Rabu, 25 Juli 2012

Fun Fiction love in chocholate cake

Love in chocholate cake

     Hai, aku adalah Cinta Anggreani, aku adalah putri dari seorang direktur kue di kota ini. Usaha papaku sangatlah berkembang dengan pesat. Aku sangatlah dimanja, disayang dan semua perkataanku pastilah terjadi.

          Semua orang dirumah sangatlah sayang denganku, semua tanpa perkecualian. Sedikit saja aku terluka pasti aku akan langsung terawat dengan intensif. Aku selalu dapat apa saja yang akan aku mau.

          Disekolah aku sangat dihormati, teman-temanku sangat sopan kepadaku, apapun yang kumau pasti langsung mereka berikan. Di sekolahan ini aku lah yang berkuasa, kenapa tidak. Sekolahan ini adalah milik kakekku. Dan akulah cucu yang sangat disayang oleh kakekku. Semua orang sangat takut jika aku terluka sedikit saja disisni karena balasannya adalah “out” jika berani menentangku.

          Semua orang akan kubuat takluk kepadaku tanpa pengecualian. Jika ada satu yang melawan akan segera ku tending keluar dia.

          Pagi ini akan kualami semuanya, dari mulai pelajaran pertama yakni Matematika. Di sekolahan ku ini termasuk sekolah yayasan, ada SMK dan SMA juga ada SMP nya. Aku ambil SMA dan ambil IPS karena setelah lulus nanti aku ingin menjadi direktur di sebua perusahaan ternama di pulau ini. Aku tak mau kalah dengan kaum laki-laki.

“Ta, loe hari ini bawa permen karet gak?” Tanya Grace  ke padaku.
“bawa, napa loe mau?”
“pak Ahmad kan guru paling nyebelin tu, gimana kalau kita kasih permen karet di depan pintu supaya dia tahu rasa,”
“setuju itu, mana permen karetmu Ta?, ku minta !” jawab Siska
“ini, pokonya ku gak mau ikutan aksi bodoh kalian, ngerti kalian?”

          Memang aku dikenal nakal oleh semua warga sekolah ini. Tapi, sebetulnya bukan aku yang nakal tapi teman-temanku. Aku hanya terikut-ikut nama saja. Semua cowok disini ingin sekali menjadi temanku, lebih-lebih menjadi cowokku. Tapi, satupun tak ada yang bisa mengganjal di hatiku. Temanku tergolong anak kaya-kaya, tapi, tak satupun yang menyenangkan.

“minggir………..”dari orang di belakang
“ahhh, (aku tertubruk sampai terjatuh)”
“untung selamat, jika sampai kau terluka pasti aku yang akan merasa kesakitan”kata orang itu
“dasar orang gila, bicara dengan uang. Seribu pula, kalau satu juta bagaimana? Aneh” jawabku
“ ………………..” tak menjawab hanya melirik
“hah, berani sekali dia melirik begitu ke aku, anak apa itu??” pikirku

          Tak sedikitpun aku kehiangan info, aku selalu mencari orang yang telah menabrakku demi uang seribu itu. Tak lama dari satu jam aku langsung mendapatkan info kalau dia dari SMK dan jurusan tata boga. Namanya Bagas, Bagas Sugiarto. Pantesan responnya begitu tajam ketika mendengar uang satu juta. Kan anak tabog lagi butuh seponsor untuk dibuat basar sekolah. Aku tahu kelemahannya, akan kubuat maniak uang itu jinak kepadaku.

“wah,wah,wah, nona besar dari bagian SMA. Cantik sekali dia, mau apa dia kemari?” Tanya gerombolan anak-anak di kelas Tabog
“ kau, bisa buatkan aku bronis yang mempunyai aroma wangi yang bisa membuat orang jatuh cinta?”
“wah, mana mungkin, aneh-aneh saja. Tak mungkin kue bisa menyihir orang menjadi jatuh cinta?” kata anak-anak tabog di belakang ku
“aku dengar kau juga ilmuan bukan, kau ambil eskul K.I.R bukan? Pasti bisa membuatkannya untukku?”
“mana bisa kue dicampur dengan ramuan?” omongan gerombolan anak di belakangku.
“heh, kalian diam. Bicara saja akan ku tending kalian dari sini?” bentak Siska
“tentu aku tak menyuruhmu untuk membuatkannya dengan Cuma-Cuma, kamu akan kubiayai menyelenggarakan bazar di sekolah tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun, bisa gak kamu membuatkannya untukku?”
“akan kubuatkan” dia menyanggupinya
“dan harus berhasil, jika tidak kau akan angkat kaki dari sini, bersedia? Ku beri kau waktu dalam tiga hari”
“hah, apa-apa?”Tanya anak-anak itu
“loe serius Cin, dengan omonganmu, biayanya tak cukup lima juta Cin?” Tanya Grace
“loe lupa, siapa gue?”
“sorry, gue barusan lupa, hehehe” jawab Grace
“hehehe, kita lihat saja maniak itu apa bisa berhasil apa tidak?”

          Aku tak akan menyerah, aku akan melihat dia tunduk dan suka padaku, supaya dia tahu kalau aku pantas untuk dikagumi dan dihormati di banding uang seribu.

          Hari demi hari telah berganti aku tak habis pikir kalau ternyata hari ini adalah hari yang telah kutentukan. Aku menghampiri kelas Tabog sendiri dan ternyata belum sama sekali yang datang dan ternyata maniak itu sudah menunggu selama setengah jam, aku hanya tersenyum puas dengan kegigihannya.

“bagaimana? Apa pesanan ku sudah jadi?” tanyaku
“tentu, ini. Setelah makan ini orang yang memakan ini akan langsung jatuh cinta kepada seseorang yang pertama dilihatnya, dan jika butuh penjelasannya lebih lanjut di kertas ini ! dan sekarng mana bayaranku?”
“apa? Khasiatnya saja aku belum tahu, sudah meminta imbalan. Ckckckck, akan musnah jika kedua pihak melakukan ciuman dan hanya bertahan selam satu bulan, ehm masa sih? Kayak di cerita-cerita anak kecil saja? Ehm, sebelumnya ini BUKTIKAN DULU PADAKU?”
“hug,,hug,,hug,,ehm……
Aku cinta kamu”
“ehm, apa benar-benar ini, wah bisa digunakan oleh gadis-gadis yang pernah di tolak cinta ini? Tapi disini tertulis akan berebti saat berciuman, apa benar?”
“sebentar lagi akan masuk kelas, sebaikknya kamu balik kekelas!”
“ehh, apa? Tidak sebelum kau membuktikannya kepadaku,, ehh”

[Apa benar aku akan menciumnya, beranikah aku melakukannya?]

“apa yang akan kamu lakukan, Cinta?” tanyanya lembut
“pandanglah aku tanpa harus dengan ramuan ini,” jawabku pelan di pelukannya
“kenapa kamu nangis?, jangan menangis nanti cantikmu hilang sayang!”
“ehm, aku balik dulu ya, ke kelas”
“ehm iya, apa mau ku temani?” Tanya nya lembut
“tidak terima kasih”
“hati-hati, Cinta” jawabnya sambil senyum manis kepadaku

          Aku tak berdaya saat dia harus bilang cinta kepadaku, tapi kenapa aku menjatuhkan sisa kuenya tadi padahal kan bisa kubuat uji coba ke cowok-cowok lain. Di kelas semua pada Tanya dengan uji coba itu, dan aku hanya menjawab kalau dia gagal dan dia meminta kepadaku untuk tidak dikeluarkan tapi bersedia menjadi pembantuku selama dia berada di sekolah ini. Dan semuanya tampak semangat, dengan lelucon yang kubuat. Mereka senang sekali saat aku bilang akan menjadikan dia pembantukku sepuasku, aku juga menambahkan kalau dia hanya untukku bukan untuk menjadi pembantu teman-temanku. Karena aku tahu jika temanku ikut-ikutan, dan tak tahu apa yang sebenarnya terjadi akan tertindas Bagas nanti.

          Satu bulan ya? Tak masalah, tapi akan kubuat kebohongan ini menjadi benar-benar nyata dan abadi di memori ingatanku. Aku sangat ingin melihat reaksinya setiap harinya. Apa yang berbeda dari hari ke hari? Aku ingin tahu, betapa kuat khasiat kue itu dan akan ku ukur berapa ukuran seorang maniak jika berpacaran.

          Sepulang sekolah, aku sudah ditunggu di Lab tabog, ku lihat semua temanku sudah pulang dan aku langsung masuk di Lab tabog,. Ku lihat dia sangat focus dengan kuenya. Apa begitu saja tingkat kemesrahan seorang maniak, kalau memang seperti ini ya sangat membosankan, kalau ku akhiri sekarang ini dengan satu cara yaitu berciuman. Tapi, ah tidaklah mana mungkin aku menciumnya, besabarlah, Cinta. Bersabar!

“sudah sampai ya?” tanyanya
“Iya,”
“maunya akan kujadikan suprize, tapi sudah ketahuan. Apa boleh buat, tunggu sebentar ya! Sebentar lagi selesai kok”
“iya,”
“selesai, buat kamu”
“aku, untuk acara apa? Aku gak ulang tahun kok!”
“buat kamu, buat kekasihku yang paling kusayangi”
“hem, apa?”
“kusuapi ya, agg?”
“hem iya, ………… enak”
“enakkan, karena kubuat penuh rasa cinta, seperti nama pacarku saja Cinta”
“hem,………(pipiku memerah seketika). Benarkah?”
“tentu, ehm gak pulang uda sore ini, bentar kagi pasti maghrib”
“ayo,,”

          Kami pulang berdua, memang pakai mobilku tapi dia yang nyopir. Aku sempat heran darimana dia bisa belajar nyetir mobil, motor saja dia gak punya. Tapi, setelah kutahu jawabanya ternyata simple, selama ini dia bekerja menjadi sopir di rumah seorang, hari ini dia cuti karena ingin bersamaku. Maka dari itu bos nya memakluminya.

“bagaimana kalau jadi sopirku?” tanyaku
“hem, tak bisa Cinta, aku sudah dikontrak, sama anak bosku aku gak boleh pindah. Katanya dia pingin aku yang menyopiri dia sampai dia tua” jawabnya
“cewek ya? Sekolah atau kuliah?”
“cemburu ya?”
“enggak, yang benar saja?”
“nggak apa kok, dia cewek masih SMP”
“tapi apa mau selamanya kamu mau jadi sopirnya?”
“ya enggak, alah kan remaja sekarang. Dia melamarku”
“hem….”
“hehehehe, reaksimu menunjukan kamu cemburu, tak apalah namanya juga Cinta”
“apaan sih”

          Aku dibuat tak sadar oleh Bagas, benar memang aku yang menyuruh dia untuk memakan kue itu, tapi sikapnya langsung berubah 2700 . Sungguh  jika ini bukan sihir apa dia bisa seperti ini? Aku sungguh dibuat mabuk cinta oleh dia. Bagaimana jika benar benar aku suka sama dia. Tapi, pasti tak akan direstui aku dengan orang tua dan kawan-kawanku. Tapi, bagaimana dengan perasaanku ini.

          Hari demi hari telah terlewati, teman-temanku curiga kepadaku, krena akhir-akhir ini aku selalu pergi sendiri tak bersama mereka. Aku tahu kalau mereka membututi, sebetulnya tiga hari ini aku sudah tak bertemu dengan Bagas dikarenakan dia pulang kampong. Aku hanya sendiri di ujung kelas, sambil duduk menatapi awan. Sungguh bingung aku, bagaimana dengan perasaan yng menggebu-gebu ini, selama satu minggu kemarin aku tak pulang bersama Bagas dikarenakan majikannya sedang sakit dan dia harus antar jemput karena majikannya belum bisa bawa mobil sendiri, akhirnya aku mengalah.

“Cin, loh ada acara gak bentar lagi?” Tanya Grace
“enggak, napa?”
“ikut kita nonton yuk, pasti seru deh”
“ayo, lagian aku juga boring, gimana kalau nonton flm drama aja,”
“teserah, lets go” kata Siska

          Di mobil kami bercanda ria, memang kuakui sudah lama sekali aku tak seperti ini dengan mereka berdua, kami tak terkalahkan, karena pengalaman kami lebih banyak di banding orang-orang lainnya. Sungguh rasanya sangat menyenangkan di banding dengan yang lainnya.

          Dan saat di Mol, ntah salah lihat atau bagaimana? Aku melihat Bagas dengan seorang cewek. Profilnya berbeda sekali saat di sekolah, sekarang gayanya menjadi seorang yang perfect tapi kenapa saat bersamaku dia tidak seperti itu? Dan kenapa hatiku sakit sekali saat melihat dia bergandengan tangan dengan cewek itu?

“Cin, ikut gue!”
“kemana Sis?”
“loe, ngapain kesini? Seharusnya loe itu jadi sopirnya Cinta, bukan malah pacaran” kata Siska ke Bagas
“aku Cuma ngantari majikanku”jawabnya singkat
“dia juga majikanmu?” Tanya cewek itu ke Bagas
“bukan, dia hanya tukang buat rusuh di sekolah”jawab Bagas tegas
“heh, apa loe bilang?”jawab Grace tak terima
“memang kami selalu buat rusuh, tapi pantas kamu bilang kayak gini?”kataku
“Cinta?bukan maksudku, bicara begitu”jawabnya
“ayo kita pulang!”ajakku ke Grace dan Siska
“kenapa, kita yang harus pulang?”Tanya Siska
“Cin? Tunggu”

          Di mobil aku hanya diam, dank arena tak kuat aku nangis. Kedua temanku begitu takut sampai bingung tak karuan. Aku tak bisa berhenti menangis. Sakit rasanya tak bisa bernafas. Sungguh rasanya ingin menangis dengan bebas, tapi tak bisa. Bagaimana aku tak menangis. Aku baru merasakannya kali ini. Dan mungkin ini adalah cinta pertamaku. Ingin rasanya aku bilang ke kedua sahabatku tapi, entah kenapa aku takut kalau mereka marah atau apa. Tapi, sumpah sesak sekali dibuat bernafas.

“Cin, kamu kenapa?” Tanya Grace
“Cin, kamu gak lagi sakit kan?” Tanya Siska
“kita gak mungkin bawa Cinta pulang dalam keadaan seperti ini. Di rumahku sepi, bagaimana kalau dia dibawa ke rumah saja?”
“Ok,Ok. Kecepatan penuh” jawab Siska

          Sampai dirumah Grace, aku mencoba untuk menceritakan semua tapi aku bingung dari mana kumulai. Aku takut mereka bicara ke orang lain, dan semua orang akan membuat Bagas terluka. Tetapi, akhirnya aku mencoba memberanikan diri, aku ceritakan semuanya. Dan mereka mengerti, mereka hanya bisa mendukungku tanpa aka nada kebocoran sedikitpun. Mereka memang adalah sohib yang paling keren yang aku punya. Bagaimana tidak setiap ada masalah mereka yang selalu tahu terlebih dahulu di banding yang lainnya. Kami juga sudah saling kenal selama 12 tahun. Jadi selalu tahu seluk beluk permasalahan.

          Keesokan harinya aku diberi penjelasn oleh Bagas, dan aku mencoba mengerti dia. Hari ini aku sangat sibuk sampai diajak Bagas untuk makan saja aku mengelak. Saat aku menuju kelas Lab Tabog untuk mengambil barang ku yang kemarin sempat ketinggalan disana, aku tak sengaja mendengar ucapan Bagas dengan Temannya.

“bohong, itu semua aku lakukan hanya untuk bazaar kita” suara Bagas
“jadi kamu bersedia melakukan ini hanya untuk kami?”jawab temannya
“hanya sebulan, tapi sepertinya iya ingin cepat-cepat mengahirinya”jawab Bagas
“mengahiri, bagaimana bisa?”jawab teman yang lain
“Ciuman”jawabnya pelan
“jadi jika kalian ingin mengahiri kalian harus berciuman dong?”
“aku hanya menulis seperti apa yang berada di dongeng anak kecil”
“kau sungguh pintar, sungguh bisa membuat orang terpukau”

          Kaget setengah mati aku mendengarnya, aku berlari kearah ujung kelasku di lantai 2 dan segera mencoba untuk menenangkan pikiranku sejenak. Dan tak sengaja atau sadar saat Joe datang untuk menyapaku, aku langsung menangis dipelukannya. Sungguh tak tahan kali ini, sakit sekali. Jujur Joe sangat bertanya-tanya kenapa aku menangis secara tiba-tiba? Tapi, aku hanya diam soalnya jika sampai ada yang tahu aku menangisi kebodohanku, maka mereka tak akan terimanya ke aku melainkan ke Bagas.

“wah,,wah,, cucu direktur ternyata pacarnya Kak Joe, my prince. Wah mereka jadian?” bisik-bisik anak di sekitar kelas
“kau kenapa ? bicara padaku Cinta” jawab Joe dengan nada pelan
“enggak”jawabku
“Cin, loe kenapa?”Tanya Grace menghampiriku
“apaan sih, kok nangis lagi? Loe ya penyebabnya? Loe apakan temanku ini, heh?”Tanya Siska ke Joe
“enag aja”jawab Joe singkat

          Sungguh tak kuat aku, ingin mati rasanya. Akan kuakhiri dengan bayaran saja sudah. Tapi meskipun hanya kebohongan semata, rasanya aku ingin tetap disini sambil menikmati sapa senyum manisnya tiap hari. Aku akan tetap bertahan meskipun semua itu hanya kebohongan semata.

“Cin, loe ini kenapa sih?” Tanya Siska
“gak papa, aku tak pulang duluan ya, sama pacarku”bisikku
“hemm, hati-hati ya!”
“heem”

          Aku ingin melupakan semua, aku hanya berusaha untuk mendapatkan seyum manisnya itu. Tanpa kusadari kali ini dia sudah pulang, lebih cepat dari biasanya. Kata anak Lab KIR, dia sudah di jemput oleh majikanya lima menit barusan. Aku langsung nyusul ke rumah majikannya. Gak tahu gimana dengan sikapku kali ini, entah bagaimana dengan martabat ku di mata nya tapi, setidaknya aku bisa bersamanya ku puas.

          Di luar tampak Bagas bercanda ria dengan anak majikannya itu, dia tampak begitu mesrah dengan anak majikannya itu, aku tak kuat, aku putuskan untuk pulang. Dijalan menuju pulang aku tak bisa menyetir karena pikiranku sedang kacau, akhirnya aku putuskan untuk mampir ke rumah Joe, Joe mencoba menenangkanku.
          Setelah lebih tenang aku melanjutkan perjalananku, dengan sangat minim kecepatanku. Tapi, akhirnya aku sampai. Setelah masuk kerumah aku diam tak terkata, melihat semua nya, barangku disita.

“maafkan papa sayang, papa ditipu oleh rekan bisnis papa. Kita harus tinggalkan rumah”
“apa?” Lemas tak berdaya aku rasanya, pusing aku tak kuat lagi
“BRUUKKK” aku pingsan seketika

          Setelah bangun aku kaget karena aku bukan dikamarku, aku mencoba mencari tahu dimana aku berada? Setelah keluar dari kamar aku baru sadar kalau ini adalah rumah kakekku. Lebih besar dan mewah, tapi dimana orang tuaku?

“sudah bangun, kamu akan tinggal disini sampai papamu kembali sukses. Dan  pasti kamu bertanya dimana orang tuamu? Mereka ke Kalimantan untuk meneruskan bisnis kakek disana” jawab kakekku
“oh, ditinggal lagi ya?”
“tak ada cowok mampir kesini, tak boleh pulang terlambat, dan satu lagi tak boleh ada sms maupun telp yang berdering dirumah ini kecuali itu sangat penting. Semua pesan buat kamu harus melewati kakek dulu, mengerti?”
“iya”

          Tamat sudah aku, bagaimana bisa kau membayar Bagas kalau seperti ini? Aku baru sadar kalau kakek punya restoran cake di tengah kota. Aku akan melamar bekerja disana dan di tempat lain, aku akan mencoba untuk mendapatkan gaji yang memuaskan.

          Setelah meminta ijin ke kakek, aku pun diijinkan hanya saja tak boleh sampai kecapekan.pagi sebelum berangkat sekolah aku mengantarkan Koran dan susu di sekitar kompleks. Setelah itu pulang sekolah harus ke resto untuk menjadi pelayan, jam enam menjadi guru les murid SD. Jam setengah Sembilan baru dapat bisa lebih tenang. Tapi, aku masih punya PR yang harus kukerjakan. Sungguh capek, tapi ini demi Bagas.

“Cinta, kenapa kelihatannya kamu pucat.ayo kita makan!”ajak Bagas
“hem, masa sih, aku lagi diet” aku lagi tak punya uang
“kamugak gemuk kok”
“gak papa, menjaga tubuh saja, itu penting”
“kalau begitu aku makan sendiri,duluan ya!”

          Tapi, ternyata tak terasa lapar juga. Aku mencoba mencari makanan dan akhirnya malah mendapati Bagas bercanda ria dengan teman-temannya. Sungguh senyuman nya akan hilang dalam tiga hari ini. Dan aku harus bisa mendapatkan uang secepatnya.

“selamat datang, silahkan!” aku diam tak berkata, karena tamu ku adalah Bagas dan teman karibnya
“heh, pelayan baru, cepat bawa konsumen ke tempat yang kosong!” omelan bos kepadaku
“kamu, apa yang kamu lakukan disini?” Tanya Bagas kepadaku
“……………………..
BRUUKKK” aku pingsan karena tak kuat menahan malu

          Setelah bangun aku sadar kalau aku sudah di kamarku. Dan aku baru sadar kalau Bagas menemaniku selama aku pingsan.

“sudah bangun, bingung juga mencari lokasi rumahmu. Bekerja di tiga bidang bagamana bisa tak pingsan, kamu tak pernah bekerja sama sekali, dan akhirnya ketahuan dengan cara seperti ini” kata Bagas
“tuh kan dia marah,(jawabku pelan). Aku hanya ingin tetap bersamamu, karena kau sudah suka sama kamu”
“hemmmm, payah sekali hanya ingin bersamaku dengan menggunakan uang”
“tujuan awal memang ingin menaklukan maniak kue dalam perintahku, tapi ternyata aku malah suka sama kamu. Aku gak tahu harus gimana?”
“mungkin aku jenius, tapi,………………(aku telah berciuman). Mungin dengan ini reaksi cinta nya bisa ampuh
“nona, ini kue coklat pesanan anda?” kata pelayanku
“terima kasih”
“buatanmu?”
“iya, cobain deh!”
“akan lebih ampuh dengan coklat ini, karena rasanya enag sekali”
“tapi, tak apa aku kan, lagi tak punya uang?”
“masalah, sebetulnya. Tapi demi cintaku, aku rela untuk kamu, Cinta”

          Akhirnya kami resmi pacaran, kakek pun menyetujui. Dan bazaar disekolah akhirnya kakek yang mensposori untuk kami, hehhe.  

2 komentar:

  1. Ceritax bagus mudah d bayangin, ktikanx ada yg salah 'tendang' tpi 'tending', percakapan terakhir agak sulit d mengerti. Tpi so far so Good ^^

    BalasHapus
  2. Ya mulai bagian mananya yang susah dimengerti?
    kalau masalah tendang menjadi tending itu karena ini ketikan lama ku, sewaktu aku masih mencoba menulis. tapi, itu akan menjadi motivasi bagiku.
    terima kasih buat kritiknya ya hime

    BalasHapus