya sudah berjejer di dekatnya, ya mana berani aku. Selain itu, sudah menunggu lama, ternyata kapten futsal gak masuk sekolah, tambah parah sudah.

Kenapa seperti ini, kenapa harus seperti ini? Aku tak habis pikir, semua yang aku inginkan malah seperti ini, kacau dan berantakan. Hehm, mungkin belum saatnya aku bilang maupun menyapanya kali ya? Ya sudah kutup dulu saja perasaan ini, setelah UAN aku ucapkan saja ke dia. Dan setelah aku tanya saran ke bro dengan apa yang akan kulakukan dan ternyata bro pun setuju dengan semua perkataanku dan dia bilang juga akan membantuku, makin semangat rasanya.



  1. Cinta yang tak kesampaian
Sebulan telah berlalu, kini waktu ku pun tinggal dua bulan di sekolah ini, sedikit demi sedikit aku pun mendapat informasi tentang wanitaku. Ya sedikit dermi sedikit, aku mengerti siapa dia, dan sedikit demi sedikit informasi yang kuterima itu membuat aku mulai merasa ini cewek sama saja dengan cewek lain lebih, ya lebih parah ternyata daripada cewek lain.

Dia orang yang agak keras kepala, mau menangnya sendiri, perhitungan ma uang, dan yang lebih parah lagi dia suka gonta-ganti pacar dan matre kelas atas. Waduhhh, gawat bin gaswat ini. Berarti cowok yang dia tangisi kemarin bukan karena cowoknya yang salah tapi karena salah sendiri cowok orang disukai, dan ceweknya gak terima sampai jatuh sakit sekarang dianya diputusin malah gak mau. Dan matre nya yang terkenal super duper. Hadeh ,,...

Di setiap hari nya, aku melihat dia sering menatapnya, dan bahkan aku tahu kalau akhir-akhir ini dia bersama teman-temannya pisah karena bimbel disekolah, dan aku tahu kalau dia sering membuat dirinya lupa siapa dia dan apa yang mau dia lakukan, karena dia sudah mengikutiku terlalu jauh, lebih jauh malahan. Apalagi sedikit aku mendengar saat aku gak masuk dia seperti mencari seseorang di golongan teman-temanku. Aku pikir dia suka sama aku, tapi gak a, terlalu prasyarat pastinya kalau sama orang-orang kayak dia itu.

Dan saat ada pembinaan aku duduk dengan bro dan dekat pacarnya yaitu Gina. Dan baru sadar aku kalau disebelah ku adalah cewek yang kusukai. Aku pun juga melihat matanya sering menatap ke arahku. Dan karena bosan aku pun putuskan untuk pergi kekantin  dari aula bersama bro dan Gina.
Tak lama kemudian, aku melihat Lina bersama empat teman ceweknya itu juga ke kantin. Aku pun semakin jijik melihat tingkahnya itu, selalu mengikuti gerak tubuhku semakin risih rasanya.

Setiap gerak gerik nya, aku pun gak pedulikan apa-apa. Hanya kuanggap tak ada yang terjadi, diantara kita, memang kayaknya gak ada yang terjadi bukan?. UAN pun tiba, bro selalu mengingatkan aku tentang omonganku waktu itu, tapi aku sudah bulat tekatkan kalau aku gak akan menyukai wanita yang seperti itu, terlalu banyak resikonya.

Eh, sangkah tak disangkah. Pertama dan terakhir aku melihat dia kepadaku saat gladi bersih untuk wisuda besok. Tatapan matanya rasanya ingin menunjukkan kalau dia ingin mengatakan sesuatu. Tapi apa peduli, tak pernah ku anggap dia ada disampingku sedikitpun. Sungguh kejam bukan sikapku waktu itu. Ya sangatlah kejam diriku, apalagi terhadap orang yang pernah kusukai.

Cap tiga jari SKHUN aku putuskan untuk lakukan siang hari, begitu pula cap tiga jari untuk IJAZAH. Itu semua kulakukan hanya untuk menghindari Lina. Entah apa yang akan dilakukan oleh lina saat bertemu denganku nanti. Maka dari itu, aku putuskan untuk menghindar saja, walaupun aku tahu kalau kami bertemu mata ini tak bisa berbohong bahwa aku juga menyukainya begitu sangat, dan mata Lina pun tak pernah lepas pandang dari diriku. Tuhan apa yang harus kulakukan? Tolong bantu aku, Tuhan.

Vakum dirumah selama sebulan utuh, dirumah sepi makin sepi karena tak ada tatapan mata yang biasa membuatku semangat. Kenapa aku ini Tuhan, aku benci dia, begitu bencinya sampai aku tak ingin melihatnya. Tapi, semakin benci, semakin rindu aku dengan tatapan mata indahnya itu. Apa ini yang dinamakan makan omongan sendiri? Aku bingung Tuhan karena sampai sekarang perasaanku masih terpendam dalam hati dan belum pernah kuutarakan sama sekali.

Sudah sebulan diam dirumah, kini waktu pengambilan ijazah pun tiba. Aku putuskan kesekolah, tapi, tak sedikit pun aku bertemu dengan batang hidung wanita ku itu. Dimana dia Tuhan? Aku rindu Tuhan. Tolong pertemukan aku dengannya, walaupun sebentar tak apa yang penting melihatnya.

“kring, tu dia depan Lab” kata bro
“mana, ?” cariku bingung

Memang benci tapi saat mendengar namanya rasanya ingin aku tuk mengetahui apa yang dilakukannya sekarang? Saat aku menaiki tangga menuju mushola yang bisa dibuat untuk jalan pintas ke bengkel jurusanku yaitu RPL, aku melihatnya memakai hem pink dengan polkadot hitam, memakai bolero abu-abu, celana hitam kain pas body, dan sepatu ket berwarna abu-abu. Ya Tuhan, cantik benar dia hari ini. Ingin aku menatapnya, tapi sungguh rasa benci ku langsung tumbuh begitu saja. Tuhan tolong jangan seperti ini, aku masih ingin menatap, oh tidak, aku ingin melihatnya. Ingin melihatnya sampai mataku lelah pun aku bersedia. Tapi, aku mohon, hilangkan perasaan benciku ini. Aku lelah, aku sangat lelah untuk menahan rasa ini, apa salah dia? Dia punya banyak pacar, dia egois, dia keras kepala, dia pelit ataupun matre, itu semua kan omongan orang, bukan kamu yang tahu. Meskipun semua kata orang itu benar, dia pun pasti punya alasannya mengapa dia bersifat seperti itu, kau tinggal merubahnya saja kan. Tiba-tiba aku memikirkan sepanjang itu, kenapa? Tapi,.......

“mau kemana kring?”tanya bro
“sebentar, ada yang ketinggalan” jawabku sambil lari

Mungkin bro tahu, kalau aku ingin menemui dia. Saat aku melihat ke arah lab, kosong....!!!. dimana dia? Aku mohon kemarilah lin, kembalilah kesini, aku disini.sejam aku mencari-cari dia kemana pun dan dimana pun, aku datangi hanya untuk mencarinya, namun, tak ada dimana-mana. Aku pun kecewa, kenapa ? kenapa aku ini ? sekarang sesal pun tak bisa kutolak, rasanya jijik sendiri aku pada diriku sendiri. Kenapa? Kenapa harus kedia? Padahal biasanya dengan mudah aku berkenalan dan berpacaran dengan wanita, tapi kenapa? Kenapa saat aku benar ingin memilikinya aku tak melakukan apa-apa. Nama juga aku tahu saat bertemu dengannya di depan kelas. Kenapa aku ini.

Dari rumah pun, masih saja aku sesali. Bro yang tahu aku sedang marah dan kecewa, langsung membiarkan aku sendirian. Padahal jika kupikir-pikir lagi, apa salah sikap Lina padahal sikapnya hanya itu, sedangkan mantan-mantanku lebih parah dari itu. Tuhan, bagaimana ini?

Dua hari setelah merenung sesalku, aku sadar kalau aku punya album kenangan. Kubuka, kucari di semua kelas sijurusan tkj. Dimana? Apa? Apa ini? TKJ 2? Ini ternyata alamatnya, ehm ini juga no hp nya, apa? Apa harus aku telf, tapi, biarkan dia dulu yang sms, mungkin dia akan sms jika dia memang suka sama aku.


3.       Hati, waktu, jiwaku adalah milikmu

Sebulan sudah ku jalani, di sini. Aku pun berpamitan kesemua teman-temanku. Oh iya, aku akan melakukan perjalanan ke Amerika, aku akan meneruskan sekolahku disana, aku akan meneruskan bisnis orang tuaku. Walaupun orang tuaku tahu kalau aku tak pernah menginginkan semua itu. Tapi, mau bagaimana lagi? Hanya aku pewaris laki-laki yang dipunya orang tuaku. Kakakku seorang perempuan dan dia sudah punya keluarga, jadi mana mungkin kakak iparku yang meneruskan usaha orang tuaku yang sama sekali dia tak tahu awalnya bagaimana ceritanya. Jadi rasanya terpaksa aku melakukan semua pinta orang tuaku.

Saat di Bandara aku tak melihat keberadaan Lina sama sekali, tapi bagaimana dia datang, dia kan tidak tahu kalau aku berada di bandara dan akan terbang serta tinggal di Amerika. Aku saja tak memberi tahunya, bagaimana aku ini?

“bener akan pergi tanpa memberi tahu, apa yang sebenarnya kamu rasakan?” tanya bro bisik pelan ke telingaku
“hem, lagipula untuk apa?”jawabku
“bener gak akan nyesel, seperti waktu itu?”
“hem, sapa yang nyesel ?, udah lah aku uda waktunya ke persawat dengar pemberitaanya kan?”
“hati-hati ya ndre,” kata mbah
“hah? Tumben loh bilang nama gue, mbah?” tanyaku
“kau kan temanku, bagaimana pun aku kan pasti harus memanggil dengan nama aslimu kan?” jawabnya
“hehe, ok aku pergi dulu guys, hati-hati ya
Eh aku ya yang harus hati-hati? Hehe, kalian juga jaga diri ya!” pintaku
“iya” jawab mereka serentak
“aku akan jagain dia, jadi tenang saja, dan fokus ke pelajaranmu” teriak bro dari kejauhan

Aku sambil menoleh ke arah belakang, dan tersenyum melihat bro. Sambil berjalan aku sering menatap ke arah belakang. Apa aku benar-benar tidak akan bertemu dengannya? Dan dari tadi yang kulihat hanya tatapan teman-temanku sambil tersenyum. Dan hanya tatapan bro yang mengikhlaskan aku tuk berangkat. Dan aku pun putuskan berangkat, setelah duduk di persawat, tiba-tiba ada suatu yang benar-benar ingin kulakukan. Ku ambil ponselku dan mengetik pesan
Aku andre, aku adalah fans beratmu di sekolah.
Hari ini aku akan terbang meninggalkan negara ini
Dan sebelum aku pergi, aku ingin tahu kalau aku benar-benar
Suka pada dirimu, lin
RPL 2

Setelah ku ketik pesan itu lalu aku pilih nama  di kontak ponselku ‘Sayangku’. Bukannya aku kirim langsung malang masih bimbang lagi? Dan tiba-tiba seorang pramugari mendatangiku untuk mengingatkan aku supaya mematikan ponselku. Tak lama dari pramugari pergi, aku kirim pesanku itu, setelah laporan terkirim menunjukkan bahwa sukses. Aku pun matikan ponselku. Entah apa dia balas atau tidak, aku tak peduli, karena sudah lega rasanya diriku telah mengatakan bagaimana perasaanku. Walaupun aku tahu kalau itu tak pantas dan tak akan lega untuk mengatakan rasa hatiku yang begitu sangat kepada dirinya. Tapi setidaknya, ini telah membuatku sedikit lega akan semua beban dan tekanan yang selama ini aku rasakan. <3
 
Tiga tahun kemudian

Tiga tahun di Amerika membuatku sangat rindu akan teman-temanku. Aku putuskan liburan tahun depan aku akan pulang ke negara ini. Bagaimana kabar Lina? Apa dia baik-baik saja? Aku memang tahu semua kegiatan dan kabarnya dengan mudah. Aku adalah anak dari keluarga sebastian yang bisa dibilang keluarga ternama di negara kelahiranku itu. Apa pun yang kumau pasti akan terturuti dengan mudah. Apalagi ada bro yang selalu memberi kabar tentang Lina. Dia sekarang berkerudung karena harus meneruskan sekolah di universitas islam. Bagaimana ya, secantik apa dia sekarang? Sungguh penasaran aku? Sungguh hati, jiwa, dan waktuku hanya kupersembahkan untuknya. Tak lama dari lamunanku, aku mendengar sebuah bel apartemenku. Saat kubuka pintu ternyata pak pos, dan saat kulihat ternyata paket itu dikirim oleh bro dua bulan yang lalu. Iya, memang akhir-akhir ini bro tak pernah kirim kabar tentang lina, ternyata aku tahu kenapa dia begitu setelah aku tahu saat aku baca surat darinya.

Bro mulai sibuk dengan pekerjaannya, dia bekerja di suatu perusahaan jaringan dan dia bagian teknisi jaringan pula. Bro juga minta maaf karena tak bisa memberi kabar lagi tentang lina kepadaku karena begitu sibuk pekerjaannya itu. Aku pun bisa memaklumi, karena tak mungkin bro yang nama aslinya joni selalu membuntuti lina dan mana mungkin lagi karena aku tahu kalau joni sudah punya pacar yang sangat sensitif.

Dalam paket yang dikirim oleh joni tidak hanya berisi surat tetapi juga foto-foto lina selama tiga tahun lebih ini. Subhanallah sungguh cantik luar biasa ni orang. Ya Allah jika dia memang jodohku tolong pertemukan aku nanti di jenjang pernikahan dan karuniai kami seorang anak yang soleh dan solehah supaya membawa kami dalam keluarga yang sakinah,mawaddah,waromah, amin.

Setiap pulang kampus, setiap lelah, dan setiap rindu akan negaraku, yang kulihat hanya lah foto lina yang sangat cantik itu, dan setelah itu rasanya damai hati ini, tenang dan semangat kembali untuk menjalani aktivitas padat ku ini. Memang aktivitas ini sangat lah padat sampai sesak rasanya aku tak bisa keluar rumah selain ke kampus. Aku mengambil setiap jam untuk menggebu pelajaran dan tak ada sedikit waktu terbuang sia-sia olehku. Aku ingin cepat-cepat selesai dan segera pulang di perusahaan orang tuaku.

Sempat pernah aku disukai oleh orang di negaraku yang sama sekolah disini. Tapi, tidak, tidak sedikit pun untuk aku membalas cintanya itu, tak ada waktu pikirku, selain itu hanya ada satu yang kutunggu dan kuinginkan. Aku hanya meminta maaf dan segera melanjutkan kegiatanku. Pernah juga, aku dinasihati oleh temanku yang sangat kupercaya dalam segala hal. Dia orang Jerman namanya Victoria dan Jhon, mereka sepasang kekasih sejak mereka duduk di bangku SMA. Mereka sudah kuanggap keluarga, begitu pula sikap mereka kepadaku.

Aku memang orang yang sangat rajin, sangking rajinnya tak ada waktu tuk berpacaran. Sampai dua sahabatku itu takut kalau aku homo lah atau apa lah. Mereka selalu menjodohkan aku dengan teman-temannya. Tapi apa tak pernah ku respon kembali, sampai-sampai mereka kesal padaku. Karena takut mereka salah paham , lalu aku ceritakan mengapa aku begini.

“I do this because I already have a girl in my country who are waiting for me right now. So please understand, my situation, I'm not sick, but I want to focus quickly learn that it met the my girl.” kataku
Akhirnya mereka memahami maksudku, dan mereka malah mendukungku sepenuhnya. Terima kasih teman, kalian benar-benar malaikat yang dikiirim Tuhan untuk menemaniku. Sungguh hidupku disini sangat lah penuh dengan ketenangan dan keindahan bersama teman-teman yang sangat baik kepadaku, dan selalu mendukung serta menyemangatiku dalam segala hal yang bernilai positif. Benar bisa dibilang aku laki-laki yang walaupun umur ku sudah mencapai 22 tapi hidupku baru saja aku merasa baru benar-benar hidup saat aku jatuh cinta kepada sosok lina. Satu yang ingin kuucapkan saat bertemu dengan lina yaitu, Lina I <3 U.

Waktu yang kutunggu telah tiba. empat tahun sudah aku belajar di Amerika dan kini  waktu untuk diriku untuk kembali ke negara asalku dan bertemu dengan teman-temanku dan yang jelas pastinya Lina, gadis yang selalu ku impikan selama ini dalam hatiku. Pergi aku ke bandara diantar oleh Victoria dan Jhon. Mereka menitip salam kepada lina. Bagaimana aku menyampaikannya? Kenal saja aku belum, pikirku. Tapi, tak apalah yang penting setelah kenal nanti aku akan menyampaikan salam ini. Dan akan ku usahakan untuk menghampirinya dan mengajak dia untuk berkenalan. Itu janjiku, akan kulakukan itu.

“John, victoria, thank you will all have you given me, let me make this experience as well as here with fond memories for you.” Kataku
“ok thx too bro” jawab mereka

Aku pun berjalan ke arah tempat jalur penerbanganku, dan itu adalah perpisahan yang sangat menyenangkan bagi ku karena mendapat teman sebaik mereka. Tuhan aku mohon balaslah kebaikan mereka dengan suatu yang sangat indah di kehidupan kedua nanti, amin. Dan begitu aku melihat ponsel ku, sambil berjalan menuju tempat dudukku. Aku berfikir seperti ini, ya seperti ini aku meminta kenalan kepada lina. Dengan tergesa- gesa tapi terlaksana juga akhirnya, hehehe


4.       Senang atau sedih

Kepulangan ku disambut dengan banyak teman-temanku. Aku merasa bahwa diriku seperti artis kaya yang yang punya banyak penggemar. Hari ini aku sangat senang, bertemu dengan mereka. Apalagi bro, bro yang selalu sibuk tapi menyempatkan untuk datang menjemputku pula. Tuhan, lihatlah wajah-wajah ini, aku sangat rindu dengan wajah ini. Tapi, kenapa ada satu gadis disini? Berkerudung pula, apa dia Lina? Memang bayanganku terhadap Lina tak pernah lepas sedikit pun. Aku terlalu, sangat terlalu mencintainya.

“tambah guanteng aja ni anak-anak?” canda ku
“haha, guanteng dia bilang? Tapi iya sih, disini kan yang paling tampan dan keren kan aku,” kata gepeng
“heh? PD banget loe kata” serentak mereka semua

Senyum manis, canda dan tawa mengiringi perjalanan ke rumah. Aku sangat senang memiliki kalian teman. Tak pernah ada kata yang istemewa selain sempurna. Hidup ini harus sering kita syukuri bukan? Dan bukankah akan lebih baik jika kita selalu bersyukur daripada selalu mengeluh akan kekurangan kita kepada Tuhan? Kini aku sudah menyadari semua, setelah berada di Amerika Jhon yang selalu memberi motivasi ini kepadaku, sangat ingat betulwaktu itu juga sangat sempurna seperti waktu ini.

“ngelamun aja” tanya bro
“hem gak kok, ngapain ngelamun” jawabku
“eh, guys udah ku kabari belum?”tanya gepeng
“ketemu aja baru sekarang mana mungkin kita lo kabari apa-apa?” jawab sinyo
“oh iya ya, masih inget cewek tkj yang waktu itu sering ngeliatin ke arah kita, kalau kita lagi ngopi di kantin gak?” tanya gepeng
“banyak lah kita kan populer, hahaha” jawab mbah
“serius” gepeng sinis
“gak, iya gak ingat” jawab kita bersamaan
“ehm, itu cewek nya namanya karlina tapi biasa dipanggil lina, kalau gk salah pernah nangis di kantin di kantin ma kapten futsal” jelasnya
“astaga ini kan...”respon ku dalam hati kaget
“uhukkk....uhukkk.. “ tiba-tiba bro batuk tersedak
“ngapain bro? Suka ya? Aku belum bilang beritanya lo bro. Lo uda batuk-batuk gitu” kata gepng
“ngapain. Lu bisa nyetir gak si nyo? Pelan-pelan dikit dong gue kan lagi minum” ngeles bro
“oh, sorry-sorry, tadi ada kucing yang nyabrang ndadak” jawab sinyo
“ketabrak?” tanya mbah
“gak lah kan tadi aku belok setir kan, tapi, untung aja masih sepi kalau rame gak tahu uda gimana kita” jawab sinyo
“hush, ngomong kok sembarangan” jawab bro
“tadi gimana ceritanya?” tanya mbah
“oh ya, gini anak itu wes ya, dia kan dapat beasiswa gitu ya ke Amerika, eh malah ditukar ke korea. Gila bukan dia? Benar-benar pendidikan bagus di Amerika, dia malah milih korea” terang gepeng
“korea? Emang dia uda lulus di sini?” tanyaku
“weh,, hebat pokoknya kring, dia tuh uda mbawa nama universitas kita menjadi kampus ternama nasional, gak cukup itu sekarang malah ke jenjang internasional. Makanya itu, sama rektor dikirim ke Amrik, eh tapi, dia malah milih korea. Sangat disayangkan bukan?”
“kita, lo aja, gue gak” canda sinyo
“mungkin punya alasannya, ngapain kita bahas dia? Gak penting,” jawab mbah
“eh, kesalahan ini, efeknya nama sekolah smk kita juga terangkat loh, gimana sih?”
“yang dapat penghargaan kan dia, bukan kita!”
“iya sih, tapi keren banget tuh anak”
“naksir ya?” tanyaku
“iya, karena dia keren gitu, tapi untuk macarin dia gak lah”
“napa?”tanya bro
“ku uda punya sinta sayang, lagi pula aku bukan orang yang pas untuk cewek yang seperti dia”
“kalau jodoh?” tanya mbah
“ya diterima, tapi sepertinya lebih pantas dengan orang yang sederajat aja, aku gak ingin buat malu dia, dia pinter, cantik, sedangkan gue? Heh? Udalah masih ada ayang sinta”
“tapi kalau dia nya mau kamu mau?” tanya sinyo
“lo apa-apaan sih? Jelas-jelas dia uda bilang gak mau karena ada sinta, masih nanya lagi” jawabku marah
“biasa aja dong, lo lagi menst ya? Kok marah-marah gitu?” jawab sinyo
“lo suka ya?” tanya gepeng
“iya gue suka” jawabku “what? Ngapain aku ngomong ini, ampun deh. Liat mata bro langsung melirik kecewa ke gue, ya wes” gumamku dalam hati
“loh, gimana sukanya kan belum pernah ketemu?” tanya sinyo
“uda nyetir aja, aku ngantuk ingin cepat pulang” ngelesku
“hem?” jawab mereka serentak

Bagaimana mungkin lina pergi sedangkan aku sekarang pulang, aku kan suka sama dia. Salam dari Jhon dan Victoria, bagaimana ini? Aku ingin bertemu dengannya tuhan, aku pingin bertemu. Tolong pertemukan aku dengannya sekali saja, tuhan aku mohon. Tiba-tiba, ponsel gepeng berdering dan segera diangkat.

“halo? Siapa?”
...
“iya, ini siapa?”
...
“oh kamu, katanya akan ke korea, kok masih disini,?”
...
“bertemu? Kapan?”
...
“sekarang ? jam?”
...
“ok, aku akan kesana”

“ciee, dirasani sekarang telp-telphonan ni sama, sapa? Canda mbah
“iya, Lina mbah namanya” jawab gepeng
“duh apa-apaan sih, wajar aja dong aku kan kepala mahasiswa/siswi di kampus?”
“ngeles” jawab sinyo
“apaan sih?” jawab gepeng
“kapan ketemuan kalian?” tanya aku
“cie, ada yang cemburu ni?” jawab mbah
“apaan sih, rencana nya mau ku ajak ke suatu tempat ini “ jawabku
“katanya capek? Mau tidur dirumah, sekarang yang bener yang mana nih? Tau jangan-jangan pingin bertemu juga ni?” tanya sinyo
“gue mau ajak kalian makan dulu, gue lapar. Salah?”
“oh diamana? Ayo, “ kata sinyo
“soal makan apa no satu kamu, lihat mbah yang gendut aja biasa-biasa aja” jawab bro
“kurang ajar” jawab mbah
“ngempet dia, aslinya juga lapar sama seperti aku” jawab sinyo
“gakk ya, sorry aja?” jawab mbah
“hem ya udah gak usah mkan kita langsung pulang” tes sinyo
“apa-apaan sih? Yang laparkan aku. Kita ke restoran ..... “jawabku
“ok” tanya sinyo
“lo turun dimana, peng?” tanya bro
“ya sama lah, gue kan juga lapar” jawabnya
“loh gak ketemuan ta?”
“makan dulu, baru ketemuan”

Perjalanan ke restoran pun dilaju dengan kecepatan yang sangat maksimal, maklum supirnya lapar tapi penumpangnya juga lapar semua. Restoran ini memang buka dari jam tiga pagi, maklum restoran bandara, hahaha. Setelah sampai di depan restoran, kita membenahi diri kamii dulu, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Biasa kita kan cowok cukup populer waktu disekolah, mungkin saja saat kita datang ke restoran para pegawai ceweknya bisa terpesona dengan karisma kita, hahaha.

Turun dari mobil, satu per satu, seperti artis keren saja penampilan kita ini, aduh sungguh deh. Tapi, penampilan kita akhirnya terpecah saat mbah turun dan menendangkan kakinya dulu ke udara daripada ke tanah

“lihatlah betapa kerennya kita” kata sinyo
“iya, begitu kerennya kita” jawab bro
“apalagi sekarang ada maskotnya disini” kata gepeng
“maskot?” tanya bro
“Andre, bukankah dia maskot yang selalu berperan sebagai peran pertama. Dan kau bro, kaulah maskot kebanggaan wanita karena karisma yang kau miliki adalah sebagai malaikat tak bersayap” terangnya
“ayo kita masuk” kataku
“eh, eh,..” teriak gepeng dan sinyo yang sudah tersungkur di tanah
“apa-apaan sih kalian? Tanya mbah
“kau yang dorong, masih nanya lagi” jawab sinyo kesal
“oh ketendang ya? Maaf, J” jawabnya singkat
“ya udah bangun ayo masuk” jawab bro

Kita pun masuk, astaga rame sekali. Padahal ini masih jam lima pagi, kenapa serame ini? Aduh aku lapar, duduk dimana ini? Tahu begini aku makan di pesawat aja tadi malam. Bodoh...bodohhh... tiba-tiba terdengar suara kecil memanggil ke arah kita

“ketua,, ketua mahasiswa” teriak gadis itu sambil melambai-lambaikan tangannya
“siapa?” kami pun saling pandang
“aku,” kata gepeng
“terus kita?” tanya sinyo
“mbak ada tempat kosong?” tanyaku ke pegawai restoran itu
“maaf mas, duduknya sekarang kosong semua, sangat rame soalnya. Kalau mas nya mau nunggu atau mau memesan dalam paket akan saya layani”
“guys, semua “ tanya gepeng

Kami pun kesana, duduk yang dipilih gadis itu, begitu panjang memang, jadi cukup untuk kami berlima. Setelah duduk gadis itu pun menyodorkan buku menu ke arah kami. Aku hanya menatap, sepertinya aku kenal dengannya. Tapi, siapa? Setelah aku melihat ke arah bro, bro memberi isyarat tapi apa kurang jelas. Setelah kuperhatikan ternyata Li..na. Apa? Lina? Bagaiamana mungkin? Dia kan memakai kerudung? Kuperhatikan sekilas, dan selalu kulihat sampai mungkin dia merasa risih. Dan teman-temanku pun langsung menatap ke arahku, ya langsung aja aku ngeles “ liat kok pesenan kita belum dikirim?”. Dan tiba-tiba gepeng pun memperkenalkan dua perempuan itu.

“guys kenalin. Ini Lina teman kita sewaktu kita smk. Walaupun kita gk kenal, dan ini temannya putri”
“hai salam kenal ya, aku radit, joni, rendi dan ini fer” jawab mereka
“fer?” tanya lina
“panjang namanya jadi dipangil fer aja” jawab sinyo

Masih gak percaya, aku pun menjiwit tanganku, aduh rasanya sakit. Tuhan, terima kasih Engkau telah kabulkan keinginanku. Tuhan, aku sunguh senang tapi kenapa hatiku sangat sedih. Ya aku sedih karena mendengar bahwa Lina akan pergi ke Korea, hari ini juga. What? Kenapa mendadak? Jangan-jangan pergi!

“lalu, kenapa kau meminta bertemu denganku?” tanya gepeng
“begini, sebelum aku berangkat ada yang ingin kutanyakan padamu?” jawab lina
“apa? Soal apa?” tanya gepeng gugup
“sudah lama sih, sudah empat ya mungkin empat tahunan, aku pernah disms oleh anak rpl 2..”
“what itu.. itu aku?” gumamku dalam hati dan langsung memalingkan muka ke bro. Terlihat senyum tertawa bro.
“namanya andre, kau pasti kenal kan, karena kau anak rpl 2. Sebenarnya aku ingin tanya ini dari dulu tapi, aku belum kenal kau, jadi hanya diam saja” jelas lina

Rasanya sesak dadaku ini, kulihat bro masih saja tertawa kecil. Ampun deh gue

“mang, dia sms apa, lin?”
“itu, dia sms (seperti mengingat-ingat), ehm aku hanya ingin tahu dia?”
“oh, kenal gak guys? Aku bingung andre yang mana ya?” tanya gepeng sambil menoleh ke arahku dan menunjukkan senyum pertanyaan
“ehm, ciri-cirinya?” tanya sinyo
“kalau aku tahu ngapain aku tanya kalian?” jawabnya
“kring, lo kenal gak yang namanya andre?” tanya mbah sama seperti gepeng yang juga melontar senyum pertanyaan
“kok gue, mana mungkin gue kenal?” tanya gue ngeles. Jelas-jelas mereka tahu kalau yang bernama andre di rpl 2 Cuma gue. Mereka natap begitu dengan mata sinis tajam, aduh Tuhan kenapa seperti ini. Bro cuman buang senyum tertawanya terus lagi?
“loh gimana sih kalian ini, ditanyai malah saling tanya?” tanya lina
“habis bingung nond, ada dua namanya andre di rpl 2” jawab gepeng ngeles ke lina, tapi jelas-jelas cuman aku seorang
“emang dianya ms gimana sih? Mungkin tahu sms nya kita tahu yang mana orangnya” tanya sinyo
“ehm, gimana ya?”
“jangan-jangan di ucapkan”pintaku dalam hati
“ehm, dia bilang...”
“mbak ayo” ajak putri pergi
“oh aku duluan ya, ud mepet. Sorry-sorry”

Mereka pun lari keluar dan selamt, selamat deh aku. Dia gak bilang, tapi, belum mereka yang masih disini, belum selesai. Astaaggaaa

“andre, rpl 2? Kenal gak?”tanya gepeng
“emang ada lagi ya?”tanya sinyoo
“mungkin ada yang minta kenalan terus pakek nama andre,” jawab bro
“yang mungkin begitu, tapi seharusnya kita dikasih no hpnya gtu, supaya kita tahu siapa di..”tanya mbah
“ngapain anak itu kesini lagi” tanya bro memnggal percakaapn mbah
“ada yang ketinggalan nond?” tanya bro
“ehm, ini no anak itu, dia sms kalau dia suka sama aku, aku mungkin tak akan kembali kesini jadi kalau sudah tahu siapa ni orang titipin salam aja dari aku, salam terima kasih uda suka sama aku J. Aku pergi dulu, semuanya bye” jawabnya sambil lari
“kenapa dia harus kesini lagi dan memberi tahu anak-anak apa pesanku. Astaga?” gumamku
“loh? Ini, kring? Bukan lo kan, andre yang dimaksud?” tanya gepeng
“ap lihat” tanya mbah kaget
“apa an sih gak a?” jawabku pendek
“kring serius? Ini no lo, ” jawab sinyo
“ngaco mungkin” jawabku ngeles
“lo gak bisa percaya dengan kita ya? Atau kau ..?”
“gue suka sama dia, dia lain dari yang lain, apapun kata orang, tapi aku suka sama dia. Benar-benar suka. Apa yang kulakukan salah?” tanyaku
“ngapain lo masih disini ayo cepat kejar dia? Suruh bro
“oh iya” aku pun lari ke mobil dan akan kembali ke bandara
“ngapain balik lagi” tanya mbah
“kunci,,, kuncinya mana?”
“astaga gue lupa, daripada gitu, kita sekalian aja pergi” tanya sinyo
“ok ayo”

Berangkat dengan kecepatan tinggi tapi apa daya dia sudah lepas landas aku sudah sampai di bandara. Tak percaya aku pun lari melihat jam penerbangan. Ternyata benar, persawat itu adalah persawat menuju korea. Astaga, kenapa aku ini, padahal tinggal memberitahu dirinya bahwa aku andre yang kau cari, disini , ini aku. Sambil menangis sedih aku dirangkul oleh teman-temanku

“dia hanya bilang terima kasih karena aku telah mencintainya, bro” kataku dalam isak tangis
“sabar, lain kali jangan seperti ini, biar kita bisa bantu kamu!” kata gepeng

Akhirnya aku dibawa pulang mereka, dan diantar sampai rumah. Lemas rasanya badan ini, semangat bertemu dengannya hancur begitu saja. Senang diriku hari ini karena bisa bertemu dengannya tapi sedih karena diriku tak sanggup mengucap sekatapun ke dia.


5.       Mengejar cintaku

Seminggu sudah aku menyesali kepergian lina. Tuhan apa yang aku lakukan, semua temanku datang ke rumah tapi tak ada sat pun yang ku perhatikan. Sampai akghirnya gepeng pun bilang kalau dia disana akan menjadi seorang guru di sekolahan cowok. What? Kenapa begitu? Ternyata dia memilih korea karena dia tahu kalau di Amrik dia hanya akan mendapat pengakuan saja. Dan daripada dia menghabiskan waktu di Amrik, dai pun pilih korea.

Apa aku harus kesana? Tapi untuk apa? Memang papaku juga mempunyai suatu teman disana. Aku sudah tak ingin kembali ke negara itu, kenangan pahit yang kuterima saat ku masih kecil membuatku sangat takut kembali ke tempat itu. aku memang pernah tinggal di korea tapi dulu, dulu sewaktu aku masih kecil. Sekarang sudah tidak pernah aku sana, mungkin jika kau kesana mereka tak akan mengetahui wajahku. Jadi, mungkin aku akan aman, lagipula aku punya banyak pengawal jadi tak mungkin aku akan mereka kenali. *mereka = teman-teman dari anak teman papaku.

Entah apa salahku apa, waktu itu, tapi, mereka begitu marah dan mengamuk kepadaku saat mereka tahu kalau aku adalah teman dari yon jae, entah apa yon jae dan kenapa harus aku yang dipukuli aku tidak tahu? Memang waktu itu umurku tiga tahun lebih tua daripada yon jae, tapi kenapa harus aku yang dipukuli sungguh tak adil.

Setelah mendapt dukungan dari teman-temanku. Aku pun bulat tekad kan keinginanku untuk mengejar cintaku itu. dengan bulat tekat pun aku minta ijin ke orang tuaku untuk menyekolahkan aku ke korea, tentu saja disekolah dimana lina mengajar. Dan tentu orang tuaku akan menolak permintaan anehku ini. Aku disekolahkan di Amerika yang sangat bagus reportasenya daripada di korea malah aku ingin meneruskan disana. Mama yang berusaha melindungiku sangat tak kuasa menahan amarah papa kepadaku.

“kau ini aneh-aneh, kau buta bagaimana? Kalau kau mau akan ku sekolahkan lagi kau ke Amrik” bentak papa
“bukankah aku yang akan meneruskan perusahaan papa? Aku ingin belajar disana pa? Disana negeri ekonomi, mereka orang yang bagus untuk aku belajar, aku mohon pa. Papa tak ingin aku kecewa bukan, aku juga praktek ke lapangan kerja nya. Lagipula disana ada om kang hyun dan kang yon jae jadi apa lagi yang papa kuatirkan ? ” tanyaku
“banyak omong kamu, tapi serius kamu mau belajar? Kalau kamu benar-benar serius akan papa pertimbangkan lagi keputusan papa”
“ok pa, aku tunggu pa”

Merasa sedikit menang aku, walaupun gk semuanya tapi setidaknya papa sudah memberikan kartu kuning ke aku. Yang masih belum ikhlas dengan keputusanku adalah mama. Mama masih ingat betul bagaimana dulu aku diperlakukan teman-teman yon jae, mama takut hal itu terulang lagi. Padahal buyutku adalah orang korea asli, buyut dari mama ini memang sudah meninggal tapi nenek dan kakekku masih disana jadi apa yang musti ditakutkan oleh mama, aneh bukan? Walaupun agama mereka berbeda denganku yng  muslim, tapi mereka selalu menghargaiku di kala waktu apapun. Mereka selalu menyayangiku, karena semasa hidup buyutku nenekku lah anak yang paling disayang. Dan itu tidak pernah membuat nenek kakekku yang lain iri, karena mereka tahu betapa besar pengorbanan nenekku sewaktu mudanya kekeluarga kecilnya itu.

Nenekku seorang muallaf tapi sholat ataupun ngajinya tak pernah telat. Cintanya kepada Tuhan sama besar cintanya ke orang tua dan kakekku. Dalam keluarga ini yang mampu menguasai bahasa korea hanya aku seorang, walaupun aku benci dengan korea, karena masa kecil ku yang suram. Tapi, kini akan kubenahi dan akan kupantang ketakutan ini. Semangat,, demi mengejar cinta, aku harus semangat ’45.

Selama hampir sebulan aku menunggu keputusan papa, akhirnya beliau pun memberi lampu hijau kediriku. Semua telah diurus oleh papa. Mulai dari tempat tinggal, sekolah, heh ternyata papa benar-benar tahu apa yang kumau. Dia menyekolahkan aku di mana sekolah itu tempa lina mengajar, wuw, keren, aku akan berangkat di akhir bulan ini. Sungguh tak menyangka aku bisa berangkat kesana dan segera bertemu dengan lina. Walaupun pastinya sulit memasukkan aku ke sekolah SMA disana, tapi akhirnya papa pun berhasil memasukkan aku kesekolah SMA yang populer tapi hanya setahun. Dan pastinya dengan bantuan om kang, satu kalimat yang ingin kuucap kali ini adalah ‘terima kasih Tuhan, karena dengan kuasa-Mu melalui papa dan om Kang aku bisa bertemu pujaan hatiku’.

Hari yang telah ditentukan telah tiba, aku berangkat diantar kedua orangtuaku, dan teman-temanku. Terlihat diwajah mama yang msih berat untuk melepaskan aku. Tapi, pasti tidak papa. Sudahlah ma, aku bisa jaga diri, tenang saja. Dengan berat hati aku meninggalkan mereka menuju persawat yang akan mengantarkan aku ke korea.

enam jam duduk di persawat membuatku sangat lelah.  Begitu sampai aku langsung turun keluar dari persawat dan menuju pintu keluar bandara. Hem, korea aku pulang, apa kau tak merindukan aku, hehehee. Aku menaiki taksi dan menuju apartemenku. Dan baru sadar kalau aku melihat lina di sebuah sekolah. Astaga itu, iu bukannya sekolah yang akan kubuat untuk bertemu dengan lina. Dan ini, ini adalah apartemenku. What tidak jauh dari sekolahanku ternyata.

Aku akan berbenah apartemen dulu dan akan mulai sekolah besok. Aku akan bertemu denganya setiap hari selama setahun ini. Aku akan semangat belajar demi kau lin, hanya kau. Dan setelah selesai berbenah aku pun berkeinginan untuk makan ke luar dan ternyata aku bertemu di swalayan tempat aku membeli makanan. Bahasa koreanya sangat bagus, apa? Dia melihat ke arahku, tapi kenapa dia tak menyapa? Apa dia sudah lupa denganku? Tapi, baru sebulan kita tak bertemu. Wah dia benar-benr tak mengetahui aku, tak mengenaliku, hem L.

keesokan harinya

hari ini aku masuk pertama sekolah, kaget karena dari belakang ada yang mengikutiku. Dengan sedikit pelat dia mengajakku bicara

“bagaimana tidurnya semalam tuan muda?” kata laki-laki itu yang juga mengenakan seragam yang sama denganku.
“siapa, kau mengajakku bicara?”
“siapa lagi selain kau dan aku yang berada disini”
“kang? Kang yon jae?”
“menurutmu? oraiganmaniyeyo (Sudah lama tak bertemu). Apa kau masih menyimpan dendam kepadaku?”
“guraeyo, oraiganmaniyeyo (iya, sudah lama) tapi,dendam? Untuk apa?”
“lupakan, aku tak ingin membahasnya, hari ini kau akan sekelas denganku, jadi gunakan nama kecilmu itu, kau mengerti bukan Junsu?”
“hem”senyum tipis keluar dari mulutku

Anak ini sudah tumbuh menjadi dewasa, tampan dan juga keren. Aku berjalan menuju kelas baru ku didampingi olehnya. Begitu jam bel berbunyi, aku langsung masuk kelas dan memperkenalkan namaku

“annyonghaseyo, chonun junsu yeyo, mannaso pangawoyo (apa kabar, aku junsu, senang berkenalan dengan kalian”

Setelah berkenalan aku pun duduk di dekat yon jae. Semua menatapku, aku diam saja lalu dimana lina. Kenapa? Dia tak mengajar disini? Aku sudah lelah mengejarnya sampai sini. Tapi, malah tak bertemu dengannya sama sekali. Kemana lina, kenapa tak ada dimana-mana?

Sudah seminggu aku pergi kesekolah ini tapi tak sedikitpun aku bertemu dengan lina. Kenapa sih? Kenapa seperti ini? Kalau seperti ini aku bisa loyo, apalagi guru yang mengajar di kelasku sangat lah tak efisien dia lebih suka mengalah pada murid-muridnya daripada percaya dengan keyakinannya sendiri, ternyata aku baru tahu kalau dia guru magang. Pantas saja kalau dia seperti itu, membosankan.

“kau sakit,?” tanya yon jae
“tidak, hanya saja ..”
“kau mencari seseorang kan?”
“tidak,”
“ini kau, aku kenal siapa kau, kau tidak akan pergi ke korea jika tak ada yang ku mau. Guru itu bukan yang kau cari?” tangannya menunjuk ke arah lina
“lii...”
“iya guru lee, dia guru yang paling populer disini, murid-murid ingin berkencan disini bersama nya, tapi, satu pun tak ada yang berhasil mengajaknya “
“mereka kira dia bahan yang dijual belikan?”
“kenapa dia tak mengajar di kelas kita?”
“tak tahu, mungkin karena setelah masuk dia sudah dikerjakan di kelas istemewa kali ya? Lagipula kelas ini selalu menempati posisi paling bawah setiap semesternya, mungkin dia males ngajar kelas ini?”
“bahasa Indonesiamu tetap lancar walupun sedikit pelat”
“aku belajar”

Sehari ini aku tak pernah meninggalkan kelasku, aku hanya duduk manis, di tempat dudukku. Sampai jam pulang berbunyi, aku baru beranjak dari bangku ku, hari ini aku mendapat surat cinta, tapi, untuk apa, dia tak akan sehati dengan aku, kesini aku hanya untuk lina, bukan untuk berpacaran dengan kaum hawa lainnya.

Sesampai dirumah aku pun langsung tidur, kenapa sampai seperti ini padahal aku gak ada rencana untuk main-main disini tapi kalau seperti ini sama aja aku buang waktu ku percuma disini. Aku buka cendela kamar dan ternyata sungguh di luar dugaan. Lina, lina di seberang jalan. Dia masuk ke sebuah rumah, apa itu apartemennya disini ya, aku pun langsung turun ke bawah dah menuju rumah yang di masuki oleh lina. Kulihat tanda pengenal di rumah itu, kenapa tak ada pengenalnya? Aku pun memberanikan untuk memencet bel rumah itu.Belum sempat aku lakukan, aku melihat jhyun jun *ketua kelasku menuju rumah lina. Apa yang dilakukan? Penasaarn ingin rasanya aku masuk tapi, untuk apa? Akhirnya aku putuskan untuk pulang dan mencari tahu keesokan harinya.

6.       Teka-teki, cinta atau uang

Hari ini, rasanya sangat malas aku untuk berangkat kesekolah. Untuk apa, mungkin melihat guru magang itu menangis lagi karena dikerjai oleh anak-anak. Umurku cukup tua auntuk haal seperti itu, makan dari itu, aku hanya diam untuk tidur kalau tidak keluar kelas. Huh, kenapa hidup ini. Tuhan, aku mohon buatlah lina mengajar di kelasku supaya aku merasa nyaman berada di sekolah ini.

Bel masuk sekolah telah berbunyi dengan kencang tapi aku dan yon jae tetap masuk dengan santainya. Tak ada yang berani memarahi kami, karena apa? Aku tercatat anank berprestasi hanya saja malas berada disini, sedangkan yon jae dia anak presiden di suatu perusahaan ternama  yang selalu menjadi donator terbesar di sekolahan ini. Jadi, apapun sikap kami akan dimaklumi.

Semua anak dikelas menatapiku, kenapa begitu? Mungkin, karena kita anak yang sering terlambat kali ya? Tapi, kali ini, siapa guru laki-laki ini dan mengapa disini?

“yon jae ssi? Oraeganmanieyo, oddoke jinensimnika? (tuan yon jae? Sudah lama tak bertemu, bagaimana kabar anda?)” tanya guru itu
“chosumnida(baik-baik saja)” jawab nya singkat, padat, dan jelas
“kang junsu, annyonghaseo ( junsu, apa kabar),” sapa guru itu kepadaku
“annyonghaseo” jawabku turut singkat

Yon jae memang terkenal dengan sikapnya yang dingin. Selain dingin dia juga terkenal sebagai murid yang sangat tenar dalam kenakalan di luar maupun dalam sekolah.  Semua murid, sangat takut dengannya. Dan karena kau selalu bersama dengan yon jae, jadi mereka pikir aku mempunyai sikap seperti yon jae. Tapi, bagiku tak pernah kupedulikan omongan anak-anak seperti itu. aku selalu bilang kalau aku bisa berteman dengan siapa saja. Tapi, sepertinya tak ada yang mempercayai omonganku. Tapi, walaupun begitu, aku dan yon jae masih mempunyai penggemar disekolah, lebih banyak malahan.

“apa mau guru itu? datang ke kelas ini?” tanyaku ke yonjae
“dia guru kelas ini. Mungkin guru magang itu sudah tak kuasa menahan kejailan anak-anak” jawabnya

Ternyata guru tadi adalah guru kelas ini, huh tambah menyeblkan sudah. Kemana lina? Kemana dia? Kenapa tak kunjung datang ke kelas ini? Oh ya, soal hyun jun yang kemarin, apa yang dilakukannya dirumah lina? Semakin penasaran diriku dibuatnya. Terkacau lamunanku oleh sorakkan anak-anak dikelas, kenapa? Kenapa mereka bersorak bergembira? What?  Lina? Kenapa dia ke kelas ini?

“gurunya ternyata diganti” kata yon jae
“diganti?” tanyaku
“suka bukan dirimu?”
“suka apanya? Biasa aja”
“terserah”

Lina di kelas ku, dia mengajar di kelas ini? What ? seneng banget rasanya diriku ini, terima kasih Tuhan, Engkau telah kabulkan pintaku lagi. Kali ini aku harus bersemangat dan harus berani menyampaikan salam Jhon dan Victoria.

“annyonghaseyo, chonun lee na nim, mannaso pangawoyo (apa kabar, aku lina, senang berkenalan dengan kalian)” kata lina
Teriakkan bangga anak di kelas membuat suatu keonaran di kelas-kelas lain, sungguh kelas ini benar-benar terfavorit untuk kenakalannya, setelah guru kang pergi. Baru kelas terasa sunyi, karena apa? Begitu tahu kalau betapa kerasnya lina mendidik. Tapi, bagaimana dia banyak yang suka?

“ "그래, 6 어제 나를 만나러왔다가 내가 수업에서 배우지 싶어 애원하고 다시 생각 되었기 때문입니다. 제안 수락하지만, 가지 조건 함께. "클래스는 당신이 순위 목록을 이번 학기 부합해야하며 그렇지 않으면, 나는 나를 헛되이 시간 낭비하기위한 보상 50,000,000 지불(ok, karena hyun jun telah menemuiku kemarin dan memohon kepadaku supaya mau mengajar kalian di kelas ini, dan setelah kupertimbangkan lagi. Aku menerima tawaran itu, tapi dengan satu syarat. Yaitu, kelas kalian harus memenuhi daftar peringkat semester ini, dan bila tidak, bayar aku 50.000.000 won sebagai ganti rugi karena telah membuatku membuang waktuku dengan sia-sia)” kata lina
우리가 성공한다면, 당신은 우리에게 무엇을 주었 을까요? (Dan bila kita sudah berhasil, apa yang akan kau berikan ke kami?) "tanyaku
"물론 좋은 성적 얻는다면, 이번 학기 이름을 알아 (tentu saja kalian mendapat nilai yang bagus, serta mendapat nama dalam semester ini) " jawab lina
"불공정(tidak adil) " jawab Yon jae
"그렇다면 어떻게해야할까요? (lalu kau aku bagaimana?) " kata lina
"나에게 데이트(berkencanlah denganku !)!" kataku
 " 미쳤어(kau gila) " kata lina
"그렇다면은 우리는, 부인 하여 단어를 따라 기대하지 말아라 ( kalau begitu jangan harap kami akan menurutimu, nona lee)" jawabku
"그렇다면 내가 수업을 이동했습니다 때문에 지불할 필요(kalau begitu, kau harus membayar karena kau sudah membuatku pindah ke kelas ini) "
"당신은 우리의 있지도 않을거있다(kau yang memilih bukan kami) "
""어떻게 교사? 그와 사귀지 않는거 아님 엄마? " (bagaimana bu? Apa ibu bersedia berkencan dengan junsu?) " tanya hyun jun
"혹시 먼저 전체 수상자를 선정, 확인을 하죠. 나는 "당신에게 나와 함께 시간을주지(asal kau mendapat peringkat 1 juara umum, ok. Kuberi kau waktu untuk berkencan denganku)” kata lina
"나는 약속을 잡아(aku pegang janjimu) " kataku
" 가져가? 아직은 방법을 알고 (kenapa menerimanya? padahal tahu sendiri bagaimana anak itu)" kata yon jae
"? 그랬어요? (hah? Memang dia kenapa?) " kata anak yang duduk di depan yon jae
"상관 없어(bukan urusanmu) " jawab yon jae singkat

Rasanya kini aku sudah mendapatkan jawaban teka-teki kemarin, dan sekarangaku harus memilih antara cinta atau uang. Akan kuselesaikan semua tantangan ini. Ujian semester tinggal 2 minggu lagi, akan ku buktikan kalau aku mampu menjadi seorang yang pantas bersanding dekatmu lin. Hari pertama lina mengajar rasanya sangat mencekam, tak ada satu pun berani menentang lina, karena dia terlihat sangat serius dengan kata-kata 50.000.000 won itu. baru tahu aku kelas ini begitu tenang, tapi tak ada yang berani menentangku untuk tidur dikelasku. Yon jae tak masuk karena harus pergi kesebuah tempat. Baru saja aku tidur tiba-tiba lina datang dan

“guprakkk,,”
집에서 자고, 졸려 "당신은, 졸린세요. 당신이 50000000 지불해야하고, 그것 자체 대한 대가를 지불하고 당신이 있어야 성공하지 못한다면 학교로 , 2 기억, 아시 겠어요? (Kau mengantuk, kalau kau mengantuk, tidur dirumah. Jangan kesekolah, ingat dua minggu lagi, jika kau tak berhasil kau harus membayar 50.000.000 won, dan itu harus kau yang membayar sendiri, mengerti kau?)" kata lina kejam
"당신은 나의 되며, 그렇게되면, 그것도 순간을 위해 당신이 떠난 않을 것이다(kau yang akan jadi milikku, dan saat itu terjadi, tak akan sedetik pun kulepas               dirimu)"balasku
"그것을 증명 해봐! (buktikan !)"  jawab lina remeh


Semakin semangat rasanya aku menjalani hidup ini. Tantangan seperti itu, membuatku sangat berjuang untuk mendapatkannya. Lihat saja lina, aku akan mendapatkanmu. Kau tahu lin, hatiku kini penuh ambisi karena kau telah membuatku bergejolak untuk mendapatkanmu. Dan setelah kau tahu, bahwa aku adalah andre yang selama ini yang kau cari, bagaimana nanti responmu? Ingin tahu cepat rasanya diriku.

Hari semakin cepat menuju Ujian semester. Tinggal seminggu lagi, aku akan mendapat jawaban nya. Aku akan membuat kenangan terbaik dalam kelas ini, ya, akan kubuat hariku bahagia. Tidak berada disekolah saja mereka melakukan pelajaran. Sampai mereka pun rela menginap dan menggunakan kelas, lapangan basket, maupun rumah lina sebagai tempat sarana pembelajaran dan penginapan. Semangat bukan? Aku dan yon jae pun ikut dengan kegiatan mereka, dan begitu sangat membantu ternyata posisi ku disini. Karena lina begitu kewalahan mendidik 20 murid laki-laki sekaligus.

Jadi, aku pun membantu lina mengajari mereka sampai bisa, lina memang tak tahu, tapi mereka tahu bagaimana sosok diriku. Mereka juga menyemangatiku, dan hampir sebagian anak di kelas mengatakan bahwa aku akan menang dan akan berpacaran dengan lina. Ya terima kasih do’anya teman. Tapi, aku tak berniat menjadikan lina sebagai pacar taruhanku. Melainkan pacar idamanku.


7.       Ini cintaku sungguhan dan anggaplah keberadaanku

Sampai hari H, aku belajar dan berusaha untuk mendapatkan nilai terbaik. Dan setelah ujian berlangsung rasanya tenang diriku, seminggu lagi aku akan mendapatkan hasilnya. Dan selama seminggu menunggu hasilnya,  di sekolah mengadakan lomba-lomba atau biasa disebut classmeet. Tapi, aku lebih memilih tinggal dirumah daripada masuk kesekolah tak ada guna. Tak sendiri aku di rumah, yon jae datang kerumah sambil membawa game jadi kami bermain sampai sore dan main keluar saat bosan. Sungguh aktifitas yang sangat menyenangkan.

Selama lima hari aku jalani aktifitas tak ada tujuan bersama yon jae, kini saat pengumuman aku dan yon jae pergi kesekolah untuk melihat hasil pengumuman.dan saat aku datang ke sekolah semua nama anak-anak di kelasku tercantum semua di papan daftar 40 murid berprestasi se sekolah. Dan apa yang terjadi ? aku? Aku menempati posisi...

“dimana guru itu” tanya ku ke yon jae
“kenapa? Apa kau ingin lari ?”
“iya, aku lari, aku tak ingin bertemu dengannya kali ini”
“kenapa?”
“mana mungkin aku... sungguh aku tak percaya?”
하지만 불행히도 당신은 실행할 없습니(tapi sayangnya kau tak bisa lari)" kata seorang yongja dari belakangku
"그는 ... (ehm dia?)" tanyaku dalam hati
"나는 좋은 사람을 약속하지만, 왜하는 거지? 좋아, 이제 ...
성과에 축하, 축하, 당신와의 약속을 것이다. 그럼 뭐야? "그녀가 말했다(aku orang yang tepat janji, tapi kenpa kau begitu? Ok, sekarang kamu...
Selamat, selamat atas prestasimu, aku akan menjalani janjiku kepadamu. Lalu bagaimana?) “ kata wanita itu      
 "당신은 이제 공식적으로 남자 친구가있다(kau resmi menjadi pacarku sekarang ) "


Hari ini, aku mulai berpacaran dengan guru ku tau bisa dibilang bidadariku. Aku tak pernah menganggap ini suatu taruhan, karena yang kumau adalah cinta yang sesungguhnya. Hari pertama, seminggu pertama dia memang baik, seakan memang seorang pacar. Tapi, di minggu kedua dan ketiga, hem, mulai kelihatan sikap tertekan karena berpacaran denganku. Aku pun tahu tapi, tak pernah kupedulikan. Aku bertindak seakan-akan diriku merasa nyaman saja berada disampingnya. Dan waktu sebulan pun berjalan, dan lina pun memutuskan aku, tanpa kepastian yang jelas.

“mianhae(maaf)” kata lina
“wae(kenapa)?”
그것은 단지 연결을 종료( sudah diakhiri saja hubungan ini)” kata lina
? (kenapa?)”
나는 선생님이야(aku gurumu)”
그렇다면? ? (lalu?)”
어떻게 교사가 학생 사귀고 (Mana mungkin seorang guru berpacaran dengan muridnya) “
아마도, 증거는 우리가 있습니다(Mungkin saja, buktinya kita)”
내가 피곤 봤는데, 앞에서 개최 했어요. 내가 이런식으로 아주 게으른 거짓말이야. 결국, ​​ 지역을두고있다. 작품 기간 이쪽입니다(Aku sudah lelah, harus berpura-pura terus dihadapan mu. Aku ini sangat malas berbohong seperti ini. Lagipula, aku harus pindah tugas. Masa jabatanku sudah berakhir disini)” 


Aku hanya memandangnya dan bertindak tak mau dengar omongannya. Dia pun sekilas menatapku, lalu pergi meninggalkanku. Sebelum meninggalkanku tangannya kupegang, aku mohon jangan pergi. Tapi, dia pun mengelak dan tetap melangkahkan kakinya, sampai aku pun harus berkata sejujurnya.

“apa kau tahu, betapa sulitnya aku ingin bertemu denganmu? Smpai aku terbang ke korea? Kau bukannya mencari andre rpl 2 itu bukan? Di resto waktu itu, kau juga bertemu dengannya, dan sekarng kau pun bersamanya. Kau berpacaran dengannya, tapi, kau tidak pernah tahu kalau pacarmu ini sudah merindukan sosok dirimu sejak lima tahun yang lalu. Dan kini kau memutuskan andre, dan menganggapnya tak pernah ada. Padahal andre yang dulu kau cari kini selalu dan berada didekatmu.” Kataku sambil beranjak pergi
“kau? Kau siapa? Kenapa kau tahu bahasa Indonesia?” tanya lina
“apa aku harus menjelaskan ulang lagi?”
“kau siapa?”
“vixion, bukankah kau menyukai pemilik motor itu saat di smk?”
“hah? Jadi kau? Tapi, bagaimana bisa? Umurmu sudah 23 tapi, bagaimana bisa?”
“kau kira mudah masuk kesini dengan itu semua, tapi, aku lakukan ini semua hanya untukmu. Anggaplah aku, aku serisus. Ini cintaku sungguhan dan anggaplah keberadaanku disisimu. Aku rela segala milikku terberai asal kan kau tetap disini bersamaku”
“maafkan aku, aku memang menyukaimu dari dulu andre. Aku sudah mengira kalau dirimu (pembawa motor vixion) yang selalu mengirimi aku sms waktu itu. tapi, itu hanya harapan, karena kutahu di rpl 2 hanya ada satu orang yang bernamakan andre yaitu ferandre Sebastian, tapi, aku gak siapa dia? Aku hanya berharap bahwa itu pangeran monyetku” kata lina sambil tersedak karena isak tangis, dan sambil memelukku
“tapi, apa? Pangeran monyet?”
“hehee,, maafkan aku. Tak mungkin ku panggil sebutan lain karena menurutku itu yang pas denganmu, pemilik vixion?”
“tapi kenapa?”
“kau termasuk cinta monyetku”
“what?”
“hehehe?”
“jadi kita gk jadi putuskan?”
“ehm, apa buktinya tapi? Kalau kau benar andre yang kucari”
“ni ktp ku saat di Indonesia”
“liat sebentar, heh? Iyaaa... i...ni... ben...benar. kau benar cintaku yang selalu kutunggu”
“jadi?”
“kita tetap berpacaran, buatlah hari sempitku ini berharga”
“maksudmu?”
“kita jalani saja”
“kau benar-benar matre”
“apa? Aku gak matre. Tapi aku penggila motor ukuran gede”
“kau ini”
“hehehe”

Akhirnya kami pun berjalan bersama lagi. Tapi, sangat disayangkan karena dia tak menjadi guru lagi, dia harus pindah tempat karena jatah magangnya sudah berakhir. Tapi, walaupun begitu kami tetap bersama sepulang aku selalu bersamanya. Karena rumahku berseberang dengan rumahnya.

Aku sangat merasa kalau diriku ini sangat beruntung sekarang. Karena apa yang kumau selama lima tahun akhirnya terwujud dan saat ini kami berpacaran tanpa ada gangguan sama sekali. Hari-hari sangat menyenangkan, mula dari ke taman hiburan, nonton, makan bersama kami lakukan. Sungguh ini yang kumau.

“ini akan jadi moment yang paling berharga di hidupku” katanya
“akan ku buat moment sebaik- baiknya dan sebanyak-banyaknya tuk bersamamu dan itu bisa kau buat moment paling istimewa.”
“hem, terima kasih”
“ne, chagi-ya(ya sayang)”kataku
“hehe, ne appa(ya sayang)”

Setiap hari kuhabiskan bersam. Sampai rasanya aku lupa aka yon jae, maafkan aku teman. Seminggu lagi aku akan wisuda dan lina yang kuminta untuk menemaniku saat pelepasan, dan lina pun setuju. Sungguh bangga, dan hari ini aku pun berniat untuk mengajak lina ke myeong dong untuk sekedar belanja, lina pun menyanggupi. Tapi, sudah sejam lebih aku tak lihat lina di stasiun KA listrik ini. Kemana dia, seharusnya disini dari tadi. Aku sms dia gak balas, aku telp juga gak diangkat. Semakin cemas, aku datangi kerumahnya, dan ternyata kosong. Semakin panik rasanya, kemana dia? Dan bagaimana keadaannya? Sejam dari kepanikanku, aku mendapat sms dari lina
oppa mianhae,
Aku tak bisa datang karena ada keperluan mendadak

Aku makin panik, sudah selarut ini tapi dia belum saja pulang, aku sms tidak dibalas. Hp nya mati, kemana dia? Pagi datang pun aku masih di depan apartemennya. Tapi, aku tak pernah melihat sosok lina datang. Tiga hari lina tak kunjung datang aku cari kemana-mana tapi, aku tak pernah melihat sosoknya berada di tempat biasa yang kami kunjungi. Dan akhirnya kuputuskan untuk pulang kerumah.

“lina kamu dimana?”
“ting.. tong...”
“lina? Kamu darimana. Kenapa tak mengabariku? Apa kau baik-baik saja?”
“iya, maaf ya, tempatnya kedap sinyal” jawabnya lemas
“kau kemana? Dan apa kau sakit?”
“tidak, kau sudah makan?”
“belum”
“kau punya sayuran? Akan ku masakan”
“ada”

Dia pun memasak untukku malam ini. Masakannya sangat enak. Dan itu membuatku makan dengan lahapnya. Dia tersenyum dan memandangiku cukup lama.

“aku tahu kalau aku tampan, tapi, apa harus seperti ini melihatinya?” tanyaku
“ehem, malam ini aku ingin menginap disini”
“rumahmu diseberang rumahku?”
“aku ingin disini, aku takut sendirian, apa kau tak mau aku bermalam disini?”
“tapi,..”
“ayolah, aku tidur disini ya”
“heh?”

Tiba-tiba dia tidur begitu saja diranjangku. Akhirnya aku mengalah untuk tidur di sofa. Tampak dari dalam diri lina bahwa dia kelelahan, aku menyelimutinya dan mencium keningnya. Aku pun meninggalkan dia, dan tidur di sofa. Tepat tengah malam, aku merasa ada seseorang di sampingku. Dia bersandar di punggungku. Siapa ini? Dan ternyata itu lina.

“aku memang mencintaimu. Tapi, aku salah apa? sehingga aku di hukum seperti ini. Masih banyak yang kuinginan, tapi kenapa harus begini, aku tak kuat. Aku tak sanggup.” Suaranya lirih sambil menangis dan meninggalkan aku.

Aku bingung kenapa ini? Kenapa dia seperti itu? pagi-pagi sekali dia membangunanku, dia meminta kepadaku untuk menemaninya ke taman hiburan. Aku pun menyetujui tawarannya pun. Kami pergi sepagi mungkin dan pulang semalam mungkin. Sampai rumah, aku pun terkejut. Dia memberiku selembar foto kepadaku dan berkata singkat

“ini mungkin kan menjadi kenangan untukmu”
“apa?” tanyaku

Sambil pergi begitu saja dan memasang senyum manis kepadaku. Aku gak tahu apa maksudnya, tapi, ini yang dia berikan kepadaku. Dan aku pun baru saja tahu apa masalahnya. Aku mendapati rumah lina kosong, apa dia sudah pergi ke Indonesia? Tapi, bagaimana mungkin? Jelas-jelas dia sudah janji padaku untuk menemaniku saat pelepasan. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan? Dan saat aku ingin bercerita ke Yon jae, yon jae juga tak ada dirumah. Kata pembantunya dia pergi kerumah sakit, siapa yang sakit? Akhirnya kuputuskan untuk datang ke rumah sakit.

Seperti kata pembantunya, aku pun langsung ke kamar itu. saat aku menemui akan masuk ke kamar itu, yon jae di sudut ruangan memanggilku.

“junsu, come on” panggilnya
“apa? kenapa kau disini siapa yang sakit?”
“tak penting, tapi, aku melihat pacarmu disini selama dua hari kemarin, dan menemui dokter itu!”
“salah lihat mungkin?”
“pastikan sendiri! Karena tadi aku melihatnya mengamar di kamar itu”

Aku pun pergi ke kamar itu, dan kudapati lina sedang tidur dan memakai baju rumah sakit ini. Yon jae tidak ikut masuk hanya aku yang masuk, dan saat aku pergi mendatangi lina serentak kaget melihat aku sudah disisnya.

“wae?” katanya
“kenapa? Kau sakit? Sakit apa?”
“pergi ! aku tak ingin menemui mu!”
“kenapa? Sakit apa kau ini? Katakan kepadaku!”
“kita sudah putus, jadi, kumohon jangan temui aku lagi, pergi. Aku mohon pergilah!”

Aku pun tak kuasa dan langsung meninggalkan ruangan ini. Saat keluar aku mendapati yon jae, sedang bersama dokter. Aku pun duduk di kursi depan ruangan lina. Sambil menghela nafas aku tak habis pikir, semudah itu dia katakan cinta dan kini mengatakan pisah. Tak lama dari itu semua, lamunanku dikacaukan oleh kedatangan Yon jae.

“kanker, bukan hanya itu, asam lambungnya sangat tinggi. Dia harus segera operasi, tapi, itu pun butuh biaya cukup tinggi. Dan bukan itu, dia juga tak mau menjalani operasi itu!” kata yon jae
“apa? siapa?”
“tentu saja cintamu”

Kaget tersentak aku pun langsung beranjak dari dudukku, dan segera menuju ke kamar lina. Aku dapati dia sedang menangis. Dan saat aku masuk dia pun langsung mengusap air matanya itu.

“untuk apa kau kembali? Pergi kataku, kita sudah putus” katanya
“kapan? Kapan kita putus? Ini cintaku sungguhan kepadamu, aku tulus mencintaimu. Anggaplah aku ada disampingmu, percayalah kepadaku, aku akan menjagamu, apapun masalah yang kau hadapi bilang kepadaku, aku akan bantu menyelesaikannya”
"Kau kira kau siapa? Berani bicara seperti itu?”
“aku adalah pacar terakhirmu yang akan menjadi pendamping hidupmu sampai ajal menjemput”
“aku akan mati, hidupku tak lama lagi”
“semua orang akan mati, dan apa kau Tuhan sehingga kau tahu kapan kau akan mati? Aku akan berusaha mendapatkan dokter yang ahli dalam penyakitmu ini, aku akan buat kau sehat kembali, dan tunggulah sebentar!”
“kau kira kau juga Tuhan? Apa kau kira setelah aku di operasi aku akan sembuh?”
“kita yakin, berusaha dan berdo’a pasti akan ada jalannya”
“ehmm”
“aku akan mengurus semuanya, dan bila kau tak ingin operasi akan kubawa kau ke pengobatan tradisional”

Aku melihat matanya yang berninar-binar yang menunjukkan bahwa dia ingin hidup dan sehat kembali. Aku pun semangat mencari data dari pengobatan yang sangat efisien terhadap penyakit ini. Dan setelah menemukannya ku bawa lina ke tabib itu, untuk menjalani tes ukur dan seterusnya. Tuhan, kenapa ini harus terjadi kepada lina? Kenapa harus dia yang mengalaminya? Aku selalu meminta kepadamu untuk mempertemukan aku dan menjadikannya kekasih terakhir dalam hidupku, tapi, kenapa kau uji aku dengan penyakit yang seperti  ini. Bagaimana ini , Tuhan? Tunjukkan aku petunjuk jalan keluar dari permasalahan ini. Aku mohon.

 
8.       Sakit, sabar dan sembuh

Aku bawa lina untuk menjalani pengobatan, dan setelah dianjurkan untuk menjalani terapi selama lima kali, lina awalnya setuju akan semua itu. tapi, setelah terapi yang pertama, badannya memucat, sering mual, kata tabib itu hanya efek dari terapi pertama, setelah dijalani tak akan seperti itu lagi. Terapi kedua efek itu kembali lagi, dan membuat lina sudah pasrah akan semua ini. Dan setelah aku dukung dan semangati, dia pun kembali mengikuti terapi. Asalkan sabar pasti ada jalan menuju sembuh, lin.terapi yang ketiga dan keempat tak ada efek yang membuat dia muak untuk melakukan terapi ini. Sampai terapi ke lima, lina pun merasa dirinya semakin membaik. Bukannya membaik chiagi-ya (sayang), tapi, kau sudah sembuh. Tak ada yang tak akan terjadi jika Tuhan telah menghendaki.

Dengan kesembuhannya ini, lina pun bertekad untuk mengadakan syukuran. Aku pun mendukung keinginannya itu. dan saat acara akan dilangsungkan, aku pun mengalami musibah, aku kecelakaan, aku ditabrak dan harus segera di rawat di ruang UGD. Lina panik, yon jae juga disana menemani lina yang seharian menjagaku.

Aku sadar, aku mendengar, suara isak tangis lina maupun apa? aku mendengar semuanya. Aku ingin buka mataku tapi, tubuh ini tak mau menurutiku. Aku bingung, yang kubisa hanya menangis karena tak tahan melihat gadis ku menangis. Aku pun merasa ada yang mengusap air mataku tapi siapa? lalu aku mencoba mendengar, ternyata lina berada disisiku.

“pasti sakit sekali rasanya, sehingga kau tak kuasa dan meneteskan air mata. Aku mohon sadarlah oppa(sayang)”
“sudah lah lee-ssi, dia akan bangun. Dia begitu mencintaimu, dia tak akan kuat mendengar dan merasakan kalau kau sedang bersedih hati. Kau harus makan” kata yon jae
“tapi bagaimana mungkin aku makan? Sedangkan oppa koma seperti ini?”
“aku pernah mengalaminya, dia mendengar semua ucap kita. Hanya saja dia tak mampu untuk membuka matanya. Heh, junsu, cepat bangun, kalau kau tak bangun dia bisa sakit lagi” kata yon jae lagi

Mendengar itu, aku pun memaksa mataku untuk bangun, dan setelah mataku terbuka, aku pun menyuruh lina segera makan. Awalnya lina tidak mau, tapi, setelah aku mohon sangat bermohon akhirnya lina pun makan di depanku. Aku senang dan juga sedih. Senang karena kumerasa tubuhku lebih membaik setelah melihat lina dan sedih karena tak bisa menjaga lina seperti biasanya.

Setiap hari kuusahakan diriku untuk segera beranjak dari tempat tidur ini. Sampai akhirnya dokter memindah kamr ku diruang VIP inap kontrol. Hari demi hari telah terlewati, aku pun sembuh dengan sendirinya. Tak ada apapun yang mengkhawatirkan dalam diriku setelah insident kecelakaan itu hanya saja kekurangan darah sehingga harus koma, itu pun tak lama karena aku ingin segera sembuh dan selalu bersama lina.

Setelah sembuh, aku pun pulang, dan karena tak ada yang kuharapkan lagi di negara ini, aku putuskan untuk kembali ke negaraku. Lina pun kuajak serta, aku ingin mengenalkannya ke keluargaku sebagai hadiah kesuksesanku (mendapatkannya, heehhe). >o<


9.       Restu, cinta dan Kebahagiaan

Aku pergi ke bandara bersama Lina dan diantar dengan yon jae dan seorang gadis yang dikenalkan yon jae dengan panggilan cha-ya (chagi-ya). Aku pulang bersama lina, duduk disebelah lina dalam persawat membuatku terasa nyaman. Hati ku begitu terasa nyaman, sangat nyaman sehingga membuat tidur terlelap. Aku sangat lelah, karena sebelum pulang, lina mengajakku untuk menemaninya mencari oleh-oleh untuk keluarganya. Tak papa yang penting lina senang apapun akan kulakukan.

Dua jam aku tertidur, dan kini aku melihat lina yang tidur pulas, cantik, sangat cantik.aku telah mendapatkan cintaku yang lama ini aku cari. Begitu pula yon jae, dia telah menemukan chagiya nya yang begitu ia sayangi. Dan aku juga dapat kabar dari Amrik kalau Jhon dan Victoria akhirnya menikah. Mereka juga dikaruniai seorang jagoan kecil. Aku, aku tinggal berapa bulannya? Aku akan menikahi lina, tapi, jangan berapa bulan, kalau bisa secepatnya.hihihi

Setelah kita sampai di bandara. Aku langsung bangunkan chagi-ya dengan sentuhan halus, ehem.

“chagi,chagi? Sudah sampai ayo kita kemas”
“ehm, oppa. Arasso”

Aku pun langsung turun dan menuju tempat out di bandara.

“chagi masih mengantuk?”
“ne, oppa”
“nanti di mobil tidurlah”
“ne, oppa”

Aku pun tersenyum sipu, karena dia selalu memanggilku oppa(kakak yang berarti sayang). Aku paling suka saat dia tertidur karena saat dia tidur, aku bisa memandang wajah manisnya, hehehe. Kedatanganku kembali ke negaraku disambut dengan teman-temanku. Mereka nampak senang sekali, dan sempat membuat onar keributan karena kaget melihat sosok diriku yang menggandeng tangan seorang gadis.

“woow.. seorang cungkring mampu membawa bidadari dari kayangan” kata sinyo
“kau ini, chagi kenalkan ini...” kataku terpotong
“sinyo? Bukanya radit, joni, rendi, dan deni ya oppa?” kata lina
“oppa? Sudah tua ya dia? Kok dipanggil oppa?” canda mbah
“sayang bodoh itu artinya” tegas bro
“tapi, bagaimana kamu tahu kalau aku deni dan nama mereka?” tanya gepeng
“ketua mahasiswa apa kau lupa denganku?” tegas lina
“ohh, anak itu, anak beasiswa. Bentar, kalian ...?”tanya gepeng
“kalian pacaran?” tegas bro
“menurutmu?” kataku sambil tersenyum sipu
“selamat akhirnya selama berapa ya? Satu, du.. enam tahun ya enam tahun kalian bisa bersama” kata bro
“enam tahun?”tanya mbah
“jadi kamu udah tahu, kalau cungkring suka sama nie cewek?” tanya gepeng
“cungkring? Wkwkwkwk” canda lina
“napa?”tanyaku
“jelek panggilanmu, masak cungkring?”
“lah terus? Kau panggil saja aku oppa”
“tidak mau, cungkring saja “
“chagiya”
“weekkk, :p”
“chagiyaaa”

Di dalam mobil saat menuju ke rumah, lina yang tadinya mengantuk sekarang terlihat bersinar. Dia bercanda ria dengan teman-temanku. Aku pun senang melihatnya, karena cinta yang dulu aku cari sampai kukejar ke negeri orang kini sekarang bersamaku. Lina memutuskan untuk pulang dulu. Dan aku pun menurutinya, dua hari dari kepulanganku, aku pergi kerumah lina. Sungguh bidadari yang sangat cantik yang turun dari kayangan. Walaupun berpakaian apapun tetap saja cantik.

“assalamu’alaikum”
“wa’alaikum salam” jawab dari ddalam rumah
“lina nya ada?” tanyaku keseorang ibu
“oh ada, ayo silahkan masuk, ibu panggilkan dulu ya!” kata ibu itu

rumahnya sederhana tapi terlihat jelas bahwa banyak kasih sayng dalam rumah ini.

“cungkring... eh maaf, hehehe”
“kau ini, sedang apa?”
“enggak lagi apa-apa, kok gak sms dulu sih kalau mau kesini?”
“kenapa?”
“ya gak papa sih, ada apa ? kangen ya?”
“kok tahuu”
“ih, kangenan”
“lho!”
“teman nya lina dek?” suara laki-laki dewasa dari dalam rumah yang menuju keruang tamu
“iya om,”jawabku
“em, kenal dimana?” tanya orang itu
“di sekolah waktu masih smk” aku pun jadinya berbincang-bincang dengan orang laki-laki dewasa itu dan lina pun masuk kedalam
“namanya sapa?”
“andre om”
“oh, maaf ya dek, kalau aku nya nanya-nanya, biar gak salah paham aja”
“iya om, gak papa. Lagipula saya kan juga laki-laki, jadi mengerti apa yang om khawatirkan”
“ehm, ya sudah ngomong-ngomong saja lina nya, tak tinggal ke belakang dulu”
“iya om”
“ngomong apa aja, ma ayahku?” tanya lina
“aku mau melamarmu”
“heh? Jok bercanda kamu?”
“memangnya tak mau dilamar?”
“ya mau, tapi kan gak begitu caranya, aku kaget”
“alah tapi mau kan?”
“ya mau lah, hehehe. Minumnya hanya ini, gak papa kan.habisnya kamu gak bilang dulu kalau mau kesini”
“memangnya kalau aku bilang dulu akan kamu kasih apa?”
“bom”
“uhhh. Oh ya, aku ingin mengajakmu ke rumah”
“kapan? Sekarang ta?”
“tahun depan, ya sekarang chagi”
“ehm bentar ya, tak ganti baju ma pamit ma ortu”
“ehem”

Lina pun berganti baju dan pamit ke orangtuanya, kali ini ibunya yang datang menghampiriku dan disusul lina.

“mau kemana nak andre?” tanya ibunya
“hem ini, mau saya ajak bertemu dengan keluarga saya ibu, saya ingin memperkenalkan lina ke keluarga saya”
“oh, begitu”
“ngapain sih kerumahmu?”tanya lina
“nanti lihatlah sendiri”kataku
“huh?”jawabnya
“saya pamit du ya bu”ktaku ke ibunya lina
“iya, hati-hati”
“iya, ayah mana?”
“diluar itu ngurusi ayam”
“ayam?”
“mau kemana?” tanya ayahnya
“ini mau saya ajak kerumah”
“oh, nanti pulang nya jangan malam-malam ya!”
“iya yah, saya pamit dulu”
“iya hati-hati” jawabnya
“assalamu’alaikum” kataku
“wa’alaikum salam” jawab kedua orang tua itu.

Aku pun langsung mengendarai mobilku.  Dan dari kami berangkat dari rumah lina sampai berhenti di depan rumahku, lina tak henti-hentinya bicara. Aku tahu kalau dia sedang gugup. Tapi, kubiarkan saja, soalnya lucu dan hitung-hitung hemat aki. Daripada nyalakan musik, uda ada lina yang terus berkomentar panjang lebar.

“stop, chagi, kita sudah sampai”
“sampai?”
“iya, ayo masuk”
“oppa, benarkah?”
“ayo!”
“kalian sudah datang”sapa orang tuaku
“iya pa, ma, pa kenalin ni lina. Lin kenalin ni papa, mama, kakak, dan keponakanku alex”
“selamat sore semua” jawab lina gagu
“sore lina,” jawab mama
“cantik, kerja dimana dek?”tanya kakakku
“hem, saya belum mendapat pekerjaan kak”
“di korea?”
“sebagai guru,kak”
“oh, jadi ini, guru itu? iya nyo?”kata kakak
“iya, gimana?” kataku
“aku sih, no comment” terang kakak di depan lina
“mama, papa?”
“papa teserah” kata papa menyetujui, tinggal mama sekarang
“mama kamu, kerja apa lin?” tanya mama
“tidak bekerja, tante”
“kalau papa?”
“sudah pensiun”
“pensiunan apa?”
“perusahaan swasta tante”
“ehm, berapa bersaudara kamu?”
“dua tante”
“kamu yang pertama?”
“iya”
“punya beban dong?”
“beban?”
“iya, untuk nghidupin keluarga kamu?”
“itu bukan beban, itu kewajiban saya sebagai seorang anak”
“kenapa begitu?”
“saya dididik dan dibesarkan terlebih dahulu supaya mampu mengangkat serta adik saya ke jenjang yang tinggi, dan sekarang orang tua saya sudah tua, jadi saya yang harus membalas semua jasa orang tua saya”
“ehm, begitu?”
“mama, ini tanya apa aja sih ma?” tanyaku
“diam, adikmu kelas berapa?”tanya mama
“kuliah semester pertama”
“kapan aku dan keluargaku bisa bertemu dengan keluargamu lin?”kata mama
“hah? Kapan?” jawab lina
“aku menunggu kabarmu” jawab mama

Masih terlihat dari wajah lina bahwa dia mengerti maksudnya. Dan setelah aku jelaskan apa maksud dari perkataan mama, papa, dan kakakku, lina pun terkejut dan langsung memelukku. Mungkin begitu senangnya dia, sampai tak sadar akan memelukku di depan alex.

“ups.. maaf” katanya pelan
“tak apa, chagi. Kau senang ya?” tanyaku
J” hanya tersenyum
“alek mau kacih ini ke tante” kata alex
“apa ini alex? Oh ya belum kenalan, aku lina, kamu alex ya?”
“iya, tante. Ini untuk tante”
“wah coklat, terima kasih alex”
“douitachimachite(thx kembali)”
“pintarnya!”
“buat om mana?”
“om gak boleh, om cudah dewaca”
“kok gitu?”
“bye..byee...” kata alex sambil pergi
“kemarin cungkring sekarang dewasa,, waduhhh”
“apa kamu? Awas ya”
“oppa,, oppa”

Lina pun terlihat sangat gembira kali ini mungkin dia senang karena merasa dirinya menang. Aku pun turut senang ketika tahu kalau lina begitu suka padaku. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00. lina ijin ke belakang untuk numpang ke kamar mandi. Eh lama sekali dia kembali dari toilet, apa dia tersesat? Akhirnya aku datangi eh ternyata dia malah membantu kakakku memasak. Masakan lina memang lebih enak dari yang lain, aku paling suka kalau dia menumis daging. Sungguh sangat menggugah selera rasanya. Dan saat lina dan kakak lengah aku ambil kentang gorengnya.

“kentang goreng ku kok habis ya?”tanya kak ros
“lho? Tadi kutaruh sana i kak”
“apa ada kucing ya?”
“ada ini kak, bentar ya kak, kucari kucingnya”
“aduh-aduh sakit lin” kataku merintih karena menjiwir telinga ku
“sakit, kamu makan ya, kentangnya?” tanya lina
“habis kamu yang masak”
“yang goreng itu aku, bukan pacarmu. Huh-“omel kak ros

Akhirnya kami pun makan malam bersama. Daging steak ini bikinan lina. Semua orang menyanjungnya, karena masakan lina sangat enak. Lina pun hanya tersipu malu saat alex berkata “tante celain cantik, pintal telnyata juga pandai memacak. Nanti kalau alek cudah becal mau cali istli kayak tante aja, ya”. Semua pun tertawa karena mendengar ucapan si bocah kecil yang belum jelas bicaranya.

“oh ya, kamu mau kita kerumah kamu kapan lin?” tanya papa
“oo,,iya om, kalau soal itu saya belum tahu”
“sabtu besok kalau begitu ya?”
“hah? Emm maaf, iya om saya akan bilang ke orang tua saya”
“ya baik lah”

Lina begitu cemas saat kuantar pulang. Dia begitu panik, aku gak tahu apa yang sedang dia pikirkan tiba-tiba dia panik seperti itu? padahal tadi dia abegitu senang kenapa sekrang dia menjadi seperti ini.

“oppa. Apa kau serius akan menikah denganku?”
“kenapa kau berfikiran seperti itu, apa menurutmu aku sedang bercanda?”
“tidak hanya saja kau dari keluarga terpandang sedangkan aku? Aku hanya anak dari seorang supir dulunya”
“yang terpenting dalam hidupku, ilmu, keluarga, dan teman. Masalah materi itu bisa kita cari. Tapi, untuk mencari ketiganya kita butuh waktu yang cukup lama, bukan begitu lina-ssi?”
“ehm, kau menerima diriku apa adanya?”
“lebih baik mensyukuri apa yang kita punya daripada menghitung kekurangan kita” jawab kami bersamaan
“hehehe” tawa lina

Aku pun mengantarkan lina sampai kedalam rumah. Bertemu dengan ayah dan ibu lina aku pun memberi salam dan menyampaikan salam dari keluargaku. Aku berkata bahwa keluargaku akan melamar lina hari sabtu besok. Keluarga lina, sebetulnya sedikit kaget, tapi setelah mendengar penjelasanku, akhirnya mereka mengerti.

Hari demi hari telah dilalui. Aku sibuk mempersiapkan saat aku harus ke rumah lina bersama keluargaku. Begitu pula lina, dia bingung menyiapkan segala persiapan untuk hari sabtu. Waktu yang ditentukan telah tiba. Aku datang bersama keluarga ku disambut pula oleh keluarga lina. Begitu cantik saat aku melihatnya memakai busana muslim. Mama pun sangat terkesan melihat kecantikannya.

Acara pun berlangsung secara hikmat. Dan acara pernikahanku pun tinggal sebulan dari sekarang. Lina langsung sms aku
Bagaimana aku mempersiapkan ini
Terlalu cepat J
Dan ku balas seperti ini
Begitu cepat! Kan lebih baik seperti ini
Kau itu mengeluh apa senang?

 Lina pun hanya membalas senyuman yang manis. Setelah acara selesai, lina pun harus beres-beres. Kami pun mulai disibukkan dengan acara pernikahan ini. Mulai dari gedung, baju, undangan, cathering makanan, sampai segala hal. Dan saat tanggal pernikahan kurang seminggu, kami tiba-tiba bertengkar. Kenapa harus begini, padahal kurang seminggu lagi hari bahagia. Dan padahal hanya karena masalah kecil, mungkin kita sama-sama capek kali ya, aku pun meminta maaf dan memaklumi keadaan.

Dan akhirnya lina pun memaklumi pula, dan sampai hari H kami pun serasa pengantin yang paling bahagia. Apalagi aku, aku sangat gembira karena hari ini yang menjadi pengantinku adalah gadis impianku yang super duperrr susah untuk diajak bersama. Bagaimana tidak butuh waktu enam tahun aku mendapatkannya. Dan di hari bahagia ini, aku sampaikan salam kedua teman ku Jhon dan Victoria di depan para tamu undangan.

“chagi, sini aku ingin sampaikan sedikit ke kamu!” kataku
“apa oppa?” jawabnya
“kamu dapat salam dari Jhon dan Victoria, teman dan sahabatku sewaktu di Amrik”
“benarkah?”
“benar, mau bukti”
“heh..?”
“cupp”
“hhhuuhuuuhhh” teriak para tamu undangan melihat kami berciuman

Rasanya sangat istimewa, karena sekarang aku sudah sah mendapat ciuman dari gadis yang kucinta.




Tokoh :
1.       Ferandre Sebastian (cungkring)
2.       Lina  (lee)
3.       Joni Putra (bro)
4.       Kang Yon Jae (yon jae)
5.       Rendi Pratama (mbah)
6.       Deni Samuel (gepeng)
7.       Raditya Yohannes (sinyo)

Kritik dan saran ditunggu.... J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar